Part 3

1.2K 33 0
                                    


Rizky Pov

Saat diriku baru terbangun dari tidurku,aku langsung dikejutkan oleh tamparan keras dari Papi dan tatapan intimidasi dari Mami dan juga adikku Nazila. Aku memegang pipiku yang terasa perih seraya mengingat hal apa yang telah aku lakukan sebelumnya sehingga membuat Papi semarah ini padaku. Biasanya Papi tidak pernah samapi menamparku,Beliau hanya memarahiku dan menasehatiku jika aku berbuat salah walaupun setelahnya aku tetap saja melakukan hal yang sama.

Ahh ya,aku mengingat semuanya. Ini pasti karena aku mabuk-mabukkan dan melakukan suatu keributan dihotel lalu pihak hotel melaporkannya kePapi. Sepertinya hotel tersebut memang harus aku beri pelajaran karena telah berani mencari gara-gara denganku dengan cara melaporkan hal ini kepada keluargaku. Aku akhirnya menatap Papi untuk meminta maaf atas apa yang telah aku lakukan,tapi ternyata Papi lebih dulu memotong pembicaraanku.

"tenang Pi,kamu tidak perlu melakukan kekerasan pada Rizky,bicaralah dengan baik-baik"ujar Mami menenangkan Papi yang sedang marah karenaku

"anak ini sudah tidak bisa dikatakan secara baik-baik lagi Mi,semenjak dia tinggal di Amerika selama sepuluh tahun,dia lupa semua tentang agama. Selama ini kamu sudah tidak pernah lagi shalat berjamaah,selalu melawan dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya,bahkan dia berhubungan dengan wanita yang tidak jelas Mi.."jawab Papi menjelaskan keburukanku selama ini pada Mami,walaupun sebenarnya Mami juga tau tentang ini

"tapi tetap saja Pi,kamu harus mengatakannya dengan baik-baik"

"sudahlah Mi,biarkan ini menjadi urusanku dengan anak tidak tau diri seperti dia"

"Papi... Papi tidak boleh mengatakan itu pada anak kita,Papi harus ingat setiap perkataan itu adalah doa,Mami tidak ingin anak kita menjadi seperti yang kamu katakan"ucap Mami lagi dengan mata berkaca-kaca. Oh Ya Tuhan... aku sudah sangat berdosa karena telah membuat kedua orang tuaku terluka dan kecewa akan sikapku selama ini,aku mengaku bahwa aku sudah sangat jauh denganMu,dan aku belum dapat kembali seperti dulu... aku tidak tahu apa alasanku,tapi yang jelas aku belum bisa untuk menjadi Rizky Saifuna yang dulu.

"iya Mi,Papi minta maaf.."sesal Papiku sebelum akhirnya beliau kembali menatap kearahku

"Papi tidak pernah menyangka kamu melakukan ini Rizky,Papi kira kamu sudah berubah dan tidak akan kembali lagi melakukan hal kotor tersebut"ujar Papi dengan sisi kelembutan yang dirinya punya

"harus berapa kali lagi Papi katakana padamu,JAUHI WANITA MURAHAN ITU... PAPI TIDAK SUKA MELIHAT KAMU BERSAMA DIA!"aku bangun dari dudukku diatas ranjang lalu berdiri dihadapan Papi yang saat ini sedang menahan geramnya padaku,dapat kulihat dengan jelas dari raut wajahnya dan pancaran mata kelamnya yang diwariskan kepadaku

"jangan pernah mengatakannya murahan Pi,dia tidak seperti yang Papi bayangkan. Justru aku yang murahan,BUKAN DIAAA..."aku ikut tersulut emosi karena Papi mengatakan wanita yang kucintai. Memang ku akui,wanita yang kucintai sudah tidak suci lagi,tapi itu kekhilafannya dulu. Sekarang dia sudah berubah,dia sedang mencoba untuk menjadi wanita baik-baik

"Papi tidak mau tau,kamu harus meninggalkan wanita itu dan menikahi Risa!"ucap Papi dengan menggebu-gebu tapi malah membuatku bingung,pasalnya Papi mengatakan aku harus menikahi Risa? Siapa dia,aku bahkan tidak mengenalnya

"Risa,Risa siapa yang Papi maksud?"tanyaku akhirnya agar kebingunganku cepat terjawab

"Haritsa Humaira,sahabat karibnya adikmu ini"jawab Mami dengan lembutnya sembari tersenyum kearahku. Inilah yang sangat kusuka dari Mami,dirinya begitu lemah lembut dan selalu tersenyum menanggapi segala sesuatu yang terjadi dirumah ini,bahkan Mami dapat meluluhkan Papi yang sedang marah seperti tadi contohnya

Taaruf Cinta KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang