"JULIAN!! IH RESE BANGET SIHH!!" Teriak Reiva dari kamarnya.
"Berisik ih Rei!" Balas Julian tak mau kalah.
"Ya abisnya lo iseng banget sih." Teriak Reiva sambil berjalan keluar kamar.
"Biarin sih. Abisnya lo seru kalo lagi diisengin."
"Tapi gue gasuka ih Jul!!"
Ya begitulah aktifitas kebiasaan Julian dan Reiva . Tidak ada yang mau mengalah saat mereka bertengkar. Orang tua mereka masing masing pun juga sudah tau kelakuan mereka seperti apa. Tapi dengan begitu bukan berarti mereka tidak pernah akur. Bahkan saat akur,mereka bersikap layaknya orang yang sedang berpacaran,maka dari itu orangtua mereka lebih suka melihat mereka saat sedang akur. Tetapi mau bagaimana lagi,mereka yang menentukan mau seperti apa. Jadi orang tua mereka hanya bisa pasrah.
Author Pov.
Hari ini adalah hari pertama mereka masuk ke sekolah barunya. Julian dan Reiva,mereka harus 1 sekolah lagi karena ortu mereka yang mewajibkan mereka berdua agar selalu bersama. Jadi bagaimanapun juga mereka harus menururti kemauan ortu mereka masing masing.
"Julian cepetan ih jangan lama lama ntar telat ya ampun.."
"Iyaa..sabar ndoro,ini juga lagi pake sepatu."
"Ya cepetan,jangan lama lama. Lelet banget sih"
"Iya ampun bu ndoro."
Yap. Itu mereka,sekolah bareng,berangkat bareng,bahkan rumah mereka pun bersebelahan. Jadi tidak salah kalau mereka sangat akrab satu sama lain. Mungkin jika orng lain yang melihat kelakuan mereka berdua orng lain akan menganggap kalau mereka musuh bebuyutan. Tetapi berbanding kebalikannya jika mereka sedang akur,orang lain akan mengaggap mereka berdua sudah berpacaran. Namun sayangnya,kejadian yang melibatkan keakuran mereka berdua sangat langka,dan hanya bisa dilihat oleh orang terdekat mereka.
Dimobil Reiva
"Rei,foto yuk. Ntar gue masukin ke Instagram." Ajak Julian
"Lah lah..ada apaan nih,tumben amat seorang Julian ngajakin gue foto bareng??" Ejek Reiva
"Oh gamau? Yaudah sih gapapa gue cu-"
"Idih ngambek. Najis gampang banget ngambeknya,lo kenapa sih woy kayaknya akhir akhir ini lo sering banget ngambek ih. Kayak cewek dah."
"Ya abis lo rese sih,orng mau ngajak foto gaboleh. Kan langka tuh seorang Julian mau ngajakin seorang Reiva foto bareng" ucap Julian bangga.
"Pede banget lo. Iyadeh iya. Ayuk foto bareng deh.." "huu,dasar untung sahabat gue lo. Kalo bukan udh gue pites lo." Ucap Reiva lebih pelan.
"APA REI?! GUE DENGER KOK!! LO NGOMONG APA . TADI GUE DENGER KOK REI." Teriak Julian tak terima.
"Kok denger aja sih lo. Gue kan ngomongnya ga kenceng." Ucap Reiva sambil memanyunkan bibirnya.
"Lah lah,kok cemberut? Iya iya. Gue gadenger kok. Gue pura pura doang tadi ya." Ucap Julian menenangkan Reiva yang hampir nangis.
Reiva memang dikenal sebagai anak yang cengeng di keluarganya. Tapi dia juga bisa bersikap layaknya orng dewasa karena sikapnya.
15 menit kemudian..
................................
a/n
Halooo... gantung ga? Pendek banget yaa?? Maaf yaa.. wkwk. Okesip ini cerita baru aku.. emng rada aneh ya karena kayaknya chapter ini banyakan isinya author semua ya..wkwk gapapa deh. Masih awal ya ga..dan maafkan ya kalau ada typo. Jadi kalo ada yg mau comment pake 'author' atau 'kak' atau 'dek' juga boleh.. gamasalah.
Okedeh ,kalo gitu tungguin chapter Bittersweet selanjutnya.. Byee!!!Jakarta,
26 Januari 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Ficção AdolescentePerasaan seseorang emang gaada yang tau, tapi gimana kalo Julian sendiri yang terang terangan ngomong tentang perasaannya sendiri. But onetime,he change. Dia yang bikin bahagia,tapi dia juga yang bikin Reiva down.