By : Yasu_Haruka
***
Jika kau bertanya padaku bagaimana kesanku pada hari Valentine jangan marah padaku, karena aku menjawabnya buruk.
***
Lail menghela nafas pelan. Hari ini hujan, dan dia tidak membawa payung. Lantas, Lail harus apa? Meletakkan tas di atas kepalanya? Itu ide yang sangat buruk, karena hujan turun lebat. Petir sekali dua kali muncul.
Lail duduk di salah satu bangku halte. Saking lebatnya, tidak ada kendaraan yang lewat satu pun. Dia mengetuk pelan lengannya.
Tampak layar tipis muncul menunjukkan waktu pukul berapa dan apa yang harus dilakukannya. Dia mengetuk lagi dan layar itu menutup.
"Seharusnya aku sudah ikut les," gumamnya menggerutu. Dia mengecek layar tipisnya lagi. Menurut perkiraan di layarnya itu, hujan akan reda setengah jam lagi.
"Lail?" Lail mendongak dan mendapati sosok laki-laki yang berada di depannya.
"E, Esok?" tanya Lail memastikan.
"Iya, ini aku. Lagi ngapain?" Esok duduk di sebelah Lail.
"Menunggu hujan reda," jawab Lail sekenanya. Esok menaikkan salah satu alisnya, heran.
"Bukannya kamu suka hujan? Kenapa tidak main saja di bawah hujan?" Lail memukul bahu Esok keras-keras.
"Kamu tidak tahu kalau hujan ini lebat?!" Esok menyengir, "bercanda."
Lail dan Esok pun membicarakan tentang sekolah mereka. Tak terasa, setengah jam sudah terlewati dan hujan digantikan dengan matahari.
"Aku duluan ya, Lail. Sampai besok." Esok melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Lail. Lail pun melambaikan tangan dan menuju rumahnya.
***
"Lail, seminggu lagi hari Valentine. Kamu mau buat untuk siapa?" tanya Esok. Saat ini mereka berada di taman sekolah. Lail yang sedang membuka kain penutup bekalnya menghentikan gerakannya sesaat lalu membukanya lagi.
"Aku tidak tahu, dan biasanya aku tidak merayakan Valentine." Lail memakan makanannya.
"Kenapa?"
"Kembaranku meninggal pada saat hari Valentine," ujar Lail lirih.
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk--"
"Tidak apa-apa."
Lail dan Esok pun memakan makanan mereka masing-masing. Tiba-tiba saja, layar tipis muncul di pergelangan tangan Esok. Esok berdiri, "permisi dulu, Lail." Lail mengangguk dan mulai memakan makanannya lagi.
Beberapa menit kemudian, Esok kembali ke tempat lail dan makan tanpa berkata apapun.
"Ada apa? Kok murung?" Esok menggeleng, "Tidak ada apa-apa."
***
3 hari sebelum Valentine...
"Lo suka sama dia, Lail?" Teman kos Lail, Maryam bertanya kepadanya. Lail yang sedang membuka sepatu mendelik jengkel.
"Terus, apa pula permasalahannya sama lo? Gue mandi dulu." Lail berdiri dan berjalan ke kamar mandi sambil membawa handuk. Maryam mengacakkan pinggangnya.
"Eh, Lail! Kalau lo suka sama dia, tiga hari lagi kasih dia cokelat dan nyatakan perasaan lo padanya!" teriak Maryam membuat Lail mematung di dalam kamar mandi. Valentine...

KAMU SEDANG MEMBACA
Lamento de Amour
Short Story"Ketika cinta, mendatangkan penyesalan." Itulah yang dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita ini. Penasaran dengan cerpen yang dibuat oleh member AUTHOR? Langsung dibaca aja, yuk!