Dianty tertawa puas melihatku seperti ini. Dengan mulut penuh dengan sushi sedap yang tak lagi sedap setelah Dianty menyuapkannya ke mulut ku.
Huh, mungkin sedikit minum akan mengurangi rasa sakit pada tenggorokanku.
Mataku menangkap iqbaal berjalan dengan perempuan itu.
Hingga aku ingin memuntahkan apa yang baru aku minum. Rasanya lebih sakit daripada merasakan makanan menyangkut pada tenggorokanku.Masihkah aku harus mempertahankan ini jika nyatanya aku berjuang sendiri?
Apa hanya aku yang merasa tersakiti?
Apa iqbaal senang akan batinku yang tersiksa?
Dianty berhenti tertawa karena melihat perbedaan raut wajahku. Ia melihat mereka berdua juga. Sampai akhirnya Dianty berdiri dan menghampiri iqbaal.
Haruskah aku berdiri. Bahkan untuk melihat mereka saja aku bisa pingsan. Ini serius. Masalah ati itu ga bisa dibawa becanda.
"Heh lo, bi*ch! "
Kulihat mereka Menoleh secara bersama. Jodoh? Hm, kagak!.
"Apa apaan sih lo dant!"
Zidny mulai terpancing emosi."Lo tuh apa apaan."
"Percuma kan lo pake hijab tapi lo kasar. Hm."
"Gausa sangkut pautin sama hijab gue. Masih mending daripada baju terbuka sama belahan rendah. Oh please, semua orang tau yang mana yang baik. Lagian kalo lo bitch bener kan apa kata gue?"
Iqbaal mulai angkat bicara.
"Jelasin dong dant ,jangan langsung marah. Zidny kan gatau apa-apa."Nyuzz. Sakit hati dedeq bhang.
Dianty berdecih. Bagaimana bisa dengan mudahnya iqbaal bilang begitu.
" Zidny tuh bikin lo sama (namakamu) pisah! Dia pingin lo pisah, iqbaal. Dia pingin jadiin lo miliknya. Dan lo marahan sama (namakamu) itu karna Dia. Dia. Dia pho, Baal. Gue cuma mau lo Sadar. Dia gak baik buat lo."
"Gimanapun lo jauhin Gue sama Zidny, kits gaakan pernah kepisah. Karna sebelumnya,Zidny Yang Bantu Gue agar bisa milikin (namakamu)."
a/n: mau pjg 100 vote ya.
ff baru baca yaaa.+a/n: gw next karna gw seneng, doi tadi jln brg gw. Dan lu tau? Doi..... ga ngapa-ngapain si. Dha, ketchup jauh.
-Dinantaikucing.