Part 4

327 7 1
                                    

Setia, mungkin hanya satu kata itu yang pantas menjadi gelar untuk ali saat ini,bagaimana tidak, dia tetap bertahan dari ujian cintanya dari Tuhan,dengan hanya menggenggam tangan dan menunggu istrinya yang sudah seperti mayat hidup selama kurang lebih 3 tahun ini. Tak sedekit yang menganggapnya bodoh karna masih terus mengharapkan prilly bisa bangun,sedangkan dokter telah putus asa untuk tetap mempertahankan tindakan medisnya untuk prilly,karna memang harapannya sangat kecil bagi prilly untuk kembali.

Bahkan orang tua prilly juga sudah mengikhlaskan jika memang prilly harus pergi,mereka tak ingin melihat prilly menderita lebih lama lagi dengan tetap mempertahankannya. Tak jarang juga mereka selalu berucap pada ali,agar ali bisa melepaskan prilly dan menjalani hidup baru tanpa prilly,karna mereka ingin ali bahagia meskipun tanpa prilly bersamanya,dengan begitu prilly juga pasti akan merasa bahagia,namun dengan tegas ali selalu menolaknya saat itu.

''Mau sampai kapan kamu menyiksa prilly,li? Tanya juwita ibunda prilly setelah mendengar penjelasan dokter adi tentang kondisi prilly di ruangannya tadi,hatinya sangat sakit mengucapkan hal itu,tapi dia harus kuat,meskipun kini air matanya mengalir menghiasi wajah cantiknya meskipun dia sudah berumur,ia harus ikhlas,pandangan kosongnya tak lepas dari prilly yang sedang terbaring tak berdaya.

''Ali tidak pernah menyiksa prilly bunda,ali hanya ingin prilly tetap hidup,apa bunda tidak ingin prilly tetap hidup? Ali yakin prilly akan kembali diantara kita semua bun,percaya sama ali'' ucap ali kekeh dengan pandangan memohonnya kepada juwita

''Ikhlaskan prilly li,seperti bunda dan ayah yang telah mengikhlaskan prilly,lanjutkan hidupmu dan bahagialah meskipun tanpa prilly,bunda yakin prilly juga akan merasa bahagia jika melihatmu bahagia meski tanpanya'' juwita semakin terisak dalam pelukan rizal suaminya yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka,bukan dia tak sedih dan hancur dengan kondisi prilly putri kesayangannya,dia hanya berusaha tegar didepan semua orang,meskipun setiap malam dia menangis dalam diam.

''Hidup ali adalah prilly bunda,dan kebahagiaan ali juga ada pada prilly, jadi jika prilly tak ada,ali tidak akan bahagia dan ali juga pasti akan mati,ali sangat mencintai prilly bun,ali mohon jangan paksa ali buat lepasin prilly,ali tidak akan pernah sanggup'' sebulir air bening mengalir tanpa permisi di pipinya saat ali menyelesaikan kalimat terakhirnya,dadanya sangat sesak dan hatinya juga sangat sakit mengetahui jika tak ada seorang pun yang berpihak padanya,apa salahnya yang hanya ingin istrinya tetap hidup,siapa yang rela jika kita harus kehilangan orang yang amat sangat kita cintai,bahkan orang itu sudah menjadi satu denga hidupnya.

''Bunda tidak sanggup melihat kondisi prilly seperti ini li,biarkan prilly pergi dengan tenang,lihat kondisi prilly li,dia sudah seperti mayat hidup selam kurang lebih 3 tahun ini,tidak ada lagi harapan untuknya,bahkan dokter juga sudah menyerah dengan kondisi prilly,li'' ucap juwita lirih,behunya bergetar seakan menyiratkan kepedihan hatinya,air matanya juga tak pernah surut untuk mengalir membasahi pipinya.

Diem,hanya itu yang bisa ali lakukan mendengar kata2 terakhir ibu mertuanya,pikiranya melayang, rasa takut dan tak rela seakan sudah mengakar di hatinya,ali hanya mampu memandang nanar kondisi istri tercintanya setelah ayah dan bunda mertuanya memutuskan pergi meninggalkannya sendiri dengan perasaan tak menentu.

***
Ceklek

Suara pintu terbuka membuat perhatian ali teralihkan dari prilly,dan kini telah ada seorang wanita dan pria paruh baya yang usianya berkisar 40an sedang berdiri diambang pintu,pandangannya sendu melihat ali yang selama kurang lebih 3 tahun ini seolaah2 tidak ada semangat hidupnya,dia berharap akan ada keajaibah dalam hidup ali. Perlahan mereka mendekati ali yang kini sudah memfokuskan lagi pandangannya pada prilly,genggaman tangannya tak pernah ia lepas,berharap dia bisa menyalurkan energi yang dia punya pada prilly sehingga prilly bisa segera bangun.

"Sayang,bagaimana keadaan prilly? Apa sudah ada perubahan?" tanya wanita itu dengan menyentuh pelan pundak ali

"Belum ma,ali ga tau harus gimana lagi biar prilly bagun,ali kangen"ucap ali parau pada wanita yang tidak lain adalah resti mama ali

"Kamu yang sabar ya sayang,percaya,allah pasti sudah mengatur ini semua,doakan yang terbaik untuk istrimu" nasehat resti pada putra keduanya

Ya,ali adalah anak kedua dari Resti Liliana dan Gabriel Seno Anindito anak pertama mereka perempuan yang tak lain adalah kakak ali,namanya Artha Lexivia Anindito, kini via dan reno putranya sedang berada di Brunei mengikuti Arsel suaminya yang sedang mengurus perusahaan yang ada di sana, ali dan via hanya selisih 2 tahun,setelah via melahirkan reno, dia memutuskan untuk menetap di Brunei. Dan 3 bulan setelah kelahiran anaknya, ali dan prilly memutuskan untuk menikah,namun siapa yang tau takdir,3 bulan pernikahan mereka kejadian naas itu mengubah segalanya, mungkin kini Tuhan sedang menguji cinta mereka dan menyisipkan cerita di balik kisah cinta mereka.

Keheningan seolah menjadi pemimpin diantara mereka,sejak prilly tidur panjang,ali menjadi sosok yang pendiam,hanya bicara jika perlu,tak jarang emosinya keluar jika menyangkut tentang prilly,ketakutan dan penyesalan seolah setia menemani hari2 ali.

"Papa yakin kamu kuat li,jangan menyerah dan teruslah berdoa untuk istrimu" ucap seno ayah ali yang memecah keheningan yang ada di dalam ruangan tersebut

"Iya pa,ali ga akan menyerah untuk prilly, ali juga selalu berdoa biar prilly cepet bangun" ucap ali lirih

"Sayang,kamu cepet bangun ya,kamu ga kangen apa sama aku? Ayo buka mata kamu,liat disini ada mama sama papa,mereka jengukin kamu,kamu ga kangen apa sama mereka,mama sama papa kamu juga besok mau dateng,mereka pasti sedih kalo kamu masih tidur terus" ucap ali bergetar dengan mata yang bekaca2,dengan sekuat tenaga ali menahan air matanya agar tidak menetes,dia tau jika prilly pasti tidak suka jika melihatnya seperti ini.

Dengan lembut ali mengusap pipi chabby prilly yang kini mulai sedikir menirus dengan ibu jarinya, di ciumnya kening prilly lama, ciuman ali turun ke mata,kemudian kehidung dan terakhir ali mencium bibir kering prilly lama, ali seakan tak memperdulikan kedua orang tuanya yang kini sedang melihat apa yang dia lakukan,saat ini yang dia inginkan hanyalah mengungkapkan cintanya melalui ciuman yang ia berikan pada prilly,pertahanan ali kini roboh seiring sentuhan kedua bibir mereka,air mata yang ali tahan sejak tadi,kini lolos dengan mudahnya dari mata ali.
Ali melepas ciumanya saat dia merasakan jari2 prilly bergerak seperti 1 minggu yang lalu.

"Sayang, hei kamu bisa denger aku kan,kamu bisa rasain aku disini kan? Please, buka mata kamu pril,buat aku" ucap ali tak sabar dan terus mencium tangan prilly

"Ali,kamu tenang" pinta seno papa ali

"Ali ga sabar pah,papa liat kan jari prilly gerak2" ucap ali senang dengan senyum menghiasi wajahnya

Prilly hanya mampu menggerakkan jarinya, dan kini perlahan2 mengerjapkan matanya,kesadarannya belum sepenuhnya ada,samar2 yang prilly liat kini perlahan semakin jelas.

"Ali" nama itu lolos pertama kali dari bibir tipisnya.

*****
Cilacap, 15 Maret 2016

Maaf typo,gg bisa bnyak part yg di publish, part nie udah ngendap klamaan soalnya,brubung lgi gg males jdi di publish,update slow ya,soalnya yang baca juga slow.. Hehehe..

Cinta Yang LumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang