VOMMENT PLEASE READERS ^^
Author POV
Pagi ini Nana akan meninggalkan kota Seoul dan melanjutkan study di AS. Dia sangat merasa berat hati untuk meninggalkan kota ini. Tapi demi menggapai cita-citanya, dia rela meninggalkan sahabat, teman, keluarganya, terlebih juga MIN YOONGI yang tak lain adalah kekasihnya.
Disisi lain..
Disaat waktu yang sama. Yoongi yang berada dirumah bersama hyungnya merasa bahwa kepalanya sangat sakit. Dia sangat kesakitan hingga ingin membenturkan kepalanya ketembok. Dia tidak bisa menahan rasa sakit itu. Dia menangis dan berteriak sangat keras. Hyungnya sangat kaget mendengar suara Yoongi. Dia segera berlari menuju kamar Yoongi. Yoongi sudah tergeletak di lantai sambil terus memegangi kepalanya. Jin hyung langsung membawa Yoongi ke rumah sakit.
Jin POV
"Ahjussi, bagaimana keadaan Yoongi, adik saya?" Ucapku seraya menangis melihat keadaan dongsaeng kesayanganku itu.
"Sebenarnya Yoongi-ssi terkena kanker otak stadium 4"
"MWO?? Ahjussi bercanda kan?" Ucapku kaget kepada orang yang bisa disebut dokter itu.
"Saya serius, Jin-ssi" Ia adalah dokter yang sering aku datangi untuk sekedar konsultasi, hingga ia menganggap aku dan Yoongi sebagai keponakannya.
"Ahjussi, Yoongi tetapi tetap bisa sembuh kan? Hanya ia yang bisa buat saya tetap semangat untuk hidup" Ucapku dengan tangis terisak yang tak terbendung.
"Saya tidak yakin Jin-ssi, karena sel kankernya sudah hampir menyeluruh dan sudah bersarang lama di kepala Yoongi"
"Ahjussi tolong saya!! Saya akan melakukan apa saja untuk adik saya. Dia harus sembuh Ahjussi!"
"Saya akan membantu adikmu itu semampu saya Jin-ssi"
Saat percakapan itu sedang berlangsung, Yoongi yang tidak sengaja mendengarnya langsung menangis. Aku melihat Yoongi menangis di depan pintu. Aku langsung menghampirinya.
"Yoongi-a apa yang kau lakukan disini?"
"Hyung aku ingin tetap hidup, aku ingin menunggu Nana pulang. Dia sudah berjanji akan kembali dalam 4 tahun. Aku harus sembuh" Baru kali ini aku melihat saudara kandungku yang lebih muda 1 tahun dariku menangis sejadi-jadinya. Aku langsung memeluk adik semata wayangku itu.
"Kau pasti sembuh! Percayalah dengan kata-kataku ini"
"Hyung berjanjilah padaku, untuk tidak memberi tahu tentang keadaanku saat ini kepada Nana, aku tidak mau mengganggunya studi nya"
"Baiklah, apapun demi keinginan dan kebahagiaanmu"
Sejak saat itu Yoongi harus menjalani kemoterapi yang sangat menyakitkan bagi dirinya dan harus ia lakukan demi kesembuhannya.
Skip-
4 tahun kemudian..
Nana POV
Akhirnya aku bisa pulang ke kota ini. Aku merindukan semua yang ada di kota kelahiranku ini. Aku merindukan Yoongi! Aku akan langsung menuju rumahnya.
Setibanya aku di rumah Yoongi, aku langsung menekan bel di depan rumahnya.
Ting tong..
Siapa itu? Batin Jin.
Dia segera ke ruang tamu membuka pintunya.
"Oh Kim Nana? Apakah itu benar-benar kau?" Ucapnya kaget, mungkin karena ia melihat penampilanku yang sedikit berubah.
"Annyeong oppa? Masih ingat denganku? Apa kabar?" Sapaku dengan senyum yang terukir di kedua sudut bibirku.
"Jadi benar itu kau? Ah baik-baik saja. Kau apa kabar?"
"Aku baik-baik saja oppa"
"Kajja masuklah"
Ia mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya, aku langsung melangkah menuju sofa yang terletak di salah satu sudut ruang tamu. Aku langsung ingat dengan tujuan awalku datang ke sini, bertemu Yoongi. Aku langsung memulai percakapan.
"Emm oppa. Yoongi dimana? Mengapa ia belum muncul? Apakah ia masih tidur?"
Jin oppa tidak menjawab pertanyaanku. Ia hanya tertunduk lesu.
"Oppa?"
"Ne?"
"Dimana Yoongi?"
Wajah Jin oppa benar-benar memerah. Dia seperti menahan tangis. Aku mulai khawatir. Aku meminta penjelasan atas semua ini.
"Oppa? Yoongi gwaenchana? Dimana dia? Apa dia sedang kuliah atau kerja? Apa dia di kamar? Bolehkah aku kesana?"
"Nana-ssi sabar lah.."
"Oppa dimana Yoongi hiks??" Aku mulai menangis.
"Dia sudah tidak ada Kim Nana, dia sudah tinggal di sana. Ia sudah bahagia di atas sana"
Deg
Apa aku tidak salah dengar dengan ucapan Jin oppa? Jantungku seperti berhenti berdetak, kakiku lemas, air mataku keluar begitu deras membasahi pipiku.
"Bagaimana bisa?"
"Oppa, apa yang kau bicarakan? Kau bercanda kan? Dia pasti bersembunyi di suatu tempat kan? Dia akan memberiku kejutan kan?" Aku bangun melangkah ke kamar Yoongi dan membuka kamarnya. Tapi yang aku temukan, nihil. Tidak ada siapa-siapa disana.
Aku sudah tidak kuat berjalan. Aku menangis menjadi-jadinya. Lalu Jin oppa menghampiriku.
"Sabarlah Nana-ya. Dia menitipkan ini sebelum dia meninggal"