MWL 03

335 4 0
                                    

"Gendis kamu kenapa ? Sakit ?" Aira masuk keruanganku dengan membawa beberapa map. Aku tak jadi mengikuti meeting karena kepalaku terasa sangat pusing. Jadi aku meminta Aira mewakiliku.

Aira ini sahabat sekaligus sekertaris aku disini. Kita berteman sejak kuliah. Aku pertama kali bertemu dengannya seperti bertemu teman lama yang sudah aku tunggu. Dia sangat euh... tak bisa aku jelaskan bagaimana spesialnya dia. Bagiku dia adalah permata yang tersembunyi. Dan menurutku dia yang paling pantas bersanding dengan kak Putra.

"Ye.. Ni anak ditanyain malah bengong kesambet baru tau rasa. Kenapa sih ? Soal perjodohan lagi ?" Dia beringsut duduk disampingku.

"Iaa.. Itu salah satunya. Dan pagi ini bener-bener menguras emosi yang begitu mendalam," jawabku pelan tak berdaya *penulisnya lebay ih*. Ah.. Sial rasa sakitnya semakin berdenyut.

"Benarkah ? Memang apa yang terjadi ? Terus itu kenapa sama kening kamu, merah gitu ?" Aira mulai kepo seperti biasanya.

"Aww..." Jeritku pelan. Aira dengan brutal menekan keningku yang mulai membiru.

Aku memicingkan mata tak suka dengan perbuatannya.

Dia hanya meringis takut.

"Sorry, gak ada niatan kok. Sumpah deh," sesalnya seraya mengangkat 2 jarinya membentuk tanda V.

Aku memutar kedua bola mataku jengah. Walaupun Aira itu spesial, tetap aja kadang dia juga nyebelin.

"Dari pada kamu diem aja mending ambil obat deh buat nyembuhin kening sahabatmu ini," titahku.

Aira mengangguk sambil tersenyum merasa bersalah. Sebenernya dia gak salah apa-apa sih, cuma moodku sedang hancur saja pagi ini.

Belum mencapai pintu aku memanggilnya lagi.

"Gimana dengan hasil rapat tadi ? " Tanyaku sambil mencoba bersandar.

"Ohh.. Itu pak Putra memundurkan rapatnya. Dikarenakan klien kita ada urusan mendadak."

Aku mengerutkan kening. "Kenapa bisa begitu ? Klien yang tak propesional."

Aira mengkedikan kedua bahunya tak tahu lalu beranjak pergi.

Aneh. Sepenting apakah urusan klien itu sampai memundurkan meeting yang sangat penting ini. Bener-bener tak propesional. Aku harus menemui kak Putra. Aku harus membicarakan hal ini.

@@@

Aku memutuskan menelpon kak Putra saja menyuruhnya datang keruanganku dari pada aku keruangannya yang semakin membuat kepalaku pusing. Heran deh, padahal cuma kejedot tiang sampai lemah tak berdaya gini *penulisnya mulai alay lagi.

Aku menutup mataku dan merebahkan kepala kesandaran sofa untuk meredakan sedikit rasa pusingnya.

Samar-samar aku mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali dengan pelan. Lalu terdengar langkah kaki semakin mendekat ke arahku.

Sofa berguncang sedikit menandakan ada seseorang yang duduk di sampingku. Aira. Bau parfumnya sangat khas sekali.

Tiba-tiba keningku terasa sangat dingin. Mungkin Aira mengoleskan salep atau jell atau apalah aku tak berniat mengetahuinya. Aku membiarkanya saja tanpa membuka kedua mataku sampai akhirnya selesai.

"Dis, kamu gak tidur kan ?"

"Hemm" gumamku pelan. Kemudian membuka kedua mataku. Aira sedang membereskan peralatan yang digunakannya tadi.

"Kata pak Putra, sebentar lagi dia akan kesini. Kamu tunggu aja sambil tiduran." ujarnya seraya tersenyum.

Ah, malaikatku.

"Iaa, makasih yah udah obatin ini" aku menunjuk keningku yang sudah ditutupi plester.

"Yaelah Dis, kayak kesiapa aja. We are family, remember ?"

Aku mengangguk.

"Yaudah aku keluar yah, kalau ada sesuatu panggil aja oke" Airin mengedipkan matanya.

Aku tertawa kecil melihat kelakuanya. Dasar.

"Oh iaa, klien kita tadi sempet datang loh. Kita malah akan memulai meetingnya. Tapi kemudian dia menerima telepon entah dari siapa yang membuat raut mukanya berubah. Seperti khawatir atau apalah aku nggak tahu. Kemudian dia membisikan sesuatu kepada pak Putra, trus minta maaf dan berlalu pergi dari ruangan. Kayaknya sih masalahnya gawat banget sampai dia terburu-buru pergi. Gitu deh ceritanya"

Aku semakin bingung. Tapi apa pentingnya aku mengetahui soal ini. Dasar Aira.

Tetapi tetap saja membuatku penasaran. Ugh.. ZBL

@@@

TRIMS
N SELAMAT MALAN

Marriage With(Out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang