Part 14

42K 1.5K 88
                                    

Brenda membuka pintu kamar Russel, lalu disambut oleh senyuman cantik dari Berry.

"Tante Blendaaaa...." teriak Berry dengan senang.

Brenda lalu berjongkok dan memeluk Berry, "Selamat pagi beautiful. Hemm, Berry belum mandi nih.." ucap Brenda sambil menoel hidung mungil Berry.

Berry menjadi terkekeh geli, sambil menggendong boneka-bonekanya. Ia masih menggunakan piyama tidurnya yang bergambar power puff girl yang mencapai kakinya, rambutnya masih acak-acakan karena baru bangun tidur.

"Aku balu bangun tidul, Bely bawa boneka-boneka, ayo kita main tante." rengek Berry, sambil menggoyang-goyangkan boneka ditangannya.

Brenda menjadi tertawa sambil bangkit dan membuka pintu kamar Russel lebih lebar lagi, "Baiklah, silahkan masuk tuan putri." Brenda mempersilahkan Berry masuk kedalam. Langsung saja Berry berlari masuk dan menaiki ranjang Russel, dan mulai menata boneka-bonekanya.

"Om Lusel mana tante?" tanya Berry sambil melihat kesekeliling kamar.

"Emm, om Russel lagi dikamar mandi sayang." mendadak Brenda menjadi salah tingkah karena mengingat kejadian yang baru terjadi pagi tadi dengan Russel.

"Ayo tante kita main..." ajak Berry dengan bersemangat. Brenda mengikuti permintaan Berry dan mulai bermain boneka.

Dua puluh menit berikutnya Russel keluar dari kamar mandi. Ia lalu melihat kearah ranjang terdapat Brenda yang sedang tertawa riang dengan Berry yang sedang bermain boneka. Russel berdecak kesal melihat pemandangan didepannya. Ia merasa seharusnya ia masih bisa bermesraan dengan Brenda saat ini andai saja Berry tidak mengetuk pintu tadi.

Berry melihat omnya yang baru keluar dari kamar mandi, "Om Lusel look, aku lagi main boneka sama tante Blenda." ucap Berry yang memperlihatkan boneka kearah Russel, lalu kembali fokus kepada boneka-bonekanya. Brenda yang mendengar perkataan Berry langsung menatap Russel yang sedang berdiri didepan pintu kamar mandi. Russel dan Brenda bertatapan, Russel terlihat sangat segar sehabis mandi, namun Brenda melihat raut muka Russel tidak memancarkan perasaan tidak senang. Lalu Russel mencibir dan keluar dari dalam kamar, Brenda menjadi tertawa melihat sikap Russel, ia mengerti mengapa Russel menjadi seperti itu.

**********************

"Berry kamu kemana sih pagi-pagi? Tadi oma nyariin kamu juga." ucap Clara kepada cucunya yang sedang berjalan kearah meja makan bersama Brenda. Sehabis bermain Brenda memutuskan untuk mandi bersama Berry, dan sekarang Berry sudah terlihat cantik.

"Aku tadi main boneka sama tante Blenda. Tadi aku juga mandi baleng sama tante Blenda loh oma..." ucap Berry dengan bersemangat yang sekarang sudah duduk dibangkunya.

Russel menjadi tersedak mendengar ucapan Berry, khususnya ucapan 'mandi bersama Brenda'. Russel berkali-kali terbatuk karena tersedak, Kent hanya menggelengkan kepalanya melihat ulah Russel.

"Wah..wah ada yang kecolongan start nih." ledek Poppy pada kakaknya, yang langsung mengunyah rotinya dengan rasa tidak bersalah.

Russel menjadi mendelik tajam kearah Poppy penuh peringatan, dan Poppy hanya menahan tawanya saja. Sedangkan Brenda hanya menundukan kepalanya karena merasa malu karena ulah adik kakak didepannya itu.

Sedang asik seluruh anggota keluarga menyantap sarapannya, Aston datang membawa telfon dan menyerahkannya kepada Russel.

"Ada apa?" ucap Russel dingin kepada seseorang diujung telfon sana, brenda terus saja memperhatikan Russel dengan diam-diam.

"...................................."

"Untuk apa kamu kesini, Lucy?" ucap Russel. Brenda menjadi kaget mendengar Russel menyebutkan nama itu, nama yang tadi ia lihat dilayar handphone Russel. Russel mendongakan kepalanya dan ia melihat semua orang dimeja makan sedang memperhatikan dirinya. Russel meninggalkan meja makan dan menuju kolam renang.

Rudyard HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang