Bagian 8

37 5 2
                                    

Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Yang aku tahu sekarang ini aku berada di kamar di suatu rumah sakit. Aku bisa mencium bau obat-obatan dan eww aku benci rumah sakit. Sekujur tubuhku terasa sakit terutama tubuh bagian kiriku, tangan kiri dan kaki kiriku bahkan tidak bisa bergerak sama sekali. Walaupun begitu, aku bisa merasakan tubuhku memar dimana-mana.

"Bridge? Syukurlah kau sudah sadar," kata Mom yang pasti sudah lama duduk di sampingku, sambil memegang tangan kananku.

"Apa yang terjadi..., tidak, berapa lama aku sudah ada disini?" Ya, aku mengingatnya sekarang. Serangan di hutan itu pasti membuatku masuk rumah sakit. Ya, Tuhan apa benar-benar separah itu, sampai aku harus menginap di rumah sakit?

"Hampir dua hari. Dokter bilang kau bisa pulang seminggu lagi. Tapi tanganmu patah dan dislokasi dimana-mana," Jawab Mom, wajahnya sedih melihatku terbaring seperti ini. "Kau beruntung cederamu tidak terlalu parah. Lihat, kepalamu sampai diperban," lanjutnya lagi.

"Maafkan aku Mom. Itu semua kesalahanku. Aku harusnya tidak pergi sendirian," jawabku. Mom mengangguk seakan-akan mengatakan aku mengerti. Tiba-tiba aku teringat Kyle. Dimana dia? Apa dia baik-baik saja? "Dimana Kyle?" tanyaku pada Mom.

"Dia menunggu di luar tadi, bersama Angus," jawab Mom.

"Aku ingin bertemu dengannya sekarang," kataku.

Mom mengangguk. Dia berdiri dan pergi meninggalkanku untuk memanggil Kyle. Tidak lama kemudian Kyle datang. Raut mukanya menunjukkan ketegangan saat dia melihatku. Aku berani bertaruh dia menahan napasnya saat pertama dia masuk ke ruangan ini. Pasti karena keadaanku yang acak-acakan ini. Sayang sekali aku terlalu lemah untuk menertawainya.

"Kau, baik-baik saja?" tanya Kyle dengan gugup. Dia sekarang duduk di kursi yang ditempati Mom tadi, sedangkan Mom keluar entah kemana.

"Bagaimana menurutmu?" aku balik bertanya padanya.

"Maafkan aku, aku harusnya tidak meninggalkanmu," kata Kyle.

"Tidak ada yang menyalahkanmu Kyle. Itu semua salahku. Maafkan aku. Harusnya aku tidak keluar sendirian malam-malam," kataku mencoba menghibur Kyle. Kami berdua diam membisu selama beberapa menit. "Apa... kau melihat makhluk yang menyerangku waktu itu?" tanyaku memberanikan diri. Sebenarnya aku takut menanyakannya tapi makhluk itu benar-benar aneh dan besar. Aku yakin itu bukan beruang. Kalaupun itu memang beruang, pasti itu spesies baru atau mungkin hasil dari kawin silang antara beruang dan kelelawar.

"Ya, aku melihatnya," kata Kyle. Dia pasti sama-sama terkejutnya denganku.

"Menurutmu itu makhluk apa?" tanyaku lagi.

"Aku tidak tahu. Sekilas aku melihatnya seperti beruang tapi bukan. Seperti kelelawar. Kelelawar besar," jawab Kyle. Dia terlihat tidak yakin dengan apa yang dilihatnya itu.

"Ya, pikirku juga seperti itu," kataku.

Kami diam lagi beberapa menit. Jujur saja baru kali ini aku berhadapan dengan makhluk sebesar itu, dan baru kali ini aku menerima serangan begitu brutal yang mungkin saja bisa berakibat fatal jika dua orang itu tidak datang menyelamatkanku. Dua orang, ya, sekarang aku ingat ada dua orang yang menyelamatkanku. Yang satunya adalah Kyle. Yang satu lagi entah siapa, pasti salah satu dari teman Kyle. Aku tidak sempat melihatnya.

"Tapi aku tahu siapa yang melihat makhluk itu dengan jelas. Nathaniel. Aku menyuruhnya dan anak-anak lain untuk pulang ke rumah mereka masing-masing kemarin. Aku berjanji pada mereka bahwa aku akan memberitahu mereka segera setelah kau sadar. Katanya mereka akan datang kesini hari ini," jawab Kyle. "Aku yakin Nate akan datang bersama mereka. Mungkin dia akan mengatakan sesuatu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EntityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang