6

347 10 0
                                    

*Minjee POV*

Ponselku dan Yuhee sama-sama berdering. Entah kenapa aku tahu kalau yang menelponnya adalah Heechul oppa, karena yang menelponku adalah Leeteuk oppa. Aku sudah menyerah mencoba menyembunyikan tangisanku saat dia menelpon, karena sebaik apapun aku menyembunyikannya, dia akan selalu sadar kalau aku menangis.

“Yoboseyo.”

“Minjee-ah… Menangis lagi?”

“Ne.”

“Waeyo?”tanya Leeteuk lembut.

“Aku melihat postingan foto Heechul oppa. Aku sadar kalau dia memang akan segera wajib militer. Dan kau juga akan menyusulnya.”

“Ah… Kami juga terkejut saat melihat dia pulang dengan model rambut baru. Padahal sebelumnya dia bilang tidak akan memotong rambutnya seperti Kangin. Kita sama-sama tahu kalau dia sangat menyayangi rambutnya.”sahut Leeteuk oppa cepat.

“Apa kau akan mengantarnya besok?”tanyaku, dan aku benar-benar penasaran dengan masalah ini.

“Tentu. Sejujurnya, aku ingin bersama dengannya sampai saat-saat terakhir, sebelum dia benar-benar masuk camp.”

Aku menghela napas panjang. “Ingin sekali rasanya berada disana. Untuk mengantarnya.”

“Jinchayo? Apa kau benar-benar ingin mengantarnya?”

“Waeyo?”

“Aku bisa memesankan tiket penerbangan malam ini untukmu. Dan besok kita bisa mengantarnya bersama anggota yang lain. Ottoke?”

Aku terkesiap. Ini kesempatan satu seumur hidup. Penerbangan gratis ke Seoul dan kesempatan mengantar Heechul oppa. Sekali lirik pada Yuhee yang duduk di sudut tempat tidur sambil menelpon membuatku kembali ke alam nyata. “Ani. Aku tidak bisa, oppa.”

“Waeyo?”desak Leeteuk oppa terdengar penasaran.

“Aku tidak bisa. Kuakui apa yang kau tawarkan memang sangat menggoda oppa. Tapi tetap saja aku tidak bisa. Aku harus kuliah dan kau tahu? Saat ini, bicara denganmu lewat telpon seperti ini, aku masih menganggapnya mimpi. Bertemu denganmu dulu juga kuanggap mimpi. Aku takut kalau saat kuterima tawaranmu itu, dan aku terbangun. Semua mimpi ini akan sirna, dan aku akan terbangun dalam kehampaan. Aku tidak punya keberanian untuk terbangun dari mimpi ini, oppa.”

“Pabo.”ucapnya singkat.

“Ya! Kenapa kau sebut aku pabo!?”seruku. Jelas aku tidak terima disebut seperti itu.

“Menurutmu berapa banyak elf yang akan menolak tawaran ini? Kau baru saja menolak tawaran terbang dengan penerbangan kelas satu ke Seoul atas kebaikan hati Leader Super Junior. Dan kau juga baru saja menolak kesempatan untuk dapat pergi bersama, mungkin dalam satu mobil dengan seluruh member Super Junior untuk mengantar kepergian Heechul. Coba kau pikirkan kapan kau akan dapat kesempatan seperti ini lagi?”tanya Leeteuk oppa tenang.

“Aku rasa tidak ada.”jawabku pelan. “Apa kau marah?”tanyaku kembali. Aku benar-benar tidak ingin membuatnya marah saat ini.

“Ani. Dan aku sangat menyukainya. Kau tahu. Bersamamu, aku sama sekali tidak merasa seperti sedang bersama salah seorang angels. Hadirmu bagiku memiliki arti yang berbeda. Karena itu kau istimewa.”

Airmataku langsung berhenti. Aku seakan menangkap maksud tersembunyi dari tawarannya tadi. “Kau mengujiku, oppa?”

Dan aku ingin sekali dia menjawab TIDAK.

“Aku tidak akan menjawab apapun untuk pertanyaanmu tadi. “ujarnya lembut.

“Arasso.”gumamku enggan. “Bolehkah aku bertanya lagi?”

Super Junior ArmyWhere stories live. Discover now