tiga

81 6 2
                                    

Difa pov

Dini udah pergi. Dia udah tenang disana. Mamah? Bahkan disaat pemahkaman dini aja dia nggak dateng.

'Dini arista bin heru darma'

Tulisan itu terukir di batu nisan dini. Aku mengelus batu nisan itu. Sekarang aku hanya bisa mengelus batu nisannya, aku sudah tidak bisa mengelus orang yang ada di dalamnya. Aku menaburkan bunga diatas mahkam dini. Ini adalah tempat peristirahatan terakhir dini.

Aku berdoa kepada allah agar dini di tempatkan di surga. Selesai berdoa aku berdiri dan melangkahkan kaki pergi. Aku sudah lama di situ. Sejak pemahkaman dini 5 jam yang lalu. Sekarang aku sudah ikhlas dini pergi. Aku harus tegar menghadapi semuanya. Aku kuat aku kuat.

Dubrak....

Sepertinya aku menabrak seseorang. Aku mendongakan kepala ku. Ada seorang laki-laki di hadapan ku sedang duduk. Hmmm... kayak nya itu bukan duduk tetapi jatuh.

"Eh sorry gue gasengaja" ucapku sambil membantu laki-laki itu berdiri.

"Iya gapapa kok santai aja" ucap laki-laki itu. "Eh btw gue boleh ngobrol ga sama loh?" Sambungnya.

"tapi lu bukan orang jahat kan?" aku menyipitkan mata ku.

"Emang wajah ganteng gue ada tampang orang jahat apa?"

"Ihh pede gila lu." Aku tertawa kecil. "hmmm..yaudah deh"

"Jad--" sebelum dia selesai bicara, aku memotong pembicaraanya.

"Kita ga ngobrol disini kan?" Ucap ku memotong pembicaraan lelaki itu.

"Ya gak lah..kita ngobrolnya dikafe asixs aja gimana?"

"Oke..tapi naik apa?gue gabawa mobil"

"Pake mobil gue, ayo!!" Ajak nya.

Aku mengikutinya sampai kita berhenti di depan mobil.

"Masuk aja!!!" Ucapnya.

Aku pun memasuki mobil nya. Dan kami langsung berangkat ke kafe asixs.
.........

*di kafe asixs*

Kami duduk di bangku paling pojok. Sudah ada 2 minuman di meja kami. Satu punyanya dan satu punyaku. Aku menyeruput minumanku.

"Tadi lu ngapain dikuburan?" Tanya laki-laki itu membuka pembicaraan.

"Tadi gue kemahkam adek gue." setelah aku selesai ngomong.

Uhukk...
Laki-laki itu tersedak minuman.

"Eh lu gapapa kan?" Ucapku panik.

"Gapapa,gapapa. Adek lu meninggal gara-gara apa?"

"Kecelakaan di tabrak sama mobil"

"Turut berduka cita ya" ucap laki-laki itu tulus.

"Iya makasih" aku tersenyum padanya.

"Hmmm...lu ga mau nyari yang udah nabrak adek lo apa?"

"Ngapain?Percuma juga kali. Gue nyari dia juga gabisa buat adek gue hidup lagi kan?" Aku tersenyum pedih.

"Loh ga dendam gitu sama yang nabrak adek loh?"

"Dendam juga ga akan merubah segalanya kan?"

"Udah jangan sedih. Ohya btw nama loh siapa?" Tanya Laki-laki itu.

"Difani" jawabku singkat.

"Hahh??!! Serius??!!"

"Kenapa emang?kok kaget gitu?"

"Kok hampir sama ya?" Tanyanya sambil memasang muka bingung.

"Sama maksudnya?" Ucap ku bingung juga.

"Iya nama loh sama kaya nama gue"

"Emang nama loh siapa?"

"Defano"

"Hah??!serius??!" Ucap ku kaget, kok bisa nama kita hampir sama.

"Iya..jangan bilang kata nama kedua lu putri"

"Yaudah gue gaakaan bilang"

"Berarti bener? Wah jangan-jangan kita jodoh lagi" ledeknya.

"Kita?? Gaada kata kita ya!!"

"Bukan gaada tapi belum" gombalnya. "Nama lengkap lu siapa?" Lanjutnya.

"Difani putri anggraini, kalo lo nama lengkapnya siapa?"

"Defano putra anggawan, tuhkan hampir sama nama kita"

"Kok bisa?!"

"Makasih yaallah engkau udah memberikan bidadari kepadaku..alhamdulillah" ucap defan mengangakat tangannya, dan berdoa.

Kami pun tertawa bersama,bercerita hal yang lucu, bercanda gurau, sampai jam menunjukan pukul 05.00 sore. kami memutuskan untuk pulang. Tapi, sebelum def pulang dia nganterin aku dulu.
................

*dirumah*

Setelah nyampe dirumah aku langsung mandi,makan dan belajar. Aku mejatuhkan badan ku di kasur ku. Hari ini menyenangkan. Defan... cowo itu asik. Entah kenapa disaat aku denganya aku melupakan semua beban hidup ku.

Aku mengambil hp ku diatas meja nakas. Aku membuka aplikasi line. Defan..nama itu muncul paling atas di obrolan line ku. Aku membuka line darinya.

Defan: haii, ohiya lu sekolah dimana?

Difani: hai jugaa...gue sekolahnya di SMA 1 Garuda. Elu dimana?

Defan: SMA 1 Bhineka wahhh kita tetanggaan.. udah nama hampir sama,sekolah tetanggan wahh banget yaa.

Difani: kebetulan kali

Defan: didunia ini gaada yang namanya kebetulan, karna semuanya udah di rencanakan oleh allah. Jadi nama kita sama itu rencana allah lohh..

Difani: iya deh..lu kelas berapa?

Defan: 11 IPA 3, kalo lu?

Difani: 11 IPA 4

Defan: btw.. besok jalan yu?

Difani: boleh boleh

Defan: pulang sekolah gue tunggu di MM ya?

Difani: kesipp..eh udah ya gue mau bobo dulu, bayy:)

Defan: night dif:)

'Read'

Aku menaruh hp ku di meja nakas kembali. Aku melihat langit-langit kamarku. Mata ku menjadi berat dan lama-lama aku sudah tertidur lelap.
*****

Haluu gaezz....
Vote+comment yaa
Maksihh yang udah bacaa, ngevote, dan ngecomment:)
-kai

My DefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang