two
Hanny Fiona: esther, bisa gak jemput gue di bandara?
Esther Maurete: im sorry i cant. gue lg ngedate sama nino
Hanny Fiona: jadi lo rela ngebiarin sepupu lo membusuk di bandara?
Esther Maurete: w h y n o t
Hanny Fiona: ok fine.
Esther Maurete: FOR GODNESS SAKE HANNY LO GANGGU HARI MINGGU ORANG AJA SIH
Hanny Fiona: gate 5a, jam 11.20 mwah
Hanny langsung memasukkan ponselnya ke dalam clutch nya dan naik ke pesawat. Kepulangannya kali ini ke Jakarta di landasi oleh tugas-tugasnya yang menumpuk dan uts yang sudah di depan mata. Tidak ada alasan lain. Jika tidak ada itu semua, Hanny rela tinggal di London bersama kakaknya, Andrew.
***
Siang itu cukup berawan. Hampir sebagian penduduk kota Jakarta ini tidak memperdulikan hal tersebut. Mereka masih terus beraktivitas seperti biasanya.
"Do! Lo udah bilang mau ke kantor Papa?" Tanya lelaki yang menggunakan setelan jas dengan rambutnya yang disisir dengan rapih.
"Ngapain pake izin, gue anaknya ini."
"Aldo! Pake sopan santun dong."
"Astaga, Aldiaz. Gue udah izin kok sama Mas Gilang buat ketemu Papa." Aldo nama cowok itu langsung menghampiri kakaknya, Aldiaz yang tidak henti mengikutinya sejak dari lobby tadi.
"Bilang kek sama gue."
Aldo hanya menggidikan bahunya lalu berjalan ke lift dan menekan angka 26.
"Pagi, Mas Gilang. Papa ada kan?"
"Ada kok, Do. Masuk aja."
Aldo mengacungkan jempolnya dan langsung masuk ke dalam ruangan Papa nya.
"Kamu urus aja yang di Bandung, kira-kira lusa nanti saya cek. Untuk sekarang ini saya gak bisa, karena.. ya itu dia, meeting kali ini sangat penting. Kamu bisa kan urus sendiri?"
Arza, Papa Aldo yang menyadari kedatangan anaknya langsung mengisyaratkan satu jarinya tanda tunggu. Aldo mengangguk paham dan langsung merebahkan dirinya di sofa.
"Oke oke, yaudah lusa saya ke resort. Kamu nanti coba hubungin Pak Evan aja, nanti dia yang urus logistiknya. Iya, oke."
Arza langsung memutuskan sambungan telfonnya dan duduk di kursinya.
"Tumben kamu kesini."
"Mau main aja Aldo."
"Yang bener? Biasanya kamu ke ruangannya Aldiaz, bukan ke ruangan Papa."
"Aldiaz lagi rese akhir-akhir ini."
"Kalian berdua emang sama aja kan." Arza membuka koran di hadapannya. "Sebenarnya kamu ini nyamperin Papa ada apa? Papa ada meeting 15 menit lagi. Jadi kalo ada yang pengen kamu omongin, dari sekarang."
Aldo yang mendengarnya langsung beranjak dari sofa dan menghadap ke Arza. "Aldo mau minta izin malem minggu nanti temen-temen Aldo mau kerumah. Kayak main ps, nginep gitu doang sih."
"Terus?"
"Boleh gak pinjem lapangan belakang buat futsal?"
"Lah kamu gimana, kan ada proyek Papa disana belum kelar. Lagipula mulai senin kamu udah masuk kesekolah yang baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan dan Nona Kesepian
Teen FictionAldo Hadiutama, lelaki yang sempurna. Tubuh atletis, wajah tampan, populer, kaya raya, tetapi punya gengsi yang tidak terkalahkan. Si kapten futsal yang memiliki dua wajah yang berbeda, di depan keluarga dengan sejuta senyuman palsu dan cuek, dingin...