"Aku suka sama kamu, Zidan"
Hening.
10 detik...
20 detik...
30 detik..."Terus?" mata Zidan masih belum berpaling dari novel yang dibacanya.Dia sama sekali tidak merespon perempuan yang sedang menyatakan cinta kepadanya.
"Yaa, aku cuma mau bilang gitu aja"
Zidan mendongakkan kepalanya dan melihat seorang perempuan berdiri di depannya dengan ekspresi yang sangat terlihat gugup."Oh yaudah" jawabnya singkat.Ia kembali menundukkan kepalanya untuk membaca novelnya.
"Hmm.. Kamu mau ga jadi pacar aku?"
Seketika kepala Zidan terangkat, dan mata hitamnya sedikit melotot ke perempuan yang ada di hadapannya itu."Sorry, gua gak bisa" jawab Zidan.
Perempuan itu lalu berlutut di hadapan Zidan dan menarik tangan Zidan yang sedang menopang dagu untuk ia genggam, dan tentu saja Zidan tidak suka jika tangannya disentuh-sentuh oleh perempuan.Zidan mencoba menarik tangannya dari genggaman perempuan itu, namun genggaman perempuan itu sangat kuat, jika ia paksa tarik ia takut itu akan membuat tangan perempuan itu sakit.
"Please, dan! Terima cinta aku! Aku tahu kamu ga suka sama aku!ga cinta sama aku! Tapi ga ada salahnya kan dan, kalau kita coba dulu aja hubungan kita? Aku yakin kalau kita sering bareng, pasti kamu bakal nyaman sama aku.Hargai aku dan! Aku rela dibilang cewek murahan gara-gara nembak kamu duluan kaya gini,aku rela!" air mata perempuan itu mulai membasahi bola matanya, dan sekarang perempuan itu menangis tersedu-sedu sambil menatap Zidan yang sedang duduk mematung di depannya.
"Afril, gua tahu perasaan lu gimana.Gua juga tahu ga gampang buat perempuan ngumpulin nyali gini buat nembak laki-laki.Tapi kalo lu maksa gua buat jadi pacar lu, maaf gua gabisa.Yang gua takut, nanti lu bakal sakit hati kalo lu tahu kalo gua itu nerima lu karena terpaksa, gua gamau nyakitin perempuan gitu aja.Makasih ya, lu udah berani bilang gini ke gua.Afril perempuan hebat!" Zidan menatap Afril yang menangis karena ucapannya, Zidan memberi senyuman manisnya kepada Afril.Ia tidak tega, sungguh tidak tega.Ia menghapus air mata yang sedari tadi mengalir di pipi Afril.
"Sekarang lu bangun abis itu langsung pulang, bentar lagi hujan loh" kata Zidan, Zidan kembali membaca novelnya yang tadi sempat ia tunda untuk menasehati Afril.Cuek.Iya, dia cuek lagi.
Afril pun berdiri, dan langsung berlari menjauh dari Zidan.Afril berlari menuju kantin, karena tempat dan suasananya adem, jadi menurut Afril inilah tempat kedua yang cocok untuk "menggalau" setelah kamarnya.Ia hanya memesan susu hangat saja.Sambil menunggu pesanannya datang, ia menidurkan kepalanya yang isinya sangat kacau karena kejadian tadi, ke meja di depannya.
"Dek Afril, ini susunya diminimun mumpung masih panas" suara Ibu kantin tersebut mengagetkan Afril yang baru beberapa menit tertidur di meja kantin."Ohh, iyya makasih ya bu, ini uangnya" kata Afril.
Afril bengong.Ia hanya mengaduk-aduk susunya tadi yang ada di sebuah gelas.Tatapannya kosong melihat pot gantung yang ada di sana.Ia mencoba memutar ulang kejadian tadi di kepalanya.Ia semakin pusing.Ia memutuskan untuk pulang sekarang dan melanjutkan "galau"-nya di kamar tercinta.
***
Sesampainya di rumah, Afril menyelinap masuk ke kamarnya, karena ia tahu bahwa mukanya itu sekarang sedang kacau, matanya merah, dan pipinya basah karena habis menangis.
Ia langsung ganti baju, menyiapkan pelajaran untuk esok, mandi, dan tidur.
Pukul 11.00 malam.
Afril terbangun dari tidurnya, ia mengecek handphone-nya yang dari tadi tergeletak terbengkalai di lantai kamarnya.Ada banyak sekali notifikasi.Resiko jadi orang famous, semua socmed rame.Tapi tidak ada satupun notification dari Zidan.Padahal ia sangat berharap kalau Zidan mau merubah keputusannya tadi.Iya berharap.Ia memasangkan earphone ke kedua telinganya.Ia memutar lagu yang asik, bukan yang melow, karena ia tahu kalau ia menangis malam malam, maka matanya akan menjadi aneh ketika bangun pagi.
Pukul 12.00 malam.
Afril masih setia mendengarkan lagu di earphone-nya.Sambil menyelam, minum air.Sambil mendengarkan lagu, sambil stalking semua akun socmed milik Zidan, mulai dari Facebook,Twitter,Instagram,Ask.fm.Afril sudah sering sekali melihat-lihat postingan dari Zidan, tapi ia tak pernah bosan.Namanya juga suka.@Zidan_oct
"But watching you stand alone, all of my doubt suddenly goes away somehow."
19 : 02 . 10 Jan 16Dia? Siapa dia? Apa zidan menyukai perempuan lain? Apa itu alasan sebenarnya Zidan menolak gue? Ah, sudahlah mungkin gue emang harus mulai menjauh dari Zidan.Mungkin gue harus segera move on dari Zidan.Iya, gue harus move on!.Gue akan minta bantuan Shilla.Ah engga deh, tahu apa Shilla tentang cinta? Yang ada dipikirannya hanya novel,novel,novel saja.Lebih baik gue simpan sendiri masalah gue ini, dan sekarang saatnya gue tidur.Batin Afril di dalam hatinya, dan Afril pun tertidur nyenyak dengan tangannya yang masih menggengggam handphone-nya itu.
-------------------------
Haloo, jangan lupa vote+comentnyaa yaa^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me?
Random"Tidak ada cinta yang bisa dipaksakan.Karena cinta harus dibalas dengan cinta, bukan dengan keterpaksaan" -ZidaneOct. ...... Zidane Oct : Laki-Laki putih, tinggi, mancung, memiliki mata hitam pekat, apalagi ia seoarang multitalent yang membuat semua...