1

1.9K 22 0
                                    

Aku berbaring di dalam kamarku. Menatap langit-langit kamar ku yang bercat putih. Putih? Seperti warna kesukaannya. Dan akupun mentertawakan diriku sendiri karena putih juga warna kesukaanku. Aku menyukai warna putih sepertinya, aku lahir di bulan Juli sepertinya, dan aku juga lahir di tanggal yang sama dengannya. Memikirkan hal itu saja membuatku lelah dan mengantuk, tapi aku sadar, sebelum tertidur, ada hal yang harus kulakukan lebih dulu.

*Author POV*

“MWO???”seru seorang namja tanpa perduli kalau mereka sedang berada di ruang rias.

“Kecilkan suaramu, Donghae-ssi.”tegur Leeteuk tenang. “Bisa tinggalkan kami sebentar?”tanya Leeteuk ramah pada peñata rambutnya.

Penata rambut Leeteuk langsung meninggalkan pekerjaannya dan keluar dari ruang pribadi Super Junior itu.

“Benarkah yang kau katakan tadi, hyung??? Benarkah kalau kau dan Heechul hyung akan masuk wajib militer tahun ini? Kenapa begitu mendadak??”tanya Donghae tidak percaya.

Leeteuk memutar kursinya dan berhadapan dengan Donghae. “Aku dan Heechul sudah membicarakannya dengan Seunhwan hyung. Dia menyetujuinya. Lebih baik kami segera masuk militer sebelum terlalu banyak boyband baru bermunculan. Saat ELF masih mengingat kami sebagai 83lines”jelas Leeteuk pelan.

“Hyung…”

BRAK!!

Pintu ruang rias tiba-tiba terbuka. Para anggota Super Junior yang lain bermunculan satu per satu. Mereka baru tiba dan sama sekali belum bersiap untuk penampilan mereka di Music Core sore ini. Di akhir barisan (?) manager Super Junior, Seunhwan ikut masuk dan menutup pintu.

“Chonchonhipppalli kapshida (ayo cepat kita kesana)!”seru namja itu lumayan keras, “Leeteuk-ssi, kenapa kau belum selesai juga? Bukankah kau yang akan menjadi MC sore ini?”tanya Seunhwan sambil memperhatikan Leeteuk yang belum bersiap sejak setengah jam lalu.

Leeteuk tersenyum, “Ne, hyung. Aku akan selesai sebentar lagi. 10 menit?? Ani, 5 menit saja.”ujarnya lalu kembali tersenyum.

Donghae hanya mengamati Leeteuk dalam diam. Apa yang menjadi masalah, Lee Donghae? Leeteuk hyung setidaknya mengatakan keinginannya jauh sebelum waktunya, daripada dia tiba-tiba mengatakan akan pergi, dan kemudian langsung pergi beberapa hari kemudian seperti Kangin hyung?? Apa itu yang kau ingin kan?bathin Donghae.

Donghae hanya mengamati hyungnya itu bahkan sampai live Music Core berakhir dengan kemenangan di tangan mereka. Donghae sadar kalau Leeteuk sudah memutuskan sesuatu, hanya Tuhan yang bisa membuatnya mengubah keputusannya itu.

“Hae… Donghae…”samar-samar Donghae mendengar kalau ada yang memanggir namanya.

Donghae baru akan mencari si pemilik suara saat sebuah bantal kecil mendarat manis di kepalanya. “Ya!”serunya kesal.

“Wae? Ada apa denganmu? Kenapa kau termenung selama perjalanan pulang?”tanya Eunhyuk cepat.

Lagi-lagi Donghae diam. Apa aku boleh memberitahukan masalah ini pada mereka?pikir Donghae. “Leeteuk dan Heechul hyung akan masuk camp tahun ini.”ujarnya datar.

“Jadi itu yang membuatmu seperti kehilangan kepala dari tadi?”tanya Eunhyuk seakan kabar itu bukan masalah yang pantas dipikirkan.

“Kau sudah tahu?”

“Ani. Kalau kau tidak mengatakannnya, aku mungkin tidak akan tahu. Tapi bukan berarti itu harus menjadi suatu masalah.”ujar Eunhyuk tenang. “Ani. Mungkin itu memang masalah. Tapi setidaknya jangan membuat mereka menjadi terbebani karena perasaan kita. Jangan menambah beban mereka.”lanjut Hyuk terdengar bgetitu dewasa.

“Aku hanya tidak percaya kalau saat ini datang begitu cepat. Lagipula, bukankah Leeteuk dan Heechul hyung bisa untuk tidak masuk camp? Catatan kesehatan mereka tidak terlalu baik. Bagaimana kalau Leeteuk hyung tiba-tiba mimisan lagi? Dia jelas tidak mau dioperasi untuk penyakitnya itu. Bagaimana kalau tiba-tiba_walaupun kemungkinannya kecil_kaki Heechul hyung bermasalah lagi?”serbu Donghae dengan pertanyaannya.

Sungmin yang dari tadi hanya diam dan mencoba untuk tidur akhirnya duduk dan menatap kedua temannya bergantian sebelum berhenti pada Donghae. “Kau berharap mereka menggunakan alasan itu untuk tidak masuk camp? Mereka bisa, tapi coba pikir, kenapa mereka tetap masuk camp?”tanya Sungmin balik. “Karena mereka merasa bertanggung jawab pada diri sendiri dan negara. Hanya itu jawabannya. Kenapa kita harus mempermasalahkannya saat kita seharusnya memberikan dukungan pada mereka? Kita jelas masih bisa berhubungan dengan mereka nantinya, harus bisa apapun caranya. Tapi coba pikir, kalau berita ini nantinya diumumkan pada pers, siapa yang akan paling sedih? Jelas Leeteuk dan Heechul hyung. Mereka harus meninggalkan keluarga, teman-teman, pekerjaan, bahkan elf yang sangat mencintai mereka. Bayangkan berapa banyak elf yang akan menangis saat berita ini release? Yang harus kita lakukan adalah tetap kuat dan memberikan dukungan pada mereka.”jelas Sungmin terdengar sangat bijak.

Dan setelahnya, selama sisa perjalanan pulang, tidak ada seorangpun yang membicarakan masalah kepergian Leeteuk dan Heechul lagi. Kesunyian menggantung di dalam mobil. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing baik itu tentang keputusan Leeteuk dan Heechul ataupun yang lainnya.

***

*Leeteuk POV*

Aku masih belum bisa tidur walau jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Padahal aku selalu bisa tidur kapan saja dan dimana saja. Tapi melihat raut muka Donghae saat sampai di dorm tadi benar-benar membuatku merasa bersalah. Dia seperti terluka saat mendengar aku dan Heechul akan segera masuk militer. Mungkin akan jauh lebih bagus kalau aku tidak mengatakannya sekarang. Setidaknya beberapa hari menjelang kepergianku, karena dengan begitu aku tidak akan terlalu lama melihat wajahnya yang terluka karena keputusanku ini.

“Tidak tidur, hyung?”tanya Heechul sambil menghempaskan tubuhnya di sebelahku. Kami duduk di sofa di ruang TV.

“Kau sendiri kenapa tidak tidur?”tanyaku balik tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan Heechul padaku.

Heechul membuka ipad miliknya. “Ingin melihat berapa banyak netizen yang memikirkanku pagi ini.”jawabnya santai.

Ya, memang itulah kerjaannya setiap pagi. Dia dan Siwon adalah member yang paling aktif didunia maya itu. “Apa ada masalah dengan Donghae?”tanya Heechul kemudian tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ipad.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Sejak pulang tadi kalian sama sekali tidak bicara. Dan wajah Donghae seperti habis dilindas mobil container. Apa yang terjadi?”

Aku memandang ke luar jendela. Pemandangan pagi itu cukup indah menurutku, tapi jelas berbanding terbalik dengan suasana hatiku. “Donghae sepertinya kurang suka saat tahu kalau kita akan masuk militer dalam tahun ini. Ya, kuakui memang ini cukup mendadak, tapi setidaknya ini jauh lebih baik daripada memberitahu mereka saat akan segera wamil kan?”

“Itu tandanya mereka sangat menyayangimu, hyung… Kenapa tidak kau katakan saja kalau kau baru akan masuk militer setelah selesai super show? Setidaknya itu memang akhir dari jadwal tahunan kita kan?”

Aku hanya mengedikkan bahuku, “Aku sendiri tidak yakin kapan akan masuk camp. Aku akan membicarakannya lagi dengan Seunhwan hyung dan juga keluargaku. Reaksi Donghae saja seperti ini, apalagi ELF… Semoga mereka bisa mengerti.”

“Semoga saja.”sahut Heechul pelan. “Kapan kau berencana akan mengumumkannya, hyung?”

“Saat kita comeback. Dan semoga saja itu waktu yang tepat.”

“Ne. Aku hanya bisa menunggunya. Lebih baik sekarang kau istirahat, hyung. Jangan sampai kau mimisan lagi saat on air dan membuat ELF cemas gara-gara kamu.”

Aku menatap Heechul baik-baik. Namja ini memang tidak mudah bergaul dengan member super junior yang lainnya. Tapi, dia tetap menjadi member yang paling perhatian, menurutku. Dalam semua sifat sensitifnya, dia juga peka terhadap orang lain. Mungkin itu yang membuat dia menjadi yang istimewa diantara kami.

Super Junior ArmyWhere stories live. Discover now