1 - uh genit!

10.2K 652 5
                                    

Rasa kagum akan kekasihnya ini tak henti-hentinya menyergap iqbaal. Lari ke wanita lain dalam 5 tahun ini tidak pernah ia lakukan. Perasaannya kepada gadis yang tertidur didepannya saat ini, adalah perasaan abadi yang timbul karena rasa cinta iqbaal yang amat sangat besar.

Ia tersenyum mengingat 7 bulan lagi pernikahannya akan segera dilaksanakan. Itupun tanpa sorotan publik.

Ia kembali tersenyum saat ia memikirkan hal yang ia lakukan setelah ia resmi bersanding dengan gadisnya. Mungkin, menyergapnya dan membuai dengan desahan manis pada malam terindahnya nanti.

Menciptakan beberapa bidadari kecil dari surga, dan pangeran-pangeran berwajah diatas standard. Dan suara tangisan karena rasa lapar dipagi hari yang akan membangunkannya nanti. Hah, belum menikah pun pikirannya sudah memikirkan sesuatu yang sangat gila.

Apapun yang terjadi, jalan keduanya akan tetap menjadi satu. Bagaimanapun, (namakamu) adalah hidupnya. Sebagai matahari untuk Menyinari jalannya, sebagai pohon untuk tempat bersandarnya, sebagai udara yakni sumber bernafasnya, sebagai rumah yang kokoh untuk tempat berlindungnya dari masalah masalah yang menghalangi jalannya. Sebagai Dokter untuk menyembuhkan rasa sakit masa lalu yang kelam. Dan tak lupa
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebagai ibu untuk anak-anaknya nanti.

Sungguh perempuan yang sempurna. iqbaal patut bersyukur karena mendapatkannya.
Perjuangannya di bangku SMA sangatlah sulit. Ingin mengulanginya seperti memutar roll film dan meng-crop bagian yang mengiris hati.

Cukup percaya satu sama lain, bahwa mereka berdua adalah tameng. I mean, Iqbaal tameng untuk (namakamu) dan
Begitupun sebaliknya.

Selebaran- selebaran kisah hidup mulai ditulis kembali. Nafas berderu riang sekali. Ingin membawa perempuan dihadapannya ini ke surga. Surga mereka berdua. Dalam satu atap emas.

Yang jika kejatuhan tai akan tetap berharga.

Ia rela melakukan apapun. Ya, apapun itu. Asalkan gadisnya senang. Bahagia. Dan jauh dari kata sengsara.

'Nghh'

Lenguhan lemas itu menyadarkan imajinasinya.
***

Iqbaal mengusap dahiku dengan lembut, menyambutku dengan senyum indah yang terlukis di bibirnya.
Memberikan motivasi kepada ku agar tubuhku kembali segar. Pasalnya, tubuhku mendadak panas dengan suhu tubuh tinggi. Yang mengakibatkan, kencan kita batal hari ini dan memutar balik mobil karena aku mimisan hebat. Setelah itu aku gak tau apa yang terjadi.

"Hei, kamu udah bangun?"
Aku hanya mengangguk.

Iqbaal meraih gelas pada nakas disebelah ranjang. Berjalan keluar dan kembali lagi dengan membawa gelas berisi air putih. Kemudian membantuku untuk duduk dan menyodorkannya didepan mulut ku.

"Minum dulu."
Aku meneguknya sampai habis. Menaruh gelas tersebut kemudian tersenyum ke iqbaal.

"Udah nggak pusing sayang? Soalnya tadi tubuh kamu panas banget."
Tangan iqbaal merayap ke permukaan atas telapak tangan ku . Aku pun menumpuk tangan kananku juga di atas tangan iqbaal yang menindih tanganku .

"Udah enggak kok. Kan ada kamu yang nemenin aku."

Uh, sepertinya aku mulai genit.
Aku sudah terinfeksi virus ngegombal iqbaal.
Rasanya ingin untuk memuntahkan apa yang ada di dalam perutku ini. 

Kulihat iqbaal tertawa terbahak-bahak. Yaa,tertawalah iqbaal selagi kau masih sanggup untuk tertawa.
pokoknya ketawa aja, terus tungguin sampe burung kamu kebelah dua.
maksudnya, si tetty .Burung kuning yang cerewetnya minta ampun. bukan punya aku, kesayangannya iqbaal noh.

dia mengerling genit. senyum ala-ala smirk lah.

”Jadi ayang udah pinter gombal nih???"
kulihat dia melangkah kebelakang dengan perlahan.

"IQBAALLL!"

dan bantal kesayanganku pun melayang.

•••

ngelihat dia ketawa udah bikin kebahagiaanku hampir sempurna. gimana kalo aku udah dimilikin dia?

maybe I'm going to be the happiest woman.

dimuka bumi.

ya, iqbaal sekarang milikku.Dia yang ngebuat aku selalu betah sama dia. Iqbaal orang yang pandai bikin mood naik. apalagi kalau bulan datang pada waktu yang sangat gak tepat. sebenernya malu lah. pernah kepergok sama dia. tapi ini jujur, yang ngatasin tm-mbuzz aku itu iqbaal. swearr.

God, I want a man seems to accompany my life.

kalo bisa iqbaal aja ya, Tuhan.

dia lagi asyik main sama Denissyah, biasa dipanggil isyah. Keponakan unyuku, dari Tante Sara dan Om Andi.

Iqbaal lagi serius main lego yang disusun ke atas. Setelah tinggi, dengan sengaja isyah mendorong susunan lego tersebut sampai kembali seperti semula. Lalu dengan bahagia isyah dan iqbaal tertawa bersama. Begitu terus sampai akhirnya isyah menguap. Sepertinya ia mengantuk.

Dan aku melihat iqbaal menoleh kearahku. Aku tau maksudnya, biasanya kita akan nidurin isyah sama-sama. Tapi sebelumnya kita akan nunggu isyah tidur dengan digendong dan ditimang.

Tapi sekarang, aku gabisa. Berdiri beberapa menit saja membuat kepalaku pusing.
Iqbaal yang sudah mengerti keadaanku pun segera menggendong isyah. Menimangnya hingga ia tertidur lelap.

tapi setelah aku melewatkan acara menimang isyah. Aku gak akan lewatin ini.aku akan ikut iqbaal nidurin isyah.

Dengan pelan ia menaruh kepala mungil isyah di bantal kecil bergambar minnie the pooh. Hadiah dari orang yang berkunjung waktu isyah masih baru lahir.

Baru setelah itu iqbaal menuntunku ke tempat kosong disebelah isyah. Aku dengannya duduk berhadapan.

"Gimana sama keadaan kamu? Udah mendingan?"

Aku ngangguk dan tersenyun. Walaupun terkesan pahit karena aku yang belum pulih betul.

"Aku udah gapapa kok baal."

Iqbaal mengelus rambutku dengan lembut.

Hatiku...

Perasaanku...

Senyaman inikah aku?

Jika aku bersamanya?

"Terus, orang tua kamu kapan pulang? "

"Aku gak tau deh baal. Lusa mungkin. Lagian mereka juga, udah tua make acara honeymoon segala."

Iqbaal terkekeh dengan perkataanku.

"Biarin dong sayang. Kita nanti gitu kok."

Ya, kita nanti gitu, baal.

Tapi inget umur kek.
Diem ajadeh biar iqbaal puas.

Drttt
Kulihat ponsel iqbaal bergetar. ia pun merogoh saku kanannya dan tiba-tiba tersenyum sambil menatap ponselnya yang menampilkan pesan dari seseorang.

Zee-dny
Hai :)                  13.40

---

a/n : im kambek x;;)

5.40 [Sequel Mine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang