Aku Atealiza. Anak SMA yang selalu menyibukkan diri dengan buku dan pensil. Jarang sekali aku memegang ponsel atau bermain laptop. Aku kelas 2, SMA Bakti Dua.
Biasanya aku dipanggil Tea. Ejaan namaku bukan seperti kita mengucap kata 'teh' dalam bahasa inggis. Hanya T E A.
Sebenarnya hidupku selalu berantakan. Dari kecil seperti itu. Itu karena Ibu yang tak pernah mengurusku dari kecil karena sibuk bekerja. Ayahku juga tak pernah mengurusku karena sudah meninggal sejak aku kecil.
Yang mengurusku Hana. Temanku sejak kecil yang umurnya hampir sama denganku. Hana dan keluarganya sangat baik padaku. Mereka menata hidupku yang selalu berantakan sampai aku menjadi rajin seperti ini.
Tapi sejak dua bulan yang lalu, Hana pergi meninggalkan rumah, kata Ibunya. Keluarganya jadi tertutup padaku sejak Hana pergi. Aku tidak tau dia kemana. Aku mencoba menghubunginya tapi nomornya sudah tidak aktif. Semua akunnya mati.
Hana suka sekali dengan kegiatan nongkrong di kafe-kafe. Kafe yang selalu kami datangi yaitu Queen Cafe. Karena itu, sejak Hana pergi aku selalu menunggunya di kafe itu. Sambil menyeduh berbagai minuman yang disajikan kafe itu. Kadang Milktea, Moccacino, Black Coffee, Vanilla Latte bahkan hanya Ice Tea.
Hana adalah segalanya. Dia sahabat terbaikku. Dia hadiah untukku yang diberikan Tuhan. Tapi aku tau dia hanya hadiahku sementara, yang bisa diambil lagi oleh Tuhan. Tapi jika menjaganya dengan baik dapat membuat Tuhan berbaik hati, Hana akan masih di sampingku sebagai sahabat.
Sekarang Tuhan sedang mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tea [8/8 END]
Teen Fiction[ a c o m p l e t e s h o r t s t o r y ] Atealiza, "Tuhan sedang mengambilnya." Hana Pamela, "Tuhan mengambilmu selamanya dariku."