VI

5.2K 522 9
                                    


Yunho datang dengan sangat cemas bersama Yoochun, ia segera berlari ke kamarnya dan menemui Jaejoong yang masih tidak sadarkan diri. Yunho menghampiri Jaejoong dengan perasaan kacau.

"Astaga, sayang." Yunho melihat dan membelai rambut Jaejoong, sesaat kemudian tangannya pun mengepal melihat wajah Seunghyun, Yunho segera menghampiri Seunghyun, dan memberikan pukulan terbaiknya di wajah Seunghyun.

"Brengsek! Kau lagi! Apa salah Jaejoong sehingga kau terus melukainya. HAH?!" ujar Yunho menggenggam erat kaos Seunghyun.

"Ma-maaf Yun, A-aku memang pria brengsek. Ahra menyuruhku dan memberikanku uang sebagai imbalannya, maaf Yun." Yunho pun melihat air mata ketulusan yang keluar dari mata Seunghyun, genggaman itu pun melemah.

"Ahra?" tanya Yunho, Seunghyun pun mengangguk. Yunho mengusap kasar wajahnya, Ahra terus mencari cara untuk menyakiti Jaejoong dengan cara apapun. Apa yang harus Yunho perbuat?

"Yunn." Terdengar suara lemah Jaejoong pun memanggil, Yunho segera menghampiri Jaejoong yang telah terjaga, ia menggenggam erat tangan Jaejoong dan mengusap wajah cantiknya.

"Aku disini Jae, ada yang sakit? Dokter sebentar lagi datang." Jaejoong hanya memperhatikan wajah khawatir Yunho saat ini.

"Jangan pergi Yun, aku takut." Seunghyun dan Yunho pun sangat sakit mendengar kata 'aku takut' dari Jaejoong, Seunghyun hanya tertunduk, sementara Yunho berusaha tersenyum dan membelai rambut Jaejoong.

"Tak akan terjadi apapun lagi." Ujar Yunho, Jaejoong hanya diam. Tak lama dokter pun datang dan segera memeriksa kondisi Jaejoong dan janinnya. Yunho, Seunghyun, Yoochun dan Junsu menanti kabar kondisi Jaejoong dengan cemas.

"Bagaimana bisa seperti ini dirimu Joongie?" ujar dokter tersebut.

"Aku tadi ingin mencari barang di gudang Ajushi, tetapi tiba-tiba kayu terjatuh dan menimpaku." Dusta Jaejoong. Seunghyun bahkan Yunho, Yoochun, dan Junsu hanya tak percaya Jaejoong berbohong akan kejadian sebenarnya.

"Kau ini selalu saja, banyak maid disini, tidak bisakah kau meminta tolong? Untung Janinmu termasuk sangat kuat." Jaejoong hanya tersenyum mendengar ucapan sang dokter.

"Masih terasa sakit perut mu?" tanya dokter itu kembali.

"Sedikit."

"Yasudah, jangan terlalu lelah, usia janinmu masih sangat muda. Jika kau mau anakmu sehat, jaga dengan baik. Memarmu nanti kompres, jangan nakal. Cepat sembuh." Marah dokter tersebut, Jaejoong hanya terkekeh mendengarnya. Junsu pun mengantar dokter tersebut keluar, setelah itu ia kembali ke kamar Jaejoong.

Yunho setia di samping Jaejoong, menggenggam erat tangan Jaejoong. Seunghyun menarik nafasnya untuk menghampiri Jaejoong saat ini, Jaejoong pun semakin erat memegang tangan Yunho karena takut saat Seunghyun menghampirinya, Jaejoong tau Seunghyun tidak akan menyakitinya saat ini, tetapi traumanya masih terasa sampai saat ini. Seunghyun tau sikap takut Jaejoong pada dirinya.

"Maaf, aku tak akan mengganggumu lagi. Aku berjanji." Jaejoong hanya terdiam melihat Seunghyun, tak lama ia pun tersenyum dan mengangguk. Jaejoong bisa bernafas lega karena Seunghyun menyadari kesalahannya, Jaejoong tak ingin memiliki musuh, ia ingin hidup dengan tenang saat ini, walau pun jauh dalam hatinya ia terluka karena Yunho menduakannya. Seunghyun pun pamit pulang, sementara itu Yunho membiarkan Jaejoong untuk beristirahat sendirian.

.

1816, Joseon dynasty

"Ah begitukah pangeran? Apa hari ini anda akan ke hutan lagi untuk menemui kekasih anda?" ledek seorang dayang yang tak lain sahabat baik Jaejoong, ia adalah orang yang mengetahui hubungan Jaejoong dengan Yunho. Jaejoong tersenyum riang.

I Can't✔Where stories live. Discover now