7

179 15 0
                                    



***

Deva, sekarang memakai pakaian simple dan feminim yang cantik. Dia berdiri di depan cermin yang memantulkan dirinya yang sekarang terlihat sangat cantik. Make upnya yang tipis membuatnya semakin terlihat cantik.

Tin Tin.

"Deva, turun nak. Ada yang cari kamu nih".

"Iya mah".

Deva pun meneuruni tangga rumahnya. Mamanya terpukau melihat deva begitu cantik walau sangat simple.

"Dev, kamu di cari sama nih dek Vino".

"Iya mama".

Vino terkejut melihat Deva yang kelihatan begitu cantik. Mereka berdua saling tatap menatap, tidak kalah dari Deva. Vino pun terlihat begitu menawan.

"Ekhm".

Satu kata dari Mamanya Deva yang mengalihkan tatapan mereka berdua. Salah tingkah? Pasti. Mama Deva menatap mereka aneh gimana engga salah tingkah.

"Yaudah tante, Vino pinjem Deva sebentar ya tante. Vino janji gabakalan mulangin Deva malem banget ko" Vino bersuara.

"Iya, tante percaya ko sama nak Vino, jagain Deva ya".

"Mah, Deva sama Vino pergi dulu ya".

"Hati-hati di jalan ya".

Deva mencium tangan orang tuanya untuk berpamintan, Vino pun ikut mencium tangan Mamanya Deva.

Mereka berjalan menuju mobil Vino, mobil sport berwarna hitam. Vino membukakan pintu untuk Deva masuk.

"Kita mau kemana Vin?".

"Liat aja nanti".

***

Deva dan Vino sampai di sebuah danau yang indah, di dekat danau tersebut juga terdapat sebuah pasar malam.

Deva dan Vino keluar dari mobil, mereka duduk di cap mobil Vino. Sambil melihat pemandangan danau yang indah.

"Kita ngapain ke sini?" Deva mulai membuka percakapan.

"Ini tempat favorite gue sama kaka gue, tempatnya nyaman banget buat refresing".

"Kaka lo namanya siapa, kenapa sekarang lo ga pergi sama kaka lo" Tanya Deva.

Vino diam sebentar lalu dia menghembuskan nafas panjang.

"Kaka gue sekarang di rumah sakit jiwa Dev, dia depresi berat. Pas gue SMP kaka gue bilang kalo gue udah nemu perempuan yang gue suka, gue harus bawa dia ketempat ini".

Senyum Vino melebar, senyumnya manis sekali. Sampai-sampai Deva baru menyadari Vino setampan ini. Deva mencoba mencerna perkataan Vino barusan.

'Dan apa tadi dia bilang? Ketempat ini sama seseorang yang dia sukai? Gue sekarang di tempat ini sama dia? Jadi?. Apa dia... Suka sama gue?' Batin Deva.

Vino melihat Deva yang tengah tertunduk diam. "Iya, gue suka sama lo".

Deg.

'Apa dia baca pikiran gue, tapi aba bener dia suka sama gue? Apa sekarang dia lagi nembak gue? Duh ko jadi geer begini sih' Deva membatin lagi.

"Gue beneran suka sama lo, jangan di pikirin Dev. Gue ga mau nembak lo karena gue tau lo pasti bingung, kita baru kenal dan gue udah langsung ngomong suka sama lo. Tapi gue udah kenal sama lo udah lama banget, mungkin lo ga tau gue tapi gue tau lo. Anggep aja ucapan tadi itu ungkapan kagum gue ke lo." Lagi-lagi Vino menebak pikiran Deva seperti seorang cenayang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deva x DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang