Eight - Kau atau Aku yang berubah?

305 17 0
                                    

Hari ini sudah memasuki peghujung bulan, ruangan yang ditempati Sihyo masih sama. Hening, sunyi tanpa suara selain suara yang ditimbulkan oleh mesin pendeteksi detakan jantung itu.

Disana Sihyo berbaring. Tubuhnya masih lemas. Muka itu tetap pucat seperti biasa. Tak ada perubahan.

Hari ini tak ada yang menemani gadis kecil itu. Hanya dia sendiri.

Tunggu! Ada yang aneh!

Yah benar, ada yang terjadi. Jemari ramping Sihyo perlahan menunjukkan sebuah pergerakan. Walau sedikit kaku namun itu sudah bisa membuktikan jika kesadaran Sihyo akan kembali.

"Omo! Sepertinya aku harus memanggil uisanim" itu suara seorang perawat, dia baru saja tiba saat hendak memberikan perawatan pada Sihyo dia melihat pergerakan dijemari Sihyo. Lantas perawat itu menekan bel disamping kiri ranjang Sihyo.

.
.
.

Tak berapa lama kemudian, seorang lelaki yang sudah berumur datang keruangan Sihyo. Dengan tindakan tepat. Uisanim langsung memeriksa keadaan Sihyo secara menyeluruh.

Mata Sihyo perlahan mengerjap, menandakan jika sebentar lagi mata itu akan terbuka sepenuhnya.

"Apa keluarga atau kerabatnya tak ada yang datang?" ucap uisanim sembari memperhatikan data perkembangan kesehatan Sihyo.

"Eobseoyo uisanim" hanya itu jawaban dari suster perawat.

"Baiklah. Kurasa keadaannya benar-benar meningkat dengan sangat baik. Sekarang dia sudah sadar" jelas uisanim.

"Ne. Itu benar uisanim"

"Baiklah, aku masih ada urusan lain, aku keluar duluan suster"

Suster perawat itu memberikan hormat pada uisanim dan membiarkan uisanim menjalankan tugas lainnya.

"Nona Ahn, kau sudah pulih. Itu lebih baik, aku senang kau sudah sadar" kata suster itu sambil tersenyum. Setelah dirasa semuanya baik dan aman, suster perawatpun meninggalkan ruangan Sihyo.

Sementara gadis itu masih terbaring tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun.

'Apa Sihyo masih hidup? Apakah Sihyo masih berada di dunia? Dimana Sihyo sekarang?' karena belum bisa berbicara Sihyo hanya berucap dalam hatinya saja.

Tabung infus yang sebelumnya menutupi hidung dan sedikit wajah Sihyo sudah dibuka, Sihyo berusaha bangkit dan mencoba duduk dengan menyandar diujung ranjang.

"Shhh,, arghh!" hanya rintihan yang kekuar darinya. Sihyo memegangi pelipisnya saat sebuah sensasi menyakitkan itu melanda kepalanya. Sepertinya dia belum terlalu membaik.

"Ke-kenapa Sihyo bisa berada disini?" gadis kecil itu masih belum bisa memahami situasi. Wajahnya bak orang linglung yang mengalami amnesia.

Meanwhile

Baekhyun dan Danbi, dua insan dengan suara cempreng melebihi siapapun. Oh jangan lupakan pribadi mereka yang cerewet itu.

Mereka sedang berada du cafetaria, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, aktifitas belajar mengajar sudah usai beberapa jam yang lalu. Kedua sahabat, ani mereka ini lebih baik disebut apa yah? Sahabat? Apakah sahabat ulahnya bertengkar setiap waktu? Rival? Tapi mereka tidak sedang menjadi yang terbaik sekarang. Ah entahlah, terserah kalian mau menyebut mereka berdua apa!

"Jadi benarkah yang kau ceritakan padaku waktu itu?" baekhyun memulai pembicaraan saat danbi tengah asyik menyurut bubble teanya.

"Yang mana?" danbi bingung dengan pertanyaan sakartis dari baekhyun. Namja itu memutar bola matanya malas, merutuki sikap bodoh milik danbi.

This Is Me!!! ( I'm Not Her! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang