Chap 32

4.4K 266 74
                                    

Suara bel pintu kamar mengalihkan perhatian Luhan, dipandangnya benda persegi itu beberapa saat sebelum akhirnya beranjak dari tempat duduknya di samping balkon.

Setiap langkahnya terasa begitu berat, jemari-jemari lentiknya bahkan berkeringat ketika hendak memutar kenop pintu kamar hotelnya meskipun sebenarnya suhu kamarnya cukup rendah. Kini, dihadapan Luhan berdiri sosok yang dua hari ini menghantui hidupnya. Seseorang yang sebetulnya Luhan tolak kehadirannya namun Luhan membutuhkan sesuatu darinya.

"Kriss." Gumam Luhan pelan.

"Kau sudah siap Yixing? Ah! Maksudku Luhan." Ucap Kriss sambil tersenyum lebar.

Luhan memasang wajah tanpa ekspresi, tak ada keinginannya untuk beramah tamah dengan Kriss. Jauh dilubuk hatinya ia enggan untuk bertemu namja tinggi itu. Kata-kata yang dulu pernah ditujukan untuknya masih sangat membekas. Perempuan jalang, adalah kata terhina yang pernah Luhan terima. Hatinya selalu teriris saat ia mengingat semua kenangan itu, betapa dirinya menyingkirkan semua ego dan memilih berada disisi Kriss sebagai bentuk rasa tanggung jawab sekaligus empati dan simpatinya untuk Yixing, kakak perempuannya, namun apa yang ia terima? Tidak ada, keadaan memburuk begitu cepat, walau ia menerima permintaan maaf Kriss kemarin malam, walau mulutnya sudah mengucapkan kata pengampunan itu di depan Kriss, tetap saja ada bagian kecil dihatinya yang berteriak ingin memaki Kriss.

"Luhan?" Ulang Sehun.

"Ya sehun." Jawab Luhan akhirnya.

"Aku ingin mengabarimu kalau aku sudah tiba di Korea."

"Hmm."

"Apa yang terjadi padamu Lu? Kau terdengar lain. Mungkinkah berhubungan dengan Kriss?" Tebak Sehun acak.

"Tidak Sehun. Bukan Kriss. Hanya saja ada yang menjadi pikiranku saat ini." Ucap Luhan.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tentang Baekhyun." Jawab Luhan cepat.

"Kau sudah tahu?"

"Ya. Aku tahu dari Baekbeom."

"Maaf aku lupa memberitahukan padamu. Tenanglah Lu, aku yakin Baekhyun baik-baik saja. Mungkin saja ia hanya kecapaian." Ucap Sehun tanpa tahu kondisi Baekhyun sebenarnya.

"Aku juga berharap demikian." Jawab Luhan sebelum panggilan teleponnya dengan Sehun terputus.

Luhan menarik nafasnya panjang, "Aku sungguh-sungguh berharap ucapanmu itu benar Sehun, dan Baekbeomlah yang salah. Baekhyun hanya kecapaian, ia tidak mungkin memiliki penyakit seperti yang Baekbeom katakan." Gumam Luhan. "Kanker otak, kenapa anak seceria itu?" Tambah Luhan yang kini dibarangi dengan isakan tangis.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengagetkan Luhan, yeoja itu sedari tadi memang berputar dengan pikirannya sendiri, setelah menerima telepon dari Sehun dua jam yang lalu air matanya tak juga berhenti mengalir, Ia mendadak menjadi cengeng, kemana Luhan yang dulu? Entahlah, Luhan sendiripun bingung. Ia bergegas menghapus jejak air matanya dan memeriksa cepat wajahnya di cermin, tanpa memastikan siapa yang menunggunya di balik pintu Luhan membuka pintunya. Mungkin ini adalah tindakan terbodoh yang dia lakukan hari itu karena betapa terkejut dirinya ketika melihat Kriss kini menatapnya senang. Siapa sangka bahwa Luhan mau menerima kehadirannya, itulah yang tadinya Kriss pikirkan.

Luhan hendak menutup pintunya lagi namun gerakannya seperti gerakan lambat yang dengan mudahnya Kriss hentikan.

"Mari kita bicara." Ucap Kriss tegas.

Sekuat tenaga Luhan menahan pintu kamar hotelnya walau pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa tenaganya kalah jauh dengan Kriss. Hanya sekali dorongan, Kriss dengan leluasanya melenggang masuk ke dalam kamar hotel Luhan tanpa beban. Kriss tersenyum puas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Love Me (Fanfic EXO/ Hunhan /  Kaisoo /  Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang