***"Dimas, bangun dong. Kebo banget sih lo" Teriak Deva.
"Stress gue bangunin lo, bisa-bisa gue jadi nenek-nenek sekarang" Teriak Emily.
"Woi setan bangun, gue gorok lo" Yang satu ini teriakan Bagas.
"Dimas, yaampun lo tidur sama aja kaya mati ya. Susah banget di bangunin" Yang satu ini suara Farhan.
Yap, memang sangat susah membangunkan Dimas. Bahkan mamanya dan kakanya Dimas, semuanya menyerah ketika membangunkan Dimas.
For information, Dimas bukan cuma punya kembaran Daniel, tapi juga punya kaka perempuan yang bernama, Denisa.
Dimas, hanya bangun ketika ia menginginkannya. Walaupun Dimas tidur seperti kebo, tapi anehnya jika hari sekolah ia selalu bangun pagi. Entah kenapa?.
"Dimas bangun, Deva hamil" Teriak Bagas di telinga Dimas.
Yap, teriakan Bagas yang satu ini sukses membuat Dimas bangun dengan cepat.
"Hah? Deva lo hamil" Kata Dimas.
Bagas, dia tidak kuat menahan tawa. Entah kenapa? Padahal tidak ada yang lucu. Tapi ia tertawa.
"Woi kutu kebo, lo ya. Asal gue bilang tentang Deva aja langsung bangun" Kata Bagas yang masih tertawa.
"Dasar stres gue pikir beneran" Kata Dimas yang langsung mengacak-acak rambutnya yang memang sudah berantakan.
"Apaan sih Bagas ga lucu, bawa-bawa nama gue segala" Kata Deva kesal.
"Tau lo, Demi temen gue Deva yang cantik ini. Ga lucu tau candaan lo" Kata Emily bersumpah serapah.
"Apasih kamu sayang, gigit nih" Kata Bagas yang langsung mencolek pipi Emily.
"Apaansih colak-colek, lo pikir gue sabun colek apa" Teriak Emily.
Emily mengejar Bagas yang tertawa geli atas perbuatannya, sedangkan Dimas, Deva dan Farhan yang sudah terbiasa dengan kelakuan mereka berdua yang sibuk sendiri, mereka hanya bisa memutar kedua bola mata mereka malas.
"Dimas, daripada lo ngeliatin mereka yang ga jelas, mending lo buruan mandi. Keburu ga jadi lari pagi, udah jam 4.30 nih" Kata Farhan.
"Ya gila aja Han, lo semua bangunin gue jam segini cuma mau ngajak lari pagi? Gila sumpah gila" Kata Dimas sembari mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Ih bawel banget deh kaya cewe, udah cepetan mandi aja" Kata Deva.
Dimas langsung memandang ke arah Deva penuh arti."Dingin Dev, peluk dong baru aku mandi".
"Gue tendang lo Dim".
"Morning kiss aja deh gausah peluk" Kata Dimas sembari memonyongkan bibirnya, sehingga terlihat agak seksi.
"Ciam-cium, mandi ga lo Dim. Kalo ga gue yang bakalan cium lo" Farhan pun angkat bicara, bukan angkat telephone ya. Soalnya engga ada yang nelephone hihi.
"Ih, emangnya eke cowo apaan boo. Eke masih normal lo" Kata Dimas sambil mengangkat tangannya seperti bencong taman lawang.
Mereka ber-tiga pun tertawa karena perilaku Dimas, dan sama sekali tidak menghiraukan Bagas dan Emily yang sibuk kejar-kejaran. Dimas pun akhirnya berdiri dan berjalan malas menuju kamar mandinya.
***
Mereka ber-5 memutuskan istirahat disebuah taman, didekat tempat mereka lari pagi tadi. Seperti biasa kelakuan mereka ber-5. Farhan sibuk dengan beberapa bukunya, dia benar- benar orang yang sangat sedikit bicara. Bagas, tentu saja dia sibuk mengganggu Emily, kejar- kejaran bersama. Mungkin itu sudah seperti ritual mereka, kejar-kejaran seperti drama-drama korea. Dan Dimas, seperti biasa. Dia selalu bersama Deva.
"Dimas! Jangan kenceng-kenceng ayuninnya gue takut" Teriak Deva.
"Bawel amat, seru tau" Jawab Dimas.
"Gue gamau mati muda! Gue baru aja move on. Dan gue gamau mati gara-gaa kelakuan gila lo" Teriak Deva semakin kencang.
"Cie udah move on cie, kalo udah move on berarti abang bisa daftar dong neng" Goda Dimas.
Pipi Deva memerah, memang Deva baru sadar kalau Daniel memang menginginkan Deva melupakannya. Agar Deva bisa bahagia dengan orang baru yang dia cintai, dan tidak terpuruk oleh keadaan.
"Cie blushing cie" Goda Dimas lagi.
"Diem deh".
Ayunan yang di naiki Deva berhenti dan Deva pun meninggal kan Ayunan tersebut dan juga Dimas.
"Tega lo ninggalin cogan" Teriak Dimas.
Deva tidak memedulikan teriakan Dimas. Bukannya dia marah sama Dimas, tapi dia engga tahan lama-lama deket sama Dimas. Bawaannya blusing terus.
***
Drrt Drrt.
Deva mengambil handphonenya yang berada di atas meja belajarnya. Dia mengecek notifnya, dan ternyata line dari Vino.
Vino alexino: Dev, jadi kan?
Deva Lexina: Jadi ko, tenang aja vin
Vino alexino: Ok
Deva Lexina: Gue kirimin lokasi rumah gue ya di bbm?
Vino alexino: Gaperlu ko, gue tau
Deva Lexina: Hah? Lo tau rumah gue? Dari siapa? Emily?
Vino alexino: Bukan dari siapa-siapa
Deva Lexina: Lah terus gimana lu bisa tau?
Vino alexino: Rahasia dong, gue kan tau semuanya tentang elo
Vino alexino: Udah bye gue mau mandi
Hah? 'Gue kan tau semuanya tentang elo' maksudnya apa coba?.
Deva terus-menerus memikirkan chat dari Vino tadi, entah kenapa Vino bilang dia tau semuanya tentang Deva. Padahal Deva baru saja mengenal Vino, karena Vino anak baru di sekolahnya.
Darimana Vino kenal Dirinya. Apakah Vino teman SDnya atau SMPnya? Tapi tidak mungkin, Deva selalu tau nama temannya. Karena Deva termaksud orang yang friendly. Lalu dari mana Vino mengenal Deva dengan baik dan juga dia mengetahui rumahnya?. Sebuah tanda tanya besar tentang Vino sekarang berada dipikirannya.
Misterius.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Deva x Dimas
Teen FictionMungkin ada banyak hal yang buat gue bahagia. Tapi, Cuma ada beberapa orang yang special buat gue dan buat gue bahagia sepanjang hidup gue, yaitu : Orang tua gue, Sahabat gue, Daniel, Dan, Dimas.