halo semuaa, lama ga update ya.
sibuk sih *sok sibuk mode on*
hayuk lah lanjutt,
➖➖➖➖Pagi itu, Chesta sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia berdiri di depan rumah untuk menunggu Agra menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama.
Tak lama, Chesta melihat Nissan Juke putih berhenti di depan pagar rumahnya. Ia pun segera masuk ke mobil itu.
"Pagi, Chesta Zailey Nagisa." sapa sang pengemudi mobil.
"Pagi juga, Agra Mahardika." balas Chesta ceria dengan cengiran lebar di wajahnya.
"Seneng banget kayaknya, tau deh yang mau mulai cari gebetan." cibir Agra
"apa sih, ga jelas" jawab Chesta sambil mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
➖➖➖➖
Sesampainya di kelas, Chesta dan Agra memilih duduk di pojok belakang kelas–yang menurut mereka aman untuk tidur."Saik, pagi-pagi mukanya cerah bener neng," celetuk Tamara sambil mencolek pipi Chesta.
"Tau tuh Tam, yang katanya pengen punya pacar," ledek Agra.
"Masa sih, Gra? yaudah sama lo aja, kalian cocok tau, unyu gitu kalo bareng-bareng," usul Tamara.
"Ya kalo gak suka mau gimana lagi." Jawab Chesta dan Agra bersamaan.
"Saik, bisa barengan begitu, beneran jodoh kan tuh," ucap Tamara dengan mata berbinar.
"Apa sih, dari tadi saik-saik mulu ngomongnya." protes Chesta
"Brisik deh, itu Bu Yeni mau masuk," Kata Agra yang membuat kedua sahabatnya itu menutup mulut.
Pelajaran matematika pun berjalan seperti biasa, dengan guru yang suaranya sangat pelan, sehingga terdengar seperti lullaby bagi siswa 11 ipa 2–kelas Chesta.
"Anjrit, ini pelajaran matematika apa sesi dongeng sih, bikin ngantuk tapi gak boleh tidur. Kalo tidur terus dikeluarin dari kelas sih gapapa, bisa ke kantin, lah ini nanti suruh bersihin kamar mandi. Bete banget dih," gerutu Agra panjang lebar.
"lo curhat, Gra? Udah sih, nikmatin aja, SMA cuma 3 tahun ini kok. Sekarang mungkin lo bosen, 2 atau 3 tahun lagi mungkin lo kangen sama Bu Yeni," sahut Chesta yang mulai jengah dengan sesi curhat colongan Agra Mahardika yang panjangnya setara kereta api.
"Gimana gue gak bosen, Ce. Suaranya aja kaya kentutnya Ava." jawab Agra.
Chesta hampir menyemburkan tawanya ketika mendengar nama Ava disebut. fyi, Ava itu kucing kesayangan Agra, warna dan gendutnya mirip dengan Garfield, bahkan sering disebut Garfield kw dua. Duh, kenapa bahas Ava sih.
➖➖➖➖
Bel pulang yang ditunggu pun akhirnya berbunyi. Siswa-siswa SMA Rinjani pun berhamburan keluar kelas."Ce, lo pulang duluan aja ya, gue habis ini latihan band di ruang musik, kalo di tungguin takut lama, terus lo bosen"
"Oh, yaudah gapapa, duluan ya, Gra"
"Oke, ati-ati, Ce. nanti kalo ada apa-apa telfon gue aja." ucap Agra sambil menepuk puncak kepala Chesta.
"Sipp, bye Gra." balas Chesta sambil berjalan dan memasang cengiran lebarnya.
Chesta melangkah keluar dari sekolah dan menuju halte dekat sekolahnya itu. Di halte, ada satu cowok yang menggunakan seragam dan badge yang sama dengan Chesta. Dia melemparkan senyum ke Chesta.
manis, batin chesta.
"Hai, SMA Rinjani juga?" tanya cowok itu ramah.
"Iya," jawab Chesta.
"Kelas sebelas ya? yang biasanya sama Agra itu bukan?"
"Iya kak, kakak kenal Agra?"
"Agra temen futsal gue dulu, waktu gue kelas sebelas. oiya, panggil Vegard aja, gausah pake 'kak'" jawab cowok itu sambil tersenyum manis—lagi.
"I-iya ka–eh, Vegard"
nih cowok kenapa dari tadi senyam-senyum aja sih, manis banget pula. bikin salting.
"Eh, itu udah ada bus. Lo naik itu juga bukan?" tanya Vegard.
"engg– eh iya, Ve."
"yaudah yuk, bareng."
Mereka menaiki bus itu bersama. Dan untungnya, bus itu tidak terlalu sesak, sehingga mereka dapat memilih tempat duduk yang nyaman.
"ehm, nama lo siapa sih? gue lupa. Emm, cinta? Chita? apasih gue lupa" tanya Vegard sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
Chesta tersenyum geli melihat kakak kelasnya itu kesulitan mengingat namanya. "Chesta, kak"
"Oh iya, Chesta. Aduh sorry ya gue emang susah ngafalin nama orang" kata Vegard dengan cengiran bodoh terpampang di wajahnya.
Chesta pun hanya menanggapi seperti biasa, mengangguk dan tersenyum.
Duh, kenapa unyu banget sih ni orang, bikin gue gugup-gugup bego kaya gini, minta di cubit nih. Batin Chesta sembari menutupi pipinya yang merona.
Tak lama, bus sampai di depan kompleks Chesta. ia pun berbasa-basi dengan Vegard dan turun dari bus tersebut.
Sembari berjalan sampai ke rumahnya, Chesta mengirim LINE ke Agra.
Chesta Zailey : Gra, nanti sore ke rumah gue yak ;)
Chesta kembali fokus berjalan. Tiba-tiba, bayangan senyum Vegard yang manis–menurut Chesta– menari-nari di pikiran Chesta, membuat sensasi aneh di perut Chesta.
ah, yakali pertama ketemu langsung suka gitu aja, gak mungkin. Paling cuma kagum. Pikir Chesta meyakinkan diri sendiri.
➖➖➖➖Sedikit ya? maaf deh.
Sorry juga kalo ada typo(s) bertebaran dimana-mana, sama penggunaan huruf kapital yang salah. Ini ngetik pake hape soalnya :(btw, itu cast-nya Agra Shawn Mendes aja yaa, ok kan? ok ya? ok doong?
udah deh, capek hayati.salam shawn, xx
Amazingwinter :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chesta
Ficção AdolescenteBanyak hal yang ingin Chesta lakukan di dunia ini. Tapi, Satu hal yang paling jelas. Gadis itu ingin memutar kembali waktu, Saat semuanya masih baik-baik saja.