B.O.N Chapter 2

4K 277 13
                                    

10  tahun kemudian

Plak

Suara tamparan menggema didalam ruang keluarga mension kim.

"Kim jaejoong kenapa kau melakukan itu hah? Tidak taukah kau mereka adalah kolega penting kita" seru kim heechul setelah menampar jaejoong. Jaejoong hanya diam dan memegangi pipinya yang memerah.

" umma mereka semua hanya manis didepan eomma. Mereka selalu menjelekan umma dibelakang umma.?" jelas jaejoong sambil menundukan kepalanya.

"Diam, kau benar2 anak pembawa sial"

Deg

Jaejoong berdiri kaku dengan raut wajah syok. Ummanya mengatakan ia pembawa sial benarkah, benarkah ia pembawa sial. Salahkah dia yang ingin melindungie ummanya. Dengan pemikiran itu jaejoong berlari keluar mension dan berhenti disebuah rumah dengan halaman yang luas itu. Jaejoong menekan bell dengan tidak sabar dan tubuh begetar menangis.

Ting tong ting tong

Seorang namja tampan membuka pintu rumah minimalis dengan gerutuan dan memaki orang yang dengan brutalnya memencet bell rumahnya.

"Yah tidak sabar sek..." belum menyelesaikan ucapapanya, namja itu kaget saat orang yang memencet bell tadi jaejoong. Badanya sedikit oleng saat jaejoong langsung memeluknya

"chunnie hiks umma hiks umma..." isak jaejoong terbata(?) hah namja itu hanya menghela nafas dan membalas pelukan namja cantik itu. Masalah ini memang sudah sering terjadi jadi dia tidak kaget . yoochun mengiring jaejoong masuk dan mendudukanya disofa ruang tamu.

"Aku akan mengambilkan minum untukmu" yoochun lantas pergi kedapur dan tidak lama ia datang dengan membawa air putih "ja ini minumlah dulu" ucap yuchun dan duduk disebelah jaejoong.
"Ja hapus air matamu itu kau terlihat jelek tau" jaejoong segera menghapus airmatanya dengan bibir mengerucut. Lantas yoochun menarik jaejoong untuk meletakan kepalanya kepundaknya .

"memang apa yang ummamu katakan hm?" tanya yoochun sambil mengelus kepala jaejoong.

"Umma mengatakan aku anak pembawa sial chun, padahal aku hanya ingin melindunginya . para tua bangka itu membicarakan hal yang tidak baik tentang umma. Chunah" jelas jaejoong setelah tenang.

"Lantas kau lakukan apa pada mereka dan memangnya untuk apa kau datang kesana eoh?" tanya yoochun

"Ya aku mengerjai mereka dengan mencampurkan minuman yang ada diruang rapat dengan obat pencuci perut hahaha" tawa jaejoong diahir kalimat . yoochun tersenyum sahabatnya ini sangat mood swing.

"Hei sudah ketawanya, kau belum menjawab pertanyaan satunya "

"Haha ehem kau tau sendirikan aku sangat merindukan suie hyung, kami jarang ketemu karena suie hyung sangat sibuk dikantor sedangkan aku sibuk didunia model" jawab jaejoong setelah meredakan tawanya lalu jaejoong menatap yoochun tajam " ini semua karena kau chun kau yang membuat ku sibuk dengan jadwal mu yang gila itu, dasar menejer kejam"

"Bukanya kau sendiri yang meyetujuinya, toh agar ummamu bisa membagakanmu, dasar"  jawab yoochun tanpa menyadari wajah jaejoong yang langsung murung.

"Ne dan umma tidak pernah bangga padaku" ucap jaejoong sambil tersenyum miris. Yoochun yang mendengar gumaman itu langsung menoleh dan mendapati wajah jaejoong murung.

"Hey yah kenapa kau berwajah seperti itu. Aku yakin ummamu akan bangga padamu suatu saat" ucap yoochun dan memeluk jaejoong " ja sekarang kita pergi kau ada jadwal pemotretan di jung corp hari ini" tambah yoochun setelah melepaskan pelukanya dan berdiri

"Aish chunnie aku cape " ucap jaejoong sambil merebahkan badanya kembali disofa

"tidak bisa ini kontrak sangat mahal kim cepat bangun " yoochun lantas menarik jaejong untuk berdiri

Brother Or NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang