Baiz&4Sekawan

28 5 1
                                    

Vico POV
Saat gw sedang bingung mau kemana, randy mengajak gw buat makan di the stone cafe, tanpa ragu gw mengiyakan ajakan randy. Gw langsung mengemudi cepat mengarah the stone cafe, yah seperti biasa jalanan di dago pun macet.

Sesampainya gw di the stone cafe gw langsung berjumpa 2 orang sahabatku, yaitu haikal dan ndo. Mereka adalah sahabat gw dari sd ada satu lagi yaitu randy. Kita sering di sebut sebagai 4sekawan, lucukan. Wkwkwk

Saat gw dan ke dua sahabat gw memasuki cafe tersebut sambil, mencari dimana tempat duduk randy berada, mata gw langsung tertuju kepada seseorang yang gw rasa gw mengenalinya.

Mata gw tertuju kepada Quinsha, dia adalah seorang gadis yang pinter, mudah bergaul, baik hati dan tidak sombong, mata gw tidak bisa berhenti melihat ke arahnya.

"Eh vic ayo, kok lo mala ngelamun sih" ucap ndo sambil menepuk pundak vico
"Eh iya maaf maaf " jawab gw sambil terkaget
"Liatin siapasih lo, serius amat kayanya" tanya heran haikal sambil tertawa kecil kepada vico
"Hah engga,engga"sambil mendorong 2 sahabatku menuju meja randy

Gw berjalan menuju meja randy, perasaan gw sangat senang, ternyata ada quinsha disini. Gw duduk di depan quinsha persis.

Tak lama setelah gw duduk, seorang pelayan memberikan buku menu kepada kami. Gwpun langsung memesan makanan dan minuman yang selalu gw pesan jika berada di cafe ini.

Sambil menunggu makanan tiba kita berbincang-bincang. Gw ingin sekali mengajak quinsha berbincang, tapi kenapa gw malu.

Akhirnya makanan pun datang, kita semua langsung menghabiskannya tanpa sisa. Selesai kita makan, kita lanjut berbincang dan ada yang foto-foto.

Setelah semua itu kita memutuskan meninggalkan cafe itu, dan mencari tempat selanjutnya.

"Eh mau kemana nih abis ini?" Tanya ndo kepada yang lain
"Jangan pulang dong!" Ucap marsha kepada yang lain
"Terus mau kemana?" Tanyaku kepada semua teman ku
"Bagaimana kita ke rumah quinsha" saran yang keluar dari bibir via
"Iyaa kita kerumah quinsha ajaa gimana?" Ucap haikal sambil menatap mata kita satu-satu
"Boleh-boleh" ucapan serentaknya marsha dana fisha
"Gimana quin boleh gak kita ke rumah lo?" Tanya gw kepada quinsha
"Ya boleh tentunya" jawab quinsha sambil tersenyum manis

Gw suka sekali senyuman manis quinsha, rasanya sangat adem jika gw melihatnya.

Cewe-cewe yang lain langsung menentukan ingin ikut mobil siapa.
MARSHA & RANDY
VIA & NDO
FISHA & HAIKAL
Dan tinggal satu lagi, si wanita manis itu tidak menyebutkan dirinya ingin dengan siapa, dia hanya terdiam. Mungkin quinsha malu.

Gw pun langsung menawarkan quinsha untuk ikut mobil gw. Yah gw pun juga takut quinsha menolak ajakan gw, tapi gak siasia quinsha mengiyakan ajakan gw tersebut.

Gw langsung mengandeng tangannya yang lembut itu, dan menuntunya ke mobil gw. Yah bukan berarti ingin modus tapi jalanan disana menurun dan sangat licin karena hujan baru saja berhenti.

Di mobil BMW seri 325i berwarna hitam ini, gw dan quinsha duduk, senang sekali untuk pertama kalinya gw berduan dengan quinsha, biasanya selalu saja ada yang mengintilkan kita.

Ya pasti kalian sudah bisa menebak, ya benar sekali gw suka sama quinsha, bahkan sebelum gw jadian sama fisha, gw sudah lebih dahulu menempatkan hati gw kepada quinsha, tapi gw tak berani mengucapkan perasan gw ke quinsha sampai detik ini.

Di selama perjalanan gw dan quinsha mendengarkan lagu dari ipod yang di sambungkan ke kabel aux. sesekali kita menyanyikan lirik lagunya, dan sesekali kita tertawa karena kita salah menyanyikan lirik tersebut.

Gw juga sempat menanyakan apakah quinsha lagi suka dengan seseorang, tapi dia menjawab tidak lagi suka siapa siapa.

Ya gw pikir, gw bisa menjadikan quinsha sebagai gebetan gw, toh dia juga lagi tidak suka siapa-siapa. Tapi gw teringat perkataan via, bahwa quinsha buka tipe orang yang suka pacaran dengan mantan pacar sahabatnya dia sendiri, jangankan sahabat, temen tak dekatpun dia berusaha menolak untuk dekat, walau quinsha pun suka dengan laki-laki itu.
Quinsha memang baik sekali, dia sangat menjaga perasaan orang-orang di sekitarnya, dia sering sekali meminta maaf setelah dia berbicara, yang menurut kita biasa saja, tetapi menurut dia itu sudah kelewatan. Dia memang berlebih, dia merelekan perasaannya kepada seseorang, cuma karena dia tak mau menaruh perasaan lebih, kepada lelaki yang sudah pernah memiliki hubungan dengan orang di sekitarnya.

Aku menyembunyikan perasaan gw ini, gw tak mau ada seorangpun yang tau tentang perasaan gw ke quinsha ini. Karena gw gak mau membuat hubungan gw dan quinsha menjadi menjauh hanya karena gw menaru perasaan terhadap quinsha.

Gw yakin fisha sudah merelakan jika gw berpacaran dengan quinsha, karena fisha sering kali membercandakan gw dan quinsha, fisha sering sekali bilang bahwa gw dan quinsha bentar lagi pacaran.
"Paling bentar lagi vico sama quinsha pacaran" ucap fisha sambil tertawa sedikit
"apasih fish gak mungkinlah" ucap quinsha sambil memasang muka bete

Gw langsung merasa seakan-akan ada pedang tajam menusuk dada gw, setiap kali quinsha bilang "apasih fish gak mungkinlah" apa gw gak ada harapan lagi untuk memiliki hubungan dengan quinsha sedih hati ini.

Quinsha banyak di sekuai lelaki di sekolahku, tapi dia sangat memilih sama siapa dia akan memiliki hubungan, karena dia sangat hati-hati untuk menaruh perasaan, dia cuma ingin sama yang serius, karena setau gw dia pernah lama berpacaran , tetapi ujung-ujungnya cuma sakit yang ia dapat.





HALLO MAAFYAH AKU BARU LANJUT NIH PART 3nya dan semoga part 4 akan segera nyusul yah, AKU BERHARAP KALIAN SUKA SAMA CERITAKU DAN JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT OKAY. Enjoy for your life

ALL ABOUT LOVEWhere stories live. Discover now