GRAY

2.2K 71 0
                                    

by Jynan

*

"Jika masih ada abu-abu diantara hitam dan putih?"

*

Entah sekarang atau kapanpun, Seulgi tak peduli tentang alasan apa yang membuat ia sangat mengagumi sosok yang duduk di sampingnya kini.

Kim Jongin, nama yang begitu hangat ditelinga Seulgi.

Meski kedua matanya terpejam, Seulgi ingat betul bagaimana tatapan dingin dan menusuk milik Jongin.

Seulgi begitu khusyuk memandangi wajah putih pucat milik Jongin sampai ia tidak sadar jika pemilik wajah pucat itu sudah terbangun dan tengah menatap lekat iris matanya.

"Berhenti memandangiku, beruang."

Pelan sangat suara Jongin saat itu. Tapi bagi Seulgi, itu adalah kalimat yang begitu jelas dan lantang.

Seulgi menelan ludahnya, otaknya bahkan tak bisa bekerja maksimal saat laki-laki itu membuka suaranya.

"H-h-hhey!"

Ia berusaha keras untuk membentak Jongin karena memanggilnya dengan sebutan menyebalkan itu meski dengan sedikit terbata.

Tanpa menghiraukan lawan bicaranya, Jongin memilih bangkit dari duduknya.

Kakinya melangkah meninggalkan kelas yang kosong itu.

Tanpa berbalik, Jongin paham. Jika Seulgi kini telah mengekor di belakangnya.

Sampai di ujung jalan taman sekolah yang terbagi menjadi tiga, Jongin berbalik.

"Sampai kapan?" tanya Jongin tanpa menghiraukan Seulgi yang hampir terkatuk dadanya.

Gadis itu mundur satu langkah meski bisa terhitung hanya setengah langkah, hanya untuk meminimalisir detak jantungnya saat berdekatan dengan Jongin.

"Apa?" Akhirnya Seulgi malah balik bertanya.

Jongin menghembuskan nafasnya pelan.

"Berhentilah. Aku ini hitam dan kau..."

Seulgi memalingkan wajahnya ke samping, berusaha menghindari kontak mata dengan Jongin. Ia tidak suka dengan kondisi seperti saat ini.

"... lihatlah, kau sudah tau itu, Kang Seulgi." lanjut Jongin.

Seulgi memilih untuk diam.

Jongin mengetuk ujung sepatunya kasar, dan ia lebih memilih berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Jongin memilih melewati jalan sebelah kiri.

"Aku tau itu, Kai."

Seulgi membuka suaranya, membuat Jongin menghentikan langkahnya lagi.

Seulgi menatap sayu punggung tegap milik Jongin.

"Aku ini putih."

Jongin nampak putus asa, ia kembali melanjutkan langkahnya.

Namun, otaknya memerintahnya untuk berhenti.

Dan benar saja, ia lebih memilih berhenti dan menunggu Seulgi untuk membuka suaranya lagi.

.

.

.

Cukup lama, Jongin berdiri ditempatnya menunggu gadis di belakangnya itu berucap.

"Tapi, Kai."

Jongin memantapkan hatinya untuk memasang indera pendengarannya baik-baik,

"Apa kau sadar? Jika masih ada abu-abu diantara hitam dan putih?"

Dan seperti biasa, hati Jongin terkoyak lagi, bahkan hari ini, hatinya merasa lebih perih mendengar kekukuhan gadis yang sering ia panggil beruang itu.

Dan saat itu juga, Jongin berbalik.

Namun, yang ia lihat. Hanya kekosongan hatinya di mata Kang Seulgi.

fin.

RED VELVET ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang