LL-14

2.5K 119 4
                                    

Semenjak kejadian itu, aku menjadi bingung harus melakukan apa. Seperti istirahat pertama tadi. Disepanjang jalan aku menuju kantin selalu di perhatikan dengan banyak pasang mata. Ada tatapan kagum dan senang. Tapi, lebih banyak pasang mata yang menatapku tidak suka, sinis, bodo amat, kesal, tidak terima, bahkan jijik melihatku. Seperti melihat kotoran.

Dan sekarang aku bersama dengan Cassie dikelas. Untuk istirahat ke dua. Aku hanya ingin dikelas saja. Rasanya aku tidak sanggup melihat pandangan-pandangan itu.

"Apa lo, liat-liat?!! Sana pergi jauh-jauh" kata Cassie sambil melotot saat ada beberapa orang yang melihatku dan bergosip. "Ngapain sih. Apa yang lo liat, hah?!" Cassie makin terlihat kesal.

Aku menyentuh bahu Cassie. Ia menatapku seperti tatapan bertanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku. "Tapi, Stef..." dengan cepat aku menggeleng dan memejamkan mata.
"Ingin rasanya gue acak-acak muka semua cewek yang liatin lo" Cassie masih panas ternyata. Aku hanya mendengarkannya.

"Udahlah, Cassie.." kataku lemah.

"Apanya yang udah?!" tanya Cassie kepadaku, tidak terima aku berkata seperti itu. "Mending ini jendela lo tutup!" dengan cepat Cassie menarik gorden dan menutupi jendela. Sepertinya ia mulai muak dengan tatapan setiap siswi yang lewat didepan kelas. Pasti selalu memperhatikan aku.

Aku tidak masalah. Hanya ada yang aneh dihatiku. Semua ini karena lelaki itu. Bastian. Kenapa dia berprilaku seenaknya dan memutuskan tanpa persetujuanku sama sekali. Jujur, aku ingin. Sangat ingin!! Malah. Tetapi dia salah menggunakan caranya. Dia salah mengekspresikan dirinya. Dan, dia salah karena memilihku.

Aku menghela napas pelan. Kenapa terasa berat. Kenapa aku tidak senang. Dan kenapa aku mengingat tatapan Iqbaal tadi. Bahkan Iqbaal tidak melihatku. Entah kenapa dia sepertinya tidak ada dikelas. Apa mungkin bersama Bella. Pastii!

"Huhh... Akhirnya gue punya temen banyak juga" seseorang berbicara dari depan.

Bella dan Salsha.

Aku memperhatikan keduanya bergantian.

"Maksud lo, apa?" tanya Cassie cepat dan seperti mengibarkan bendera peperangan.

"Ya.. Gue seneng aja, kalau sekarang yang benci elo makin banyak. Steffi!" ucap Bella menekankan setiap perkataanya.

"Yups, dan bahkan kita udah buat komunitas untuk Haters lo, mending dari sekarang lo banyak berdo'a Steffi sayang" ucap mereka menyindir ku.

Apa-apaan mereka membuat komunitas pembenciku. Hei, bahkan aku bukan artist. Kenapa aku sudah memiliki banyak haters.

"Crazy," cibir Cassie cepat dan menjulurkan lidahnya. "Jangan pedulikan soal ini, Steffi" kata Cassie kepadaku.

"Ya.. Ya... Terserah lo aja sih. Tapi kita gak akan diam diri saja. Kita akan bertindak" seru Bella. "Gue memang udah senang, karena lo gak deket-deket lagi sama Iqbaal. Tapi lo tau kan gue begitu membenci lo!" lanjutnya lalu berlalu pergi.

"Nikmati hari-harimu" kata Salsha yang dapatku dengar.

Maksudnya apa?

"Lupakan saja perkataan mereka, Stef. Mereka hanya bisa menggertak saja" kata Cassie menenangkanku.

"Iya" kataku. Ada keraguan dari kata itu. Dan aku merasa ada yang aneh dan tidak tenang.

-

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku merapihkan buku-buku yang ada dimeja. Dan Salsha sudah mendekati Bella. Dan dapat ku dengar Bella berkata "Aku pulang sama Salsha ya. Kamu hati-hati" Iqbaal hanya mengangguk.

lady luck!! [ff IQBAAL&STEFFI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang