dua

86 10 1
                                    

Setelah pulang sekolah, difa dan dini bermain bersama di halaman belakang rumahnya.

mereka sedang asik bermain petak umpet. Sekarang difa yang mendapat giliran jaga.

"Satu...dua...tiga...siap ga siap kakak dateng yaa" difa membuka matanya. Matanya mencari dimana keberadaan dini sekarang. Difa melihat ada kaki yang nongol di balik pohon. Difa berjalan pelan-pelan ke arah pohon itu.

'Satu..dua..tiga..'
Difa berhitung di dalam hati.

"Dorrrr..." difa mengagetkan dini yang berada di balik pohon itu.

"Aaaaaaa....." dini berjerit kaget.

"Yahhh dini ketauan ama aku yaahh cemen..wleee.." difa menjulurkan lidahnya di hadapan dini.

"Ih kakak nyebelin"

Difa berlari dan diikuti dengan dini yang mengejarnya. Mereka jadi bermain kejar-kejaran.

"Udah ah kak dini capek" ucap dini kelelahan mengejar difa.

"Yaudah kita udahan aja ya?udah sana dini mandi dulu abis itu kita makan malem oke?"

"Siap deh kak" dini berjalan meninggalkan difa sendirian.
Ya beginilah kehidupan mereka jika orang tua mereka kerja. setiap pulang sekolah mereka selalu bermain bersama. Waktu libur pun mereka sering menghabiskan waktu berdua. Untuk tertawa,tersenyum,dan bercerita.

"Gue sayang banget sama loh de" ucap difa pelan. Difa melangkahkan kakinya kemarnya yang berada di lantai dua. Rumahnya yang sebesar ini hanya di huni oleh difa,dini,bi wati,dan mang ujang.
...................

'11 Mei 2015'

Hari ini adalah hari ulang tahun dini. Rencananya difa akan merayakan ulang tahun dini setelah pulang sekolah. Dini belum tahu bila difa ingin merayakan ulang tahunnya. 15 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi,Difa tidak sabar ingin mengucapkan suprise ke dini.

'Sepuluh..sembilan...delapan... tujuh...enam...lima...empat...tiga..dua...satu..' difa berhitung dalam hati.

Kring...kring...kring...

Bel pulang berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar. Difa memasukan buku-buku nya kedalam tas lalu pergi kearah mobilnya berada.

Ketika ingin membuka mobil, hp difa bergetar menandakan telepon masuk. Difa mengambil hpnya di tas. Nomor tidak di kenal muncul di layar hp difa. Difa menekan tombol hijau dan menempelkannya di telinga.

"Halo.."

"Benar ini dengan kakaknya dini?"

"Iya..kenapa?"

"Adik mbak kecelakaan. Sekarang ia sedang kritis di rumah sakit"

Deg..

Satu...

Dua....

Tiga....

Hening tidak ada jawaban

Sekarang difa tidak bisa bernafas. Dadanya menjadi sesak. Lidah nya kelu tidak bisa berkata apa-apa.

"Halo..mbaa? Apa mbak bisa kesini? Dokter ingin berbicara dengan mbak."

"Se--ka--rang di--ni di rumah
sa--kit mana?" Ucap difa dengan susah payah.

"Di rumah sakit medika,ruang UGD lantai 1"

"Baik saya kesana sekarang."

Difa menutup sambungan telfon. Ia bergegas menuju rumah sakit untuk melihat keadaan dini.

My DefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang