Tier 0: Preparation

15 1 0
                                    

Mulai mengantuk dan pusing mengenai apa yang terjadi malam ini membuatku ingin cepat tidur. Aku melihat Tya, umur kami sama, dia wanita chubby yang manis, memiliki kulit putih dan wajah seperti wanita Arab menjadi daya tarik tersendiri.

Aku berdiri dan menghampirinya, aku menjulurkan tanganku untuk berkenalan.

"Aku Feo, tapi itu bukan nama asli, cuma allias agar tidak mencari tau masa laluku, hehe aneh ya?"

Dia berdiri dan menjabat tanganku

"Lalu siapa nama aslimu?"

"That will be Bhagas, Galih Bhagaskhara. And you're..?"

"I'm Tya, Natya Artania, asli Surabaya?"

"Yah aku tinggal disini, di distrik M.A."

"Serius? Itu cuma beda 3 perumahan dari rumahku?"

"Hah? Tapi aku gapernah liat kamu"

"Iyaa aku di distrik P.S. 1, cuma aku kabur 2 tahun lalu, dan aku melihat lowongan disini. Kabur gegara keluarga yang selalu ribut, gak betah di rumah hehehe"

"Oh aku turut prihatin, btw, ngantuk nih...tidur dulu yaa"

"Iyaa, feo, kamarnya diatas yang sebelah kiri, kamarku sebelah kanan soalnya"

"Oh jd kamu tinggal disini sekarang? Oke...ohiya, kamu panggil aku bhagas ajah, sesama runaway people soalnya hehe, aku naik yaa nite."

"Nite bhagas!"

Malam itu diakhiri dengan senyuman dari Tya, aku segera bernjak ke tempat tidur dan mulai memejamkan mata.

........

Pagi harinya Tya membangunkanku dan menyuruhku makan. Dia bilang dia sendiri yang memasak tapi aku bisa lihat ada bungkus berlabelkan McDonald's. Kami menghabiskan waktu dengan berbicara mengenai kehidupan kami dulu. Dia lulusan SMA 2. ( SMA menas, senior high school and 2 its the name of the school) sekolah itu merupakan salah satu sekolah terbaik di Surabaya. Dan dari pembicaraan ini aku tau kalo dia juga suka ngebut, cukup menarik untuk seorang wanita yang manis nan anggun mempunyai hasrat yang lebih dalam berkendara.

Kami melihat acara di tv yang memberitakan soal kecelakaan semalam. Iyaa, berlinetta Pak Tom, dan ada tambahan bahwa Pak Tom meninggal di tempat. Sungguh jalan keluar yang aneh.

"Hwoo rencannya berhasil, pada rame ini pasti, tau Pak Tom meninggal" tetiba ada seorang lelaki memasuki ruangan kami.

"Haha gausah kaget, gue Jeremy mekanik suruannya Pak Tom. Kalian butuh crew mekanik kan? Okeh gue mau asal bayarannya pas."

"Waahh uda ketemu sama Jeremy kalian?" Pak Tom tiba tiba datang.

"Ini mekanik andalan saya, dia bisa upgrade, tune, dan lain lain. Ayo kita mulai rencananya."

Kami kembali berada di ruang proyeksi, bedanya kali ini aku bisa melihat ke 5 mobil tersebut. Dari kiri ke kanan membentuk huruf "U" mengelilingi kami ada Toyota ft/gt 86 Aeropack, lalu Volkswagen Golf GTi, di tengah ada Mini Cooper S, BMW M2 yang merupakan model terbaru BMW, dan terakhir Fiat Abarth 500.

"Ini adalah jadwal CSR cup. Jadi minggu depan perlombaan untuk Tier 1 akan dimulai, aku ingin kalian mencari 3-4 orang lagi untuk membantu kalian memenangkan kompetisi ini. Kalian akan ku beri modal 5 mobil yang ada di ruangan ini, dan masing masing anggota crew $25.000. Aturlah sendiri crew kalian, dari nama hingga goalnya. Jika kalian menang, aku akan dengan senang hati memberi akses ke tempat beli mobil yang murah untuk koleksi kalian, tapi jika kalian kalah, kembalikan semua mobil dan uang secara utuh dan cash pada hari itu juga jika kalian dinyatakan kalah oleh penyelenggara. Paham?"

"Paham!" Jawab kami serentak.

"Bagus, waktu kalian seminggu untuk menemukan sisa crew dan merombak mobil mobil ini. Dan satu lagi, Feo...namamu jelek, ganti nama asli ajah."

"Pak Tom, itu nama crew kita...Trofeo Booms"

"Ugly..but it's up to you. Oke dirasa cukup, cepat cari anggota cepat balapan. Saya akan menghilang untuk sementara hingga waktu yang tepat, saya akan muncul lagi. Selamat siang."

Kemarin aku merasa bingung, hari ini aku panik. 3 orang lagi untuk memenuhi kriteria minimum crew agar bisa ikut dalam CSR cup. Tya, dan Jeremy mulai menelpon semua kolega yang mreka kenal. Jeremy mendapatkan kabar bahwa temannya akan mencoba datang ke tempat ini besok, Tya sedang mencari cari kontak lainnya. Sedangkan aku. Aku hanya berdiri diam menatap Toyota 86 yang seolah olah sedang tidur.

"Tya...kunci buat 86 dimana?"

"Hah hah? Apah? Kunci? Cari sendiri coba di gantungan tuh, STNK juga uda nyantol. Please yourself aku lagi sibuk cari orang lain."

Seperti mendapat penerawangan aku tau aku harus pergi kemana. Aku memacu mobil buatan jepang ini hingga 200 kmh menuju distrik Hero Diponegoro. Aku ambil hpku, dan mulai mencari kontak seorang teman.

"Hei, ini bhagas..."

"Kemana aja kamu cuk! Aku tinggal cuma 2 semester kamu uda kabur dari rumah."

"Hard to explain, btw i got something for ya.."

"Apa lagi?"

"Ketemu di depan mini market biasanya aja, aku di mobil merah."

Setelah kututup telfonku, ada chat dari Tya masuk. "Aku dapet oraaangg, besoook pagi mau kesini, hohohoo, kamu dimanaaa??"

Aku membalas chatnya. "Lagi mau ketemu orangnya. Semoga maauu. Btw aku di minimarket, pada mau titip nggak?"

*tung* Bunyi notifikasi bahwa ada chat baru yang masuk. Dari Tya lagi, cepat sekali reponnya pikirku.

"Aku mau green tea, si Jeremy titip susu dingin yang rasa coklat." Belum sempat membalas ada seseorang menggedor pintuku. Aku membuka kaca mobilku dan...

"Cukk Gas!! Mobil siapa cuk yang kamu pakek?"

"Hei, Okta...uda lama ya.."

Aku turun dari mobil, dan berjalan menuju mini market, aku hanya berharap bahwa orang ini bakal mau menerima ajakanku. Karena dia harapan satu satunya.

Over RevTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang