Indahnya pesahabatan

276 2 0
                                    

"Chacha, besok jangan lupa datang, ya," kata Chintia. Chacha mengangguk. "Amy juga, besok harus datang, ya."

Chintia akan merayakn ulang tahun yang kesebelas. Pesta ulang tahun itu diadakan di rumahnya. Dia mengundang semua teman sekelas. Eh, tapi Chintia melupakan sesuatu!

"Acaranya kapan, Chin?" Tanya Verny. "Hari Minggu besok. Jangan lupa datang, ya," jawab Chintia. "Siiipp, deh," kata Verny sambil mengacungkan jempolnya pertanda setuju.

Chintia tersenyum senang. Tak lama kemudian, Chintia pergi ke luar kelas. Seseorang benama Nisa, datang menghapiri Verny.

"Ver kamu diundah ke ulang tahunya Chintia?" Tanya Nisa. Verny mengangguk dan tersenyum. "Memang kamu enggak diundang?" Nisa menunduk dan menggelengkan kepala. "Sabar, ya, Nis. Aku akan mencoba memberi saran kepada Chintia agar dia mau mengundangmu," kata Verny.

"Thanks, ya, Verny. Kamu baik banget, deh," kata Nisa sambil tersenyum. "Sama sama, Nis," sahut Verny. Verny segera mendatangi Chintia.

"Hai, Chin," sapa Verny. "Hai juga Verny. Ada apa?" Tanya Chintia. "Aku mau tanya, kamu mengundang siapa saja ke acara ulang tahunmu?" Tanya Verny. "Hmmmm....," Chintia mengingat ngingat. "Aku tak mungkin menyebut semuanya. Yang jelas aku mengundang semua anak kelas kita," kata Chintia.

"Termasuk, Nisa?" Tanya Verny. "Hmmm...Enggak," sahut Chintia. "Mengapa kamu enggak mengundangnya?" tanga Verny. "Aku enggak suka pada Nisa," jawab Chintia. "Kenapa?" Verny semakin penasaran. "Entanlah," kata Chintia seperti menyembunyikan sesuatu. "Enggak mungkin kamh enggak suka sama Nisa tanoa sebab," kata Verny.

Chintia semakin gugup.

"Baiklah. Kuberi tahu. Tapi kamu jangan bilang siapa siapa, ya. Janji?" Chintia memelankan suaranya.

Verny mengangguk. Kini, dia merasa gugup sekaligus penasaran. Chintia menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan.

"Aku enggak suka pada Nisa karena...," kata Chintia pelan.

Verny bersabar menunggu lanjutan kata kata Chintia.

"Karena dia pernah menuduh aku mencuri, sampai aku di hukum oleh mamaku," kata Chintia denfan nada yang agak kesal.

"Menuduh bagaimana?" Tanya Verny penasaran.

"Dia menuduh aku mencuri di toki ice cream milik Paman Tony. Padahal aku tidak mencuri. Aku di marahi mama dan Paman Tony selama satu jam. Aku juga sering dikatai oleh teman teman di rumah, sebagai pencuri. Aku jadi enggak suka pada Nisa," Chintia hampir menangis.

"Chin, kamj tau, kan, kejelekan orang lain terhadap kita. Sebaiknya dibalas dengan kebaikan," kata Verny.

"Aku tahu. Tapi aku benar benar tidak tahan ketika aku dimarahi dan dikata katai. Padahal aku tidak memcuri, Ver." Kali ini Chintia benar benar menangis.

Verny mencoba menenangkan.

"Nisa sangat berharap kamu mengundang ke acara penta ulang tahunmu," kata Verny.

Chintia mengeleng kuat kuat.

"Mungkin dia akan datang ke ulah tahunmu, membawa kado tang manis, dan mungkin dia akan meminta maaf atas kesalahannya," kata Verny.

"Tapi aku takut nantinya dia akan menuduhku lagi," kata Chintia.

"Aku yakin Nisa tidak akan menuduhmu lagi," kata Verny.

"Hmmmm... baiklah kalo kamu yakin. Aku akan mengundang Nisa dan ingin tahu apa yang akan di katakannya kepadaku." Mata Chintia membulat.

~~~~~~~~~

Acara ulang tahun Chintia pun berlangsung. Nisa datang dengan pakaian yang indah.

"Chintia, ini kado dariku. Tolong di terima, ya. Jangan lupa baca surat yg ada di dalamnya," kata Nisa. Chintia tersenyum. Ketika acara selesai, Verny membisikan sesuatu pada Chintia. "Chin, coba buka kado dari Nisa."Chintia mengangguk dan membuka kado itu. Isinya sebuah kalung persahabat yang unik. Chintia pun membuka suratnya.

Hai, Chintia. Terima kasih sudah mengundangku. Aku juga mau meminta maaf karena telah menuduhmu mencuru ice cream. Apa kamu tahu? Aku semalam menangis karena menyesal. Oh, ya, Chin. Kalung ini aku buat sendiri untukmu, sebagai tanda persahabatan kita.

Chintia tersenyum membaca surat itu. Chintia melirik Verny yang juga tersenyum. "Tuh, kan, apa kubilang? Nisa mau meminta maaf dan menjalin persahabat denganmu," kata Verny.

"Aku mau menjadi sahabatnya kembali," kata Chintia tersenyum manis.

KUMPULAN CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang