1. Mika Celia McKenzie

56 5 5
                                    

Siang ini gue mau keluar rumah soalnya gue bete seperti yang gue bilang gue ga betah dirumah.

"Ekhem!" Papa berdekhem saat gue mau jalan ke pintu luar. Tapi gue acuhkan.
"Mika!!" Panggilnya sambil membentak.
Gue hanya menoleh dan menaikkan sebelah alis gue.
"Mau kemana kamu??!!!" Tanyanya membentak.
"Apa peduli papa? Tumben nanya, dikirain udah lupa punya anak" jawab gue acuh sambil meninggalkannya.
"Mika!! Jaga bicara kamuu!! Papa gapernah lupa sama anak papa!!" Jawabnya masih membentak samar samar karena gue melanjutkan jalan gue keluar rumah. Lalu gue langsung menyalakan mobil gue dan menuju ke kafe langganan gue yang agak jauh dari rumah.

Saat sampai, suasana seperti biasa agak ramai namun damai. Sebagian besar pengunjung disana anak anak abg yang ngumpul ngumpul. Lalu gue duduk di tempat yang biasa gue tempatin yaitu di samping kaca, kedua dari pojok. Lalu tidak lama kemudian hp gue bunyi notifikasi bbm.

From : Netta
Woy! Lo dimana?? Gue mau ngomong!! Di butik ada sedikit kendala!!

To : Netta
Kalo gue ga ga harus kesana lo aja ya yang kesini gue males. Di kafe biasa.

From : Netta
Oke! Gua otw.

Setelah membaca pesan dari Netta, gue menyeruput minuman pesanan gue.
Tidak lama kemudian Netta datang dan langsung menyerocos.

"Lo kemana aja dih??!!! Gue sibuk gilaa di butikkk!!! Bantu donggg!!! Lo mahh malah nyantaiii!!!" Cerocosnya mengganggu suasana damai di kafe.
"Udah?" Respon gue santai.
"Hih" gerutunya singkat.
"Ada kendala apaan dibutik?" Tanya gue sambil mengerutkan kening.
"Ituu, ada pasangan mau fitting tapi ada tiga gaun yang dia request" jelasnya pelan.
"Trus?" Tanya gue.
"Yaa.. Gue butuh lo buat bantu gue buat bajunya"
"Ck, kapan deadlinenya?"
"4 hari lagi"
"Aduh, gue sibukk. Lo aja yaa.. Bos gue lg banyak kerjaan otomatis gue juga lah"
"Yahh masa lo gaada hari kosong sihh.. Nnti sore deh ke butik sebentar aja buat liat rancangannya, soalnya kan kalo besok lo kerjain dan blom tau apa apa tentang rancanganya jadi buang buang waktu.. Yaa?? Yaa?? Pliss Mik"
"Hmm, yaudah deh nnti gue kesana. Oiya, besok kayaknya bisa. Besok stengah 11 gue dateng. Gue duluan ya" gue, sambil ambil tas lalu pergi.

Gue langsung meluncur ke kantor, soalnya sejak tadi Andrew sudah memberi pesan kalo gue harus kesana gara gara ada yang harus diomongin. Ya, Andrew bos gue, kita lebih kayak temen daripada bos-sekretaris.

"Drew, ada apaan?" Tanya gue langsung.
"Yang sopan dong sama gue" protesnya.
"Yailah, udah ada apaansi?"
"Ya seenggaknya hargain gue laah, di kantor nih"
"Ck, ada yang bisa saya bantu pak Andrew?"
"Ah, ganti ganti!! Pak?! Gue masih muda kali"
"Mau lo apa gue tanya?"
"Hehehe, iye elah maap Mik"
"Huft"
"Jadi gini, perusahaan yang udah kerja sama sama kita dan udah berjasa 35% dari perusahaan ini tiba tiba mau mutusin hubungan kerja, karena kata mereka, mereka gasuka sama visi misi kita yang baru dan mereka lebih setuju kalo kita jalanin bisnis dengan visi yang lama. Karena mereka yakin buat nutupin kekurangan kekurangan visi yang lama. Tapi perusahaan lain udah nyetujuin buat revisi kita yang baru.
Aku mengangguk paham. "Hm, tapi bukannya revisi kita bisa lebih baik trus kemungkinan kecil buat perusahaan kita kayak dulu lagi? Apa visi kita buat mereka jadi lebih beresiko?" Jadi perusahaan kami dulu pernah hampir bangkrut, tetapi Andrew saat itu telah mengambil resiko yang besar untuk memperjuangkan perusahaannya. Dan ya, Ia berhasil. Dia pantas untuk diberi penghargaan CEO TER-OPTIMIS.
"Iya betul, emang lebih buat kemungkinan kecil untuk seperti dulu. Tapi kalo soal itu dia ngga ngasih alasan lebih. Kalo soal resiko, emang dia harus lebih mengambil resiko besar. Dan lo tau kan, pak Bram itu orangnya bukan yang optimis optimis gitu, dia gak gampang buat diajak berkompromi kalo ngga terjamin dengan perusahaannya. Jadi menurut lo gimana?"
"Hmm.. Gue jadi penasaran sama pak Bram. Ngga biasanya kita ada masalah sama perusahaan mereka." Hening seketika "Gue pengen ketemu langsung sama pak Bramnya. Menurut lo gimana?"
"Ide bagus kalo lo mau. Lo kan bisa tuh ngerayu om om" ledeknya
"Tai lo, lo kali sama tante tante. Sampe di kemeja lo bau tante tante ada bekas lipstick lagi. Gue mah masih waras gak kayak lo" gue ledek balik sambil keluar ruangannya. Andrew menggerutu keras dan masih terdengar dibalik pintu ruangannya yang tebal.

Modifiers Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang