Part 3

377 7 0
                                    

ketika jiwa yang ku puja hanya mampu terdiam tak berdaya, saat itulah aku merasa hilang


Seorang pria dengan langkah besarnya menyusuri lorong rumah sakit,dengan tergesa dia berlari mencari seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya,bahkan ia tak merasakan sakit saat tanpa sengaja tubuhnya menabrak orang-orang yang lalu lalang disekitarnya,pandangan aneh dari semua penghuni rumah sakit tak membuat langkahnya terhenti dan tak juga membuatnya merasa terganggu,ali,ya pria tersebut adalah ali,setelah mendapatkan kabar dari orang yang menolong prilly di tempat kecelakaan,tanpa pikir panjang ali langsung menuju rumah sakit tempat dimana prilly di bawa, disinilah dia di RS Al-Akhtsa,salah satu rumah sakit ternama yang berada di daerah Jakarta Pusat (cuma karangan). Jiwanya terbang entah kemana,penampilannya kini menjadi gambaran dari suasana hatinya yang sedang kacau, lihatlah penampilannya seperti orang gila, jas mahalnya entah dia buang kemana,kini hanya menyisakan kemeja putih yang dia gulung di bagian lengannnya,ujung bawah kemeja bagian kanan yang keluar dengan bebas dan ujung bawah bagian kiri masih menyelip di dalam celana kainnya,dan lihatlah dasi yang semula terpasang rapi di lehernya kini sudah tak berbentuk kerapiannya. Bagi ali tidak ada yang lebih penting dari prilly,seperti apa dia,dia tak memperdulikannya yang dia inginkan sekarang adalah mengetahui bagaimana kondisi prilly sekarang.

"Maaf suster,dimana pasien yang baru saja kecelakaan atas nama ibu prilly berada" tanya ali tak sabar setelah melihat seorang suster yang baru keluar dari ruang UGD

Namun, suster tersebut hanya diam dan memperhatikan ali, tepatnya penampilan ali yang sangat berantakan tersebut,ada sedikit keraguan dari sorot mata suster tersebut saat melihat penampilan ali.

"Maaf,apa yang bapak maksud ibu Aprillya Rechta Maya" tanya suster tersebut memastikan

"Iya suster, dimana dia sekarang,bagaimana keadaanya sus, dia baik-baik saja kan?" Tanya ali bertubi yang membuat suster tersebut menghela nafas panjang

"Bapak..."

"Saya suaminya suster" potong ali yang seakan tau apa yang akan di tanyakan oleh suster tersebut,sesaat suster tersebut hanya terdiam yang membuat ali semakin tak sabar ingin bertanya kembali,namum sebelum ali membuka mulutnya, suster tersebut sudah lebih dulu bersuara.

"Bapak tenang dulu, pasien sekarang sedang ditangani oleh dokter di ruang UGD, mengenai sejauh mana kondisi pasien saya tidak bisa menjelaskan,karna nanti dokter sendiri yang akan menjelaskan setelah melakukan beberapa pemeriksaan terhadap pasien" jelas suster tersebut, bukannya suster tersebut tak tau bagaimana kondisi prilly, dia hanya tak ingin mendahului sang dokter,karna bukan kapasitasnya untuk menjelaskan dengan detail bagaimana kondisi pasien kepada keluarganya.

"Lalu kapan saya bisa bicara dengan dokter yang menangani istri saya suster" tanya ali penasaran

"Nanti bapak akan diberitahu jika dokter sudah selesai menangani istri bapak,dan sebaiknya bapak melakukan registrasi terlebih dahulu untuk penanganan lebih lanjut kepada istri bapak, registrasi bisa dilakukan di loby depan,setelah itu nanti bapak bisa langsung ke ruangan dokter untuk bertanya secara langsung bagaimana kondisi istri bapak"

"Baik suster,terimakasih"ucap ali lemas

"Sama-sama pak, kalau begitu saya permisi"pamit suter tersebut yang hanya mendapat anggukan dari ali

***

Setelah melakukan registrasi dan berbagai syarat-syarat untuk penangana lebih lanjut terhadap istrinya, ali dengan tak sabar melangkah menuju ruang dokter Adi,dokter yang menangani prilly, setelah sebelumnya ali mendapat informasi dimana ruangan dokter tersebut dari suster penjaga di loby depan tadi.langkah ali terhenti saat dia telah berada di depan pintu sang dokter, perasaannnya tak menentu, berharap apa yang akan dia dengar nanti tentang istrinya adalah sesuatu yang baik.

Cinta Yang LumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang