2

102 14 3
                                    

Pukul 5.00 pagi.
Afril terbangun, entah kenapa ia bangun pagi, padahal tadi malam ia sempat tidak tidur beberapa jam.Afril menengok handphone-nya, mati, mungkin baterainya habis.Lalu ia membereskan tempat tidurnya, kemudian mandi, dandan, lalu sarapan pagi.

Afril menuruni tangga dan menuju ke meja makan untuk sarapan.Aneh, tidak ada siapapun di rumah Afril, hanya ada secarik kertas yang ditempel di atas meja makan.

Afril, ibu sama ayah pergi ke Manado sebentar, mungkin cuma 1 minggu.Nenekmu sakit, tadinya ibu mau ngajak kamu, tapi kan bentar lagi kamu UAS, jadi nanti takutnya kamu ketinggalan pelajaran.Kalau mau makan, bikin sendiri yaa, kan kamu udah dewasa, atau gak kamu beli sendiri ya nak.

Afril mendengus kesal membaca surat itu.Tapi, disamping itu hatinya senang karena ia bisa bebas melakukan apa saja dirumahnya, selama itu engga macem-macem.

Afril menggigit roti yang pernah ia beli kemarin di supermarket.Lalu ia pergi menuju kamarnya lagi di atas, ia akan memakannya di sana.

Kira-kira siapa yaa yang dimaksud Zidan di tweet-nya? Beruntung banget sih bisa disukain Zidan.Pasti kalo Zidan nembak orang itu, bakal diterima.Iyalah, siapa sih yang mau nolak Zidan yang sempurna itu? gumam Afril yang sedang makan roti di depan kaca lemarinya.Ia memutar-mutar badannya, menurutnya ia terlihat sempurna dengan tubuh yang ramping dan tinggi, tapi mengapa Zidan tidak mau menerimanya?.

Sudah jam 6 pagi, Afril sudah siap berangkat ke sekolah, tidak pernah ia pergi berangkat ke sekolah sepagi ini.Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja ke sekolah, sambil mengulur-ulur waktu.

Ia berjalan sendirian.Udaranya masih sejuk, ia berjalan santai.Sepanjang jalan, banyak laki-laki sebayanya yang melihat ke arahnya.Ya, gimana mereka tidak tertarik melihat siswi berbadan ideal, kulit putih, dan mengenakan seragam sekolahnya yang selutut dan itu membuat badannya semakin terlihat 'indah'.Tapi afril tidak memperdulikan mereka.Sambil berjalan, ia menyetel lagu melalui earphone-nya.

Puk.. Puk..
Seseorang menepuk bahunya, Afril menoleh ke belakang.Ternyata Shilla yang menepuk bahunya, Shilla sudah berpakaian rapi dengan seragam yang sama dengannya.

"Eaaa, sendirian aja" Shilla menyenggol bahu Afril dengan bahunya.Afril tertawa kecil.

"Lo berangkat jam segini? Pagi amat" tanya Afril, sambil melepaskan earphone-nya dari telinganya.

"Yeeh, biasanya juga jam segini kalii" jawab Shilla."Lo sendiri, tumben amat jam segini udah berangkat, jalan lagi.Lo diet? Yaelaah, badan lo udah cungkring gitu masih mau diet?".

"Sotoy dah, engga elah ini lagi rajin aja berangkat pagi" jawab Afril singkat."Eh udah ya, gausah ngobrol gue mau dengerin lagu dulu" tanpa mendengar persetujuan Shilla, Afril langsung memasangkan kembali earphone-nya itu ke kedua telinganya.

"Ada temen bukannya buat jadi temen ngobrol" Shilla mengomel kecil, ia juga ikut memasang earphone miliknya ke kedua telinganya.

***

Mereka berdua pun sampai di sekolah.

"Gilaaa sepi banget!! Enak kali yaa kalo sekolah sepinya kaya gini" Afril berteriak karena ia baru tahu kalau sekolahnya itu sangat sepi kalau pagi-pagi.

"Yaelahh, biasa aja kalii, tiap pagi juga gini terus suasananya.Makanya, berangkat tuh pagi jangan siang-siang" kata Shilla."Udah ayo buruan ke kelas, mumpung masih pagi jadi ac-nya masih dingin" Shilla pun berlari meninggalkan sahabatnya itu.Ia ingin cepat-cepat berada di kelas yang dingin dan sepi agar ia bisa tenang membaca novel miliknya, sedangkan Afril, ia sedang berlari tergopoh-gopoh mengejar Shilla.

Shilla sampai duluan di kelas.Ia langsung menaruh tasnya di bangkunya dan duduk lalu membaca novel miliknya.

Gubrakk...
Suara pintu terbanting itu mengagetkan Shilla.Ternyata Afril yang mendorong pintu tersebut.Afril mendekati Shilla dengan wajahnya yang penuh cucuran air keringat.

"Ehh tau engga? Masa tadi gue.....
Afril berlari tergopoh-gopoh mengejar Shilla yang sudah berada di depan kelas.Ia tidak melihat kemana-mana, ia hanya fokus berlari.Tiba-tiba... Gubraakkk!!! Seseorang tak sengaja tertabrak oleh Afril.Sepertinya, ia kesakitan.Laki-laki itu pun bangun dan meminta maaf kepada Afril."Maaf yaa maaf, gue ga sengaja tadi, gue engga liat lo, maaf yaa" kata laki-laki tersebut, Afril masih merapikan baju dan rambutnya yang sedikit berantakan."Nama gue Vico" laki-laki yang katanya namanya Vico itu mengulurkan tangannya untuk mengajak Afril berjabat tangan."Iya, gapapa kok, gue Afril, salam kenal" mereka berdua berjabat tangan.Dan tanpa pamit, Afril meninggalkan Vico untuk melanjutkan mengejar Shilla yang sudah pasti sudah berada di dalam kelas.
"Cowonyaaa culun banget tau Shill, iihh gue jijik deh kayanya sama dia, kacamatanya aneh lagi" Afril bercerita panjang lebar dengan ekspresi wajahnya yang terlihat seperti orang yang baru saja bertemu orang gila.

"Geer banget sihh lo, belum tentu dia suka sama lu kalii" jawab Shilla cuek sambil membaca novelnya."Waah, jangan-jangan lu kali yang suka sama diaa hahaha" Shilla tertawa terbahak-bahak meledek sahabatnya itu.

"Idihh ogah deh sama cowok kaya gitu" Afril tergeli-geli membayangkan wajah Vico.

"Awas aja kalo gue denger lo suka sama dia" Shilla mengepalkan tangannya di depan muka Afril seakan-akan ia akan menonjoknya.

***

Satu-per satu murid lain berdatangan hingga semuanya telah tiba di kelas dan bel masuk pun berdering.

--------------------

Vote+Comment yyaaa☺😊

Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang