Part 26

8.8K 472 71
                                    

At Vancouver

Luhan masih terdiam terpaku tatkala ia mendengar kabar tentang kepulangan Sehun ke Korea yang dinilainya sangat mendadak. Atas inisiatif Baekbeom, Luhan diperbolehkan untuk menggunakan kamar hotel milik Sehun sedangkan Baekbeom akan kembali ke kamar hotel yang juga sudah ia pesan sebelumnya, tadinya Baekbeom hanya ingin mengecek ulang kamar Sehun andai saja ada barang namja itu yang tertinggal mengingat betapa terburu-burunya Sehun tadi sebelum Luhan datang.

"Aku akan kembali ke kamarku. Kau istirahat saja dulu disini." Ucap Baekbeom, lelaki itu bangkit berdiri kemudian berjalan menjauhi Luhan yang masih belum bergeming.

"Luhanssi, kamarku berada di sebelah kiri kamar ini. Kalau kau memerlukan sesuatu kau boleh memintanya padaku." Tambah Baekbeom sebelum kakak berbeda ibu dari Byun Baekhyun itu menutup pintu tanpa menunggu jawaban apapun dari Luhan.

Sehun merenung di ruang tunggu VVIP bandara Internasional Vancouver, tiket pesawat yang ia beli tidak bisa membawa Sehun sekarang juga kembali ke Korea. Setidaknya dua jam lamanya ia harus menunggu.

Berkali kali Sehun harus mengatur nafasnya hanya untuk menahan air mata yang mulai memenuhi bola matanya. Satu kedipan saja maka krystal bening itu akan tumpah.

Kenapa rasanya Tuhan sangat tidak adil terhadapnya? Pertanyaan itu terus berputar dikepala seorang Oh Sehun. Untuk kedua kalinya ia mendapat berita paling menyedihkan di hidupnya. Yang pertama ketika Luhan meninggal dunia dan yang kedua Yuura, adik kecilnya sudah dinyatakan meninggal meski alat bantu pernafasan masih melekat di tubuhnya, hanya tinggal menunggu kehadiran Sehun maka semua alat penunjang kehidupan itu akan di cabut, dokter sudah menyerah, menurut analisa mereka terjadi infeksi virus di selaput kepala yuura yang menyebabkan kematian fungsi otak gadis manis itu.

Telepon tiba-tiba dari Appanya membuat jantungnya berhenti sesaat satu jam lalu, ia bahkan lupa mengabari Luhan, berpikira bahwa kemungkinan besar yeoja itu akan khawatirpun tidak. Yang ada dikepalanya adalah penyesalan, bukan karena ia tidak berada disamping Yuura, tapi Sehun menyesali bahwa keinginan Yuura untuk menyaksikan pernikahannya dengan Luhan sepertinya tidak akan bisa terjadi. Yuura, gadis manis yang sangat kuat yang pernah Sehun temui, seseorang yang secara tiba-tiba menjadi adiknya, seseorang yang sudah menjadi sangat penting di kehidupan Sehun. Sehun mengingat perjanjiannya antara dia dan Yuura sebelum Sehun berangkat menuju Vancouver, ia mengingat dengan sangat jelas betapa Yuura mendambakan pernikahannya nanti.

Flashback on

"Oppa, kau akan menjemput eonnie?"

"Hm. Oppa akan berangkat besok pagi."

Yuura tersenyum meski sebenarnya ia kesulitan menggerakan anggota tubuhnya. Ia bersusah payah mencari sesuatu di dalam nakas samping tempat tidurnya. Sehun ingin membantu Yuura tapi gadis muda itu menolak.

"Aku bisa oppa. Aku sanggup" ucap Yuura kesusahan.

"Ah! Dapat!" Seru Yuura senang. Nafasnya terengah engah tanda bahwa ia memang berusaha keras. Sehun, namja itu hanya hisa memandang sendu Yuura. Yuura tersenyum, sebuah senyum ceria walau Sehun yakin ada kesakitan didiri Yuura sunggu berbanding terbalik dengan apa yang Sehun rasakan. Melihat Yuura tegar meski menahan sakit membuatnya merasa malu. Ia malu pernah tidak mengacuhkan Yuura dan hanya tenggelam dengan perasaan sedihnya saja. Sungguh Sehun merasa harus memutar waktu akan itu semua.

"Oppa ini." Yuura menjulurkan tangannya yang memegang sebuah kotak persegi berwarna putih.

Sehun mengangkat satu alisnya. "Apa ini?"

"Ambil saja Oppa." Tangan Yuura gemetar, melihat itu Sehun segera meraih kotak pemberian Yuura.

"Buka" perintah Yuura

Just Love Me (Fanfic EXO/ Hunhan /  Kaisoo /  Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang