Chapter 2: The Victory of Hihr

419 10 2
                                    

"Itu Balazor kan?"

"Apakah dia yang telah berhasil membunuh Raja Dargon sendirian?"

"Sulit dipercaya!!"

"Itu mustahil"

"Tapi dengan ini, apakah kita menang"

"KITA MEMANG MENAAAANG!!!!"

"WOOOA, KITA MENAAAANG!!!!"

Sebuah sorakan dan ucapan-ucapan dari ras Hihr dan ras manusia yang begitu takjub, senang, dan agak tidak percaya bahwa Balazor berhasil membunuh Raja Dargon sendirian. Ras Hihr pun berlari menghampiri Balazor. Ras manusia hanya diam di tempat sambil duduk dengan perasaan lega.

Balazor yang termenung melihat jasad Raja Dargon lalu melihat sekerumunan ras Hihr berlari ke arahnya.

"Cih... Mereka terlalu berlebihan!" Ucap Balazor dengan senyuman kecil.

Sambil berlari, beberapa orang Ras Hihr teriak:

"Tuan Balazoooooor!!!"

"Apa kau terluka!!??"

"Kau begitu hebat tuan Balazor!!"

Mereka sampai di hadapan Balazor. Mereka pun mulai menanyakan beberapa pertanyaan:

"Tuan Balazor, apa kau terluka?"

"Bagaimana dengan Raja Dargon, apakah dia sangat kuat?"

"Lalu, bagaimana kau mengalahkannya?"

"Diaaaam!!! Aku kelelahan. Dimana kakak ku?" Ucap Balazor dengan jengkel karena begitu banyak pertanyaan dan suara-suara yang menurutnya, itu mengganggu.

"Kakak mu ada di belakang tuan" kata salah satu prajurit Hihr dengan nada agak ketakutan.

Balazor mengambil kepala Raja Dargon lalu berjalan menuju Pangeran Hayret. Ia berjalan terhuyung-huyung yang menunjukan kalau ia sangat selah.

"Kau berhasil menepati janji mu, adik ku" kata Pangeran Hayret sambil tersenyum bangga.

Sambil berjalan, Balazor melempar kepala Raja Dargon ke arah Pangeran Hayret. Pangeran Hayret menangkap kepala itu dengan satu tangan. Balazor berhenti di hadapan Pangeran Hayret. Ia lalu berkata sambil menggaruk kepala "Cih, dia cukup kuat juga. Aku sampai kualahan menghadapinya. Seandainya saja ia tidak menciptakan lubang penghisap aneh itu, aku tidak yakin apakah aku bisa menang atau tidak"

"Kau sudah melakukannya dengan sangat baik, Balazor. Ayah pasti akan sangat bangga mendengar kemenangan besar kita ini. Sekarang, ayo kita pulang dan merayakan kemenangan ini" Kata Pangeran Hayret.

"Heh, sekarang bisakah kau membopong ku sekarang? Kurasa aku sudah kehabisan tenaga, bahkan untuk berjalan." Ucap Balazor sambil tersenyum namun dengan kaki bergetar tanda dia sudah sangat lelah.

"Tentu", Pangeran Hayret pun mulai membopong adiknya itu. Ia pun meminta ke salah satu prajurit Hihr untuk membawakan kepala Raja Dargon.

Sambil membopong adiknya, Pangeran Hayret memberi perintah "Seluruh pasukan Hihr, sekarang kita kembali ke Hihr Base dan kita rayakan kemenangan kita! Dan kalian para manusia, bawa harta rampasan milik Garzúil! Apapun itu!! tameng, pedang, helm, pokoknya ambil yang bisa kalian ambil! Beberapa Hihr harus ada yang mengawasi para manusia untuk mengambil harta rampasan! Jangan sampai ada dari mereka yang tidak mau membawakan harta rampasan itu! Semuanya paham!!!"

"Paham!!!" Kata seluruh Hihr.

"I-iya iya" ucap sebagian para manusia dengan ekspresi agak keberatan

"Bagus kalau begitu" ucap pangeran Hayret sambil tersenyum lalu membalikkan diri dan kemudian mulai berjalan.

Pangeran Hayret dan para pasukan Hihr yang lain pun pergi. Sedangkan para manusia, mereka tetap melaksanakan apa yang diperintahkan Pangeran Hayret. Beberapa Hihr mengawasi para manusia mengambil harta rampasan.

Saat hendak mengambil tameng besar yang berada di sebelah salah satu Garzúil Gräth, Garzúil Gräth itu terbangun dan menendang manusia yang hendak mengambil tamengnya. Manusia itu terbaring ketakutan ketika Garzuil Grath itu hendak menghabisi dirinya. "Glathor: Argu Mazin" salah satu Hihr dengan cepat menembakan semacam medan gaya berwarna berwarna transparan. Garzúil Gräth yang ingin membantai salah satu manusia itupun terdorong jauh ke belakang.

"Kau tidak apa-apa" kata Hihr yang menyelamatkan salah satu manusia itu.

"Aku tidak apa-apa... Terima kasih tuan" jawab manusia itu dengan lemas.

"Lain kali lebih berhati-hati" ucap Hihr tersebut dengan senyum.

Tiba-tiba teriakan para manusia menggema di udara:

"Aaaaaah!!!"

"Waaaaa!!!"

"Tidaaaak!!!"

"Toloooong!!!"

"Apa itu???" Hihr yang menyelamatkan manusia tadi, menengok ke sekeliling. Ternyata banyak sekali Garzúil yang masih hidup dan membantai para manusia. Mereka menyerang manusia yang ingin mengambil atribut milik mereka.

"Raudan, apa yang harus kita lakukan?" Tanya salah satu Hihr kepada Hihr yang menyelamatkan manusia tadi.

"Kita harus pergi! Mereka banyak sekali. Terlebih lagi kebanyakan dari mereka adalah Garzúil Gräth dan Tark. Dengan jumlah segini, tidak mungkin kita dapat menghadapi mereka semua. Holdur, perintahkan mereka semua untuk mundur!"

"Aku mengerti." Holdur mengangguk kepada Raudan, lalu mengalihkan pandangannya ke seluruh manusia "Kalian para manusia, bagi kalian yang sudah mendapatkan harta rampasan ataupun belum, segeralah pergi!!! Tidak mungkin bagi kita menghadapi mereka semua!!!"

Para manusia maupun Hihr pun berlari. Tetapi banyak dari manusia berhasil tertangkap. Raudan melihat ke belakang. Terlihat bahwa Garzúil-Garzúil itu sedang menyiksa beberapa manusia dengan sadis.

Salah satu Garzúil Tark teriak kepada Hihr "Kami pasti akan membalas kematian Raja Dargon kami, hey kalian para Hihr!!! Lihat saja, kami tidak akan tinggal diam!!!"

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Raudan?" Tanya Holdur.

"Yang terpenting adalah kembali ke kerajaan" jawab Raudan.

Mareka berjalan menuju kerajaan Hihr. Yang berhasil membawa harta rampasan hanya sedikit. Banyak dari ras manusia yang saat berlari, mereka melepaskan harta rampasan itu karena panik.


The AzúrineíaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang