By : DreyLa06
***
14 Februari, hari dimana orang-orang bersuka cita bersama. Hari dimana orang-orang bermesraan dengan pasangan masing-masing, malah menjadi hari yang paling buruk bagiku.
Hari yang paling kubenci, hari dimana semuanya hilang begitu saja. Hari dimana seseorang merampas semua yang kumiliki.
Aku sangat membencinya, dirinya yang merampas semua yang kusayangi, kucintai, dan semua yang berharga bagiku.
Aku sedang menulis diaryku saat semua terjadi begitu saja di depan mataku. Semua bagaikan kilatan memori yang terlintas begitu saja di kepalaku.
Ingin rasanya aku pergi saja dari dunia ini. Karena aku, tidaklah berarti tanpa kehadiran mereka.
Kehadiran mereka yang dapat melengkapi diriku. Kini mereka telah pergi karena kejadian itu.
Kejadian yang telah disusun dengan sangat rapi oleh dirinya hingga tidak ada satupun yang menyadari rencananya itu.
***
Semua berawal dari saat aku bertemu dengannya di halte. Pada saat itu, hujan turun dengan sangat deras, yang membuatku mau tidak mau harus menunggu hujan reda. Setidaknya tidak sederas sekarang ini.
"Hei, kamu sendirian?"
Aku menoleh ke sumber suara tersebut dan menemukan seorang lelaki tersenyum padaku. Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya..
"Hei, jangan melamun, nanti kerasukan loh," tambahnya lagi.
Kerasukan? Yang benar saja!
"Jangan SKSD deh!" seruku kesal.
"Whoa, whoa, selow aja. Aku gak gigit kok," ujarnya sambil cengar-cengir gak jelas.
"Whatever."
Aku pun kembali melihat ke arah jalanan yang masih saja sepi seperti tadi. Sama sekali tidak terlihat kendaraan-kendaraan yang biasanya memenuhi jalanan ini.
"Ikut aku aja yok, Fe-ran--"
"Hentikan itu. Aku tidak suka caramu menyebut namaku," ujarku kesal. Enak aja dia, nama yang bagus-bagus dia ganti entah jadi apa.
"Hahaha! Baiklah, kupanggil kamu nona galak saja. Hahaha!"
Aku benar-benar tidak menyukainya!
"Terserah apa katamu!" seruku ketus.
"Heii, ayolah, masa' gitu aja marah sih?"
"Heii, jangan cueki aku gitu!"
"Faranika Geraldy!
Darimana dia tau namaku..?
"Lo.. Tau darimana nama gue?"
"Hahahaha! Apa sih yang gak kuketahui?"
"Terserah!" ujarku ketus lagi.
"Farah! Kenapa kamu bandel sih? Disuruh jangan main hujan juga, tetap aja hujan-hujanan. Kamu mau sakit? Mau nambahin kerja kakak?"
Oh, ya ampun. Tidak lagi dengan omelan itu.
"Aku gak bermaksud gitu kak. Tapi orang ini, dia.." Entah kenapa, mendadak aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lamento de Amour
Short Story"Ketika cinta, mendatangkan penyesalan." Itulah yang dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita ini. Penasaran dengan cerpen yang dibuat oleh member AUTHOR? Langsung dibaca aja, yuk!