Pagi ini sangat cerah. Embum masih terlihat di sela sela rerumputan. Ini hari Minggu. Greenly akan jalan jalan pagi ke bukit bersama teman teman.
Greenly adalah anak perempuan yang cantik, hidung mancung, kulit putih, dan mata yang berwarna hijau. Maka itu, dia diberi nama Greenly."Hai, Greenly. Sudah siap?" Sapa Tony.
Greenly tersenyum manis dan mengangguk mantap.
"Kalau begitu, pergi sekarang, yuk," ajak Jihan.
"Oke," jawab Greely.
Mereka pun bersepeda sampaijam sepuluh pagi. Setelah sampai mereka beristirahat di bawah pohon yang rindang.
"Eh, kita balap sepeda dari ujung sawah sampai ke kaki bukit, yuk!" Usul Ana.
"Nah, ide bagus. Sayang, kan, kita sudah membawa sepeda tapi tidak di pakai," sahut Jihan.
Greenly pun berjalan pelan pelan menghampiri sepedanya. Greenly melaju cepat dengan sepedanya, pulang ke rumah. Ternyata, dia takut balapan sepeda ke kaki bukit.
Di tengah pejalanan, Greenly melihat ada orang tua yang sedang berjalan di tepi jalan. Kerena Greenly terlalu kencang, dia tidak sempat mengerem. Secara tidak sengaja, dia menabrak orang tua itu.
"Awww!" Greenly terjatuh. Dia meringis kesakitan. Sementara, orang tua itu tidak apa apa.
"Kamu tidak apa apa, Nak?" Tanya bapak itu sambil membantu Greenly berdiri.
"Uhhh....," Greenly meringis. "Aduuuh.... maaf ya, Pak. Seharusnya saya tang bertanya begitu. Saya.... saya tidak menabrak Bapak," Greenly merasa bersalah. Dia mengusap kaki dan tangannya yang lecet.
"Sudahlah. Tidak apa apa, kok. Mengapa kamu ngebut?" Tanya bapak itu lagi.
"Iya, Pak. Saya kabur dari teman teman saya. Mereka mengajak saya untuk balap sepeda melai dari ujung sawah sampai ke kaki bukit dan....," kata Greenly terputus.
"Wah, kalau begitu kamu yang menang, dong? Kamu, kan, bisa ngebut?" Greenly melongo(?) Mendengar kata kata bapak itu.
"Tapi, pak, kalau balapan ke kaki bukit, saya pasti kalah," sahut Greenly.
"Kenapa? Kan, belum di coba," kata bapak itu lagi.
Greenly berpikir sejenak.
"Tapi kalau saya kalah bagaimana, pak? Nanti saya ditertawakan oleh teman teman," kata Greenly.
"Lho... kalah atau menang, kan, itu, biasa, nak."
"Iya, saya tahu, pak. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Ng..."
"Sekarang, kamu kembali kepada teman temanmu. Kamu harus mencoba ikut balap sepeda bersama mereka. Mungkin saja mereka bisa kamu kalahkan," bapak itu memberi semangat.
Greenly tersenyum simpul.
"Hehehe.... terima kasih, pak" kata Greenly.
Orang tua yang tak di kenal itu ternyata baik dan mau menasihati Greenly. Dia pun mengayuh sepedanya dan kembali ke tempat teman teman.
"Eh, Itu Greenly!" Seru Tony sambil menunjuk Greenly yang tersenyum. Rambut Greenly berkibar(?) tertiup angin.
"Dari mana saja kamu, Ly?" Tanya Santi. "Iya, kamu sembunyi dimana, sih?" Jihan ikut bertanya.
"Ah, sudahlah. Tadi aku sembunyi di batu besar itu. Sekarang kita mulai balap sepeda, yuuuuk," ajak Greenly tak sabar.
Teman temannya mengangguk setuju. Mereka pun memulai perlombaan sederhana itu. Greenly mencoba mengayuh sepedanya sekencang mungkin, hingga mendahului Tony yang biasanya bersepeda paling cepat.
Greenly dan Tony berkejar kejaran. Mereka sama sama berusaha keras untuk menjadi pemenang. Tony sempat terjatuh, tapi bisa langsung bangun dan mengejar Greenly. Greenly terus melaju. Hingga....
"Horeee! Aku menang!" Seru Greenly di kaki bukit sambil melambai lambaikan tangan.
"Waaah, hebat kamu, Ly. Bisa mengalahkan Tony," kata Santi.
Greenly hanya tersipu. Benar kata bapak tadi. Ternyata, Greenly bisa memenangkan balapan tersebut.
Hai, menurut kalian cerita ini gimana? Jangan sungkan buat kritik,vote dan coment cerita ininya