I'm comeback guys,
Part3 nih, happy reading guys.
Hope you like it. :D***
Deva memasuki kamarnya yang terletak di lantai 2 rumahnya, ia mengambil sebuah foto yang terpajang di dinding kamarnya, dia tersenyum melihat foto tersebut, tanpa ia sadari senyumnya semakin melebar.
"Daniel.." Satu kata tersebut selalu muncul di bibirnya ketika ia melihat foto tersebut.
Foto ketika ia Smp, foto ketika ia sedang bersama Dimas dan Daniel.
Bersama dengan melihat foto tersebut, Deva pun mengingat memori lamanya ketika ia bersama Dimas dan Daniel, mereka sangat dekat bahkan sampai sekarang, walaupun Daniel sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Daniel dan Dimas adalah saudara kembar walaupun mereka berdua tidak begitu mirip.
Deva pun menaruh kembali foto tersebut ke tempat awal dia mengambil foto tersebut. Ia mengambil handphonenya yang tadi ia taruh di atas tempat tidur, sebelum mamanya menyuruhnya turun untuk makan. Ia mengecek notif di handphonenya, dan banyak sekali chat dari line yang masuk, salah satunya dari grup sahabatnya. Ia pun langsung membuka aplikasi linenya.
Bagas Lexion : nanti malem jalan yuk kawan.
Farhan : jalan kemana nih gas?.
Emily Camberlin : duh gas kentut berisik aja gangguin orang cantik lagi perawatan aja, btw mau kemana nih?.
Dimas Saputra : ayolah kawan, gue sama Deva pasti ikut ko, tenang aja kawan.
Deva Lexina : eh si Dimas kampret, gue belom bilang mau ikut loh.
Dimas Saputra : udah deh sayang, kemana aku melangkah kan selalu ada kamu.
Bagas Lexion : duh aa Dimas overdosis obat binatang yaa, sweet banget deh. Nanti janjian di Caffee kakanya Deva, jam 7 oke.
Deva Lexina : oke deh.
Farhan : okeh sip, jangan pada ngaret yap.
Emily Camberlin : sip kaka.
Dimas Saputra : oke, Dev nanti langsung kerumah gue aja kalo udah rapih. Jangan nunggu di rumah lo.
Deva pun menuju kamar mandinya. Karena ini sudah jam 6 dan ia memiliki janji bersama temannya jam 7 dan harus kerumah Dimas jam 6.30. Jadi otomatis deva memutuskan untuk mandi sekarang.
***
Deva sampai di rumah Dimas yang berada di depan rumahnya.
"Assalam mualaikum tante, Dimasnya ada ga tante?" Tanya Deva sopan.
"Waalaikum salam, eh Deva kamu dateng. Dimasnya ada ko, dia lagi mandi di kamarnya, kamu langsung aja ke kamar dia ya" Kata mamanya Dimas.
"Eh okedeh tante, Deva ke kamarnya Dimas dulu ya tante".
Deva berjalan menuju kamar Dimas yang terletak di lantai 2 rumahnya.
"Dim, gue masuk ya" Kata Deva yang langsung membuka pintu kamar Dimas.
Mata Deva langsung tertuju kesebuah bingkai foto lama yang di abadikan Ayah Dimas dan Daniel, ketika kami bertiga sedang bermain di taman komplek. Foto masa kecil yang sempurna.
"Eh Dev, lo udah dari tadi di sini?" Pertanyaan Dimas yang membuat lamunan Deva buyar.
"Engga ko baru aja sampe".
Dimas tersadar kalau Deva baru saja melihat foto masa kecil mereka.
"Lo masih belum bisa lupain Daniel?" Kata Dimas yang membuat Deva terdiam.
Deva hanya bisa terdiam membeku mendengar pertanyaan Dimas, otaknya merespon dengan mengingatkan kembali peristiwa kecelakaan Daniel. Yap peristiwa yang mati-matian Deva ingin lupakan. Karena kecelakan tersebut menimbulkan sahabat serta cinta pertamanya meninggal. Dan kecelakaan tersebut yang membuat Deva trauma untuk membawa kendaraan ketika ia berpergian sehingga dia harus berpergian bersama dengan Dimas. Daniel mengalami kecelakaan tepat di depan mata Deva dan Dimas, ia tertabrak saat ia menaiki motor ninja miliknya dan ketika ia ingin menjemput Deva di sekolahnya, karena Daniel dan Deva berbeda sekolah, sedangkan Dimas satu sekolah dengan Deva. Daniel adalah kekasih Deva, ia tewas ketika mereka baru berpacaran kurang lebih 2 bulan.
Deva menjawab Dimas dengan anggukan kecil.
"Lo masih belum bisa ngebuka hati lo buat siapa-siapa lagi" Tanya Dimas.
Lagi-lagi Deva hanya bisa memberikan Dimas jawaban dengan anggukan kecil. Keheningan pun terjadi di antara mereka berdua.
"Ayo Dim berangkat, udah jam 6.45 nih, nanti kalo telat yang lain bisa marah-marah" Kata Deva yang memecahkan keheningan antara mereka berdua.
"Oke ayo".
***
Caffee Hard Core.
Deva dan Dimas sampai di Caffee jam 7.14, mereka terlambat karena jalan jakarta yang super duper macet. Deva dan Dimas pun memasuki Caffee dan mencari Bagas dan yang lain. Dimas melihat Bagas yang berada di dekat kaca, dan mereka memutuskan untuk cepat menemuinya.
"Yeh si Dimas sama Deva telat" Kata Farhan.
"Eh maaf gue telat, di Deva kebanyakan ngomel mulu jadinya lama" Kata Dimas yang mencari-cari alasan.
"Karena lo berdua telat, lo berdua harus traktir kita" Kata Bagas.
"Bokap lo ga ngasih duit apa gas, maunya gratisan terus" Kata Deva.
"Bukannya begitu, kan ini Caffee punya kaka lo Dev" Kata Bagas.
"Oh, jadi ini ya alasan lo ngajak jalan kesini gas, maunya yang gratisan" Emily pun membuka suara.
"Okedeh gas, karena gue dermawan nih. Gue bayarin, li tinggal mesen aja gih, gue mau ke toilet dulu" Kata Deva, "mau ikut ga lo ly" sambungnya.
"Engga deh Dev, gue di sini aja".
"Okehdeh gue ke toilet dulu".
***
Entah mengapa Deva pergi ke toilet dengan sangat buru-buru, padahal ia sama sekali tidak kebelet untuk ke toilet. Sangking buru-burunya ia sampai menabrak seseorang.
"Eh maaf, gue ga sengaja. Gue ga liat-liat jalannya" Kata Deva sambil menunduk ke seseorang yang ia tabrak.
"Eh, gapapa ko santai aja" Kata seseorang yang Deva tabrak.
Deva pun memberanikan diri untuk melihat seseorang yang barusan ia tabrak.
"Eh Vino? Ngapain lo disini?" Tanya Deva dengan wajah yang sedikit terkejut.
***
TBC
Akhirnya Vino mulai memasuki kehidupan Deva, apa yang akan terjadi selanjutnya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deva x Dimas
Teen FictionMungkin ada banyak hal yang buat gue bahagia. Tapi, Cuma ada beberapa orang yang special buat gue dan buat gue bahagia sepanjang hidup gue, yaitu : Orang tua gue, Sahabat gue, Daniel, Dan, Dimas.