5

192 11 0
                                    

Aku lupa kalau sudah meminta Teuki hyung memberikan nomorku pada Yuhee. Jadi begitu ada panggilan masuk tak dikenal, aku langsung menolaknya. Berkali-kali panggilan itu terus masuk, sampai tiba-tiba aku sadar siapa yang mungkin saja menelponku tadi. Tapi, saat panggilan itu kutunggu, tetap tidak ada telpon yang masuk. Aku memutuskan untuk menelponnya saja.

Tidak terlalu banyak yang bisa kami bicarakan malam ini. Yuhee-ssi terlalu pendiam. Aku tahu kalau dia menangis, dan aku ingin sekali membuatnya berhenti menangis. Tapi dia sama sekali tidak memberiku kesempatan. Entah kenapa, ini pertama kalinya aku merasakan desakan untuk melindungi seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya, bahkan sampai sekarang aku tidak tahu wajahnya seperti apa. Tapi yang aku tahu dengan pasti aku ingin dia bahagia, bukan menangis seperti malam ini.

***

*Eunhyuk POV*

Besok, Heechul hyung sudah akan pergi. Entah kenapa rasanya airmata yang kukeluarkan saat di Strong Heart masih belum cukup. Masih ada sesuatu yang aneh dalam dada ini seiring dekatnya waktu Heechul hyung pergi. Tapi dia terlihat nyaman dengan keputusannya ini. Mood-nya selalu baik. Bahkan dia sekarang sering sekali menelpon seorang yeoja yang bernama Kim Yuhee yang aku tahu adalah teman dari Minjee-ssi. Kekasih, ani, teman dekat dari Teuki hyung.

Oh, jangan salah, Heechul hyung memang selalu sopan. Tapi tidak banyak orang yang bisa masuk dalam dunianya. Dia berbeda. Dan saat kau sudah memahaminya, dia punya kepribadian yang sangat baik.

Kami akan mengantarnya besok. Harus. Aku tidak ingin ada penyesalan. Dan tahukah kalian? Aku merasa hyung-ku yang satu ini lebih tampan saat dia memotong pendek rambutnya. Tapi bukankah banyak yang mengatakan kalau model rambutnya sebelum ini lebih tampan?

Kami berencana untuk berkumpul semua di dorm malam ini. Menghabiskan malam bersama. Membantunya untuk menyiapkan semua keperluannya.

“Hyung…”panggil sebuah suara padaku.

“Ah, ada apa Ryeowook?”tanyaku saat menyadari siapa yang memanggilku tadi.

“Apakah tidak masalah kalau aku memasak untuk kita semua hari ini? Aku ingin Heechul hyung makan bersama kita hari ini. Semuanya bersama.”tanya Ryeowook cemas.

“Ide bagus, Kim Ryeowook. Aku akan memberitahukannya pada yang lain. Kalau perlu aku akan menelpon Siwon agar segera pulang. Kita semua harus berkumpul malam ini disini.”sahutku benar-benar bersemangat.

Dan aku benar-benar melakukannya. Aku menelpon semuanya dan meminta mereka berkumpul di dorm hari ini. Yang membuatku paling senang adalah Siwon menyanggupi untuk kembali ke Seoul!

Oke. Tugas utamaku sudah selesai. Sekarang aku harus membantu Ryeowook untuk memasak. Semoga saja dapur kami tidak meledak karena itu.

*Author POV*

Sejak tadi malam Yuhee menginap di rumah Minjee. Mereka berdua menghabiskan waktu dengan menatap ponsel dan computer bergantian. Menunggu telpon dari orang yang sangat berarti di hidup mereka dan memantau apa yang sedang terjadi disekitar orang tersebut.

Minjee menerima sebuah notification di twitternya. Yeoja itu langsung membukanya. Dan disaat yang bersamaan Minjee dan Yuhee langsung menangis. Heechul memposting sebuah foto. Disana jelas terlihat kalau dia sudah memotong pendek rambutnya. Sangat pendek. Dan itu artinya kenyataan kalau dia akan segera masuk camp tidak terbantahkan lagi.

Satu per satu ponsel mereka berdering. Orang yang dinanti akhirnya menelpon juga. Keduanya berusaha mengatur perasaan dan suara mereka walaupun sebenarnya mereka tahu, betapapun keras usaha mereka untuk menahan tangis, airmata itu tetap akan turun begitu mendengar suara dari seberang sana.

*Yuhee POV*

“Yoboseyo.”

Aku sama sekali tidak berhasil menyembunyikan efek tangisanku.

“Annyeong, Yuhee-ssi.”ujarnya terdengar ceria.

Dia selalu seperti itu. Kapanpun dia menelpon dia terdengar tenang.

“Kau benar-benar akan pergi bukan?”

“Tentu. Bukankah sudah lama kita membahas ini?”tanya namja itu santai.

“YA! Tidak bolehkah aku berharap kau tidak jadi pergi? Tahukah kau bagaimana sakitnya hati ini melihat kau pergi selama 2 tahun?”

“Kali ini, bisakah kau hanya mendengarkanku saja? Jeball…”bisiknya lembut.

Tanpa sadar aku mengangguk. Dan seakan dia bisa melihat apa yang kulakukan. Heechul oppa mulai bicara.

“Aku tidak pernah merasa senyaman ini sebelumnya. Aku yang dulu selalu hidup dalam lingkaranku sendiri. Memilih orang-orang yang bisa kumasukkan ke dalam lingkaranku dan menjauhi mereka yang tidak terpilih. Aku yang dulu terlalu sensitive. Bagiku hanya diriku yang paling penting, tidak ada yang lain. Diriku adalah pusat duniaku.

Tapi sekarang, aku punya mereka, keluarga Super Junior-ku. Mereka yang selalu ada untukku. Aku mungkin memang punya banyak dongsaeng disana, tapi aku hanya punya satu hyung. Aku menyayangi mereka. Kini aku tidak berpusat pada lingkaranku sendiri. Duniaku dan dunia mereka kini sama. Kini aku tidak sendiri. Melihat mereka menangis untukku itu sudah cukup. Aku tidak ingin ada yang lain menangis untukku. Tidak kau, tidak juga elf yang lain.

Melihat mereka menangis membuatku yakin kalau aku disayangi, tapi aku juga merasa sangat jahat pada mereka. Yang aku butuhkan saat ini bukanlah airmata atau apapun. Aku butuh dukungan dari kalian. Dan mereka mengerti itu. Tidak ada lagi airmata hari ini. Dan aku juga harap kau mengerti. Apakah aku egois seperti ini? Hanya kau yang bisa menjawabnya. Yang pasti, aku bahagia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi dan mendukung apa yang akan aku lakukan. Dengan begitu, aku seperti mendapatkan kekuatan untuk melangkah maju.”

“Tapi oppa… Kau akan pergi selama 2 tahun. Bagaimana kami bisa bertahan selama itu?”

“Aku yakin kalian pasti bisa. Aku percaya kalau kalian bisa menungguku. 2 tahun mungkin bukan waktu yang sebentar, tapi kalau kita melewatinya bersama dengan kepercayaan bahwa kita akan segera bertemu, percaya kalau saat aku kembali ada yang menantiku, 2 tahun tidak akan lama. Bisakah kau menungguku? Walau aku tidak bisa menjanjikan apapun selain pertemanan?”tanya Heechul oppa.

“Bisa bicara denganmu seperti ini saja sudah keajaiban dalam hidupku. Janji pertemanan yang kau katakan hadiah terindah dari Tuhan untukku. Kalau kau nyaman dengan ini semua, kalau bahagia dan memang membutuhkan dukungan daripada airmata, aku akan melakukannya oppa. Walau ini berat tapi akan kulakukan. Aku akan menunggumu, menunggumu kembali 2 tahun lagi. Dan ingatlah, aku akan selalu ada diantara petals untuk memberimu dukungan dan sandaran saat kau butuhkan. Semoga saat kau kembali kau menjadi lebih baik dan lebih dewasa.”ucapku lirih.

“Apakah sekarang aku kurang baik dan kurang dewasa?”tanya Heechul oppa sengaja mencairkan suasana yang menyedihkan ini.

“Ya! Kau tahu apa yang kumaksud!”seruku kesal.

Kudengar dia tertawa. “Ne, arasso, Yuhee-ssi. Sampai jumpa. Aku pasti akan merindukan saat-saat seperti ini.”ucap Heechul oppa yang kemudian memutuskan sambungan telpon.

Aku kembali menangis. Nyaris histeris saat Minjee eonni memeluk tubuhku. Sebentar lagi, Minjee eonni yang akan seperti ini. Tapi bukankah dia cukup tenang? Aku tidak peduli lagi dengan apapun. Aku hanya ingin menangis. Menumpahkan semuanya dalam airmata. Hanya hari ini saja. Agar besok aku bisa melepasnya dengan senyuman

Super Junior ArmyWhere stories live. Discover now