LL-17

2.3K 120 12
                                    


     Saat hari itu masa-masa ujian Steffi semuanya berantakan. Baru pertama kali Steffi merasa seperti ini saat ujian. Ditambah lagi ia sekelas dengan sosok Iqbaal. Saat mereka bertemu, yang Steffi lakukan hanyalah memandang Iqbaal, menatap lelaki itu yang bahkan kini sudah engan bertemu dengan sosok Steffi. Setiap menyapa Iqbaal dan mendapati kenyataan bahwa orang itu tidak membalasnya bahkan menganggap Steffi seperti angin lalu, bahkan tak tampak untuk dipandang. Hati Steffi terasa diremas. Dia sudah merusak segalanya. Keberuntungan yang selalu ia harapkan kini sirna hanya karena ia jujur atas kebohongannya. Jika bisa mengulang waktu. Steffi akan memilih untuk tidak jujur kepada Iqbal. Tapi, disisi lain. Steffi tidak ingin jika dirinya terus berbohong dan mengembang biakkan kebohongannya itu. Sudah banyak dosa yang ia lakukan, ia tidak ingin menambah dosa-dosa akibat kebohongannya.

      Ini hari terakhir Steffi ujian. Steffi mengerjakan soal matematikanya dengan asal. Ini kelemahannya. Semua yang berhubungan dengan angka adalah kelemahannya. Dan itu dapat diubah jika ia belajar dengan giat. Steffi melirik sosok Iqbal dan menghela napas. Sejurus kemudian Steffi bangkit dan langsung mengumpulkan soal itu kepada pengawas dan langsung saja Steffi mengambil tas dan melangkah keluar kelas. Sudah lama Steffi menjadi tidak berekspresi setiap Cassie menggodanya. Sesekali Bella dan Salsha mengejeknya. Bilang Steffi pembohong lah, mencari kesempatan dekat dengan Iqbaal karena berbohong, atau apalah.

      Steffi melangkah di koridor dengan wajah lesunya. Hanya dia doang yang sudah keluar dari kelasnya. Dan langsung melangkah keluar sekolah. Steffi sangat tidak bersemangat dan kali ini ia memilih untuk langsung pergi ke toko buku didekat kota. Steffi ingin mencari sesuatu yang menurutnya menarik. Sampai disana jemarinya menyusuri satu per-satu buku yang ada disana. Ia memandang buku yang ada di hadapannya. Buku yang salah satunya ada dikamarnya. Terdapat profil serta fakta-fakta idolanya didalam buku sana dan beberapa foto yang sengaja dipajang didalamnya. Steffi menghela napas panjang. Apa yang harus ia lakukan? Agar semua bisa menjadi semula, biasa saja. Bahkan jika ia tidak harus seperti dulu lagi Steffi ikhlas asalkan ia tidak menerima perlakuan Iqbaal yang menganggapnya seperti tidak ada bahkan tidak nyata.

      Handphone nya bergetar dan langsung saja Steffi melihat nya dan memandang layar datar tersebut. Dengan santai Steffi mengusap layar dan menerima panggilan telepon itu. Steffi terdiam menunggu seseorang di seberang sana memulai pembicaraan.

      "Hello~ Steffi Where are you?" suara yang sangat ia kenal. Cassie.

      "Toko buku. Kenapa?" Steffi menanyakan sambil ia memilih-milih buku yang terdapat dihadapannya. Memandang setiap judul yang ia lewati. Steffi menyapu setiap judul-judul buku itu dan ia berhenti pada suatu buku. Steffi mengambilnya dan membaca synopsis buku tersebut. Jika Aku Bisa. Itulah judul yang ia baca sinopsisnya. Mungkin hampir mirip dengan apa yang sekarang ia rasakan dan ia alami.

      "Steffi, sumpah gue bingung. Harus cerita ke elo atau enggak. Tapi ini penting!" seru Cassie dengan hebohnya. Steffi hanya memutarkan bola matanya dengan malas memikirkan sikap berlebihan sahabatnya itu.

      "Nggak usah lebay, please" mohon Steffi dan ia melanjutkan membaca isi buku tersebut sambil berdiri didekat rak buku tersebut.

      "Iqbaal kecelakaan"

      Kata-kata itu membuat Steffi menegang. Tubuhnya kaku dan pacuan dalam jantungnya juga tidak beraturan. Steffi menatap kosong dan sedikit terkejut. Buku yang tadi ia pegang terjatuh. Dengan gerakan cepat Steffi berlari keluar took buku itu dan ia langsung memacu gerakan kakinya. Steffi mengandalkan kedua kakinya ini. Setelah dipikir bahwa Steffi sangat jago dalam olahraga, terutama lari. Steffi berlari tanpa memikirkan sekitarnya dan tanpa sengaja Steffi menabrak seseorang yang membuatnya terjatuh. Steffi meminta maaf kepada orang yang ia tabrak walaupun disini Steffi yang terluka. Lututnya berdarah akibat mendarat di trotoar. Dan tanpa pikir panjang Steffi langsung melanjutkan larinya. Napasnya tergesa-gesa. Ia harus melihat keadaan Iqbaal.

lady luck!! [ff IQBAAL&STEFFI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang