"Dengar dulu, Jeonghan punya banyak teman perempuan."
Kali ini Scoups membuka telinganya untuk Seungkwan. Memastikan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yg ada....
"Sudah lama menunggu?"
Scoups menggelengkan kepalanya. Padahal sejak satu jam kebelakang mereka berdua sudah menunggunya dan Scoups hanya bisa duduk manis menonton Seungkwan sambil menggigiti ujung sedotan frappé nya. Junghan duduk bergabung bersama kedua temannya seraya melepas topi seragam nya.
"Mengapa kau cepat sekali datang?"
Seungkwan bicara tanpa melepas pandangan nya dari layar ponsel, tanpa menatap orang yg menjadi lawan bicaranya. Membuat Scoups kebingungan,
Siapa yg anak ini tanya?
Scoups jelas-jelas duduk di depannya sejak tadi. Dan Junghan baru saja datang sejak mereka berdua menunggu selama satu jam."Pikiranmu saja yg berjalan lambat."
Scoups berbisik sangat pelan sampai Junghan mengerutkan dahi."Ah! Aku.. aku jatuh! Ah sial!!"
"Kau lihat!? Kau lihat ini? Aku nyaris meyentuh high score!!"
Scoups menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan Seungkwan yg terus memainkan permainan itu siang malam. Apa yg ada di pikirnya sehingga ia begitu terobsesi pada sebuah game.
"Permainan itu tak akan mengubahmu menjadi kaya."
Seungkwan menatap Scoups dengan kedua matanya yg tajam.
"Kau benar."
Telunjuknya mengarah pada secangkir espresso di depannya.
"Aku masih harus membayar untuk ini."
"Walaupun belum kusentuh sejak.. AH"
Seungkwan menyingkirnya jarinya dari cangkir itu.
"Panas :("
Junghan menghela napas, mengipasi diri dengan topi di tangannya lalu bertanya
"Jadi.. ada perlu apa kalian kemari?"
Seungkwan mencicipi sedikit espresso dari cangkir yg baru saja ia bilang panas.
"Hm tidak terlalu panas rupanya"
Tentunya Seungkwan-ku yg manis, kopi itu sudah kau abaikan selama satu jam :)
"Berikan bocah ini wanita cantik"
Scoups yg menjadi topik pembicaraan sedang sibuk memperhatikan Junghan. Bukan memperhatikan kecantikkan nya, melainkan memperhatikan temannya yg sibuk mengipasi diri dengan sebuah topi.
Di pikiran Scoups terlintas gambaran kawan cantiknya ini sedang duduk si pinggir jalan.. memanggul karung semen.. dengan potongan rambut yg nyaris menggunting habis rambut panjangnya.. keringat mengalir membasahi seluruh tubuhnya.. mengipasi diri dengan topi lusuhnya..
Teman secantik ini tak bisa dibiarkan melakukan pekerjaan seberat itu. sungguh membuat Scoups iba! Scoups turut bangga menerima kenyataan bahwa Junghan bekerja di sebuah kafe :')"Oh.. maksudmu.. Min?"
Junghan bertanya pada Scoups dan berhasil menghentikan lamunan nya.
"Iya.. Min"
Diluar kesadarannya ia mengangguk, menerima mentah mentah semua kata-kata yg diucapkan Junghan. Jika Junghan seorang penjahat, mungkin sekarang ponsel dan dompet Scoups sudah berada di tangannya.
Lalu Scoups tersadar.
"HAH APA!? Siapa itu Min?"
...
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Ready
FanfictionSaat lelaki lajang tak berpengalaman didesak untuk menikah.