Seseorang yang Ku Kira Tak 'Kan Datang

10 1 2
                                    

Seseorang menarikku ke sebuah ruangan yang ramai dan riuh. Akan ada presentasi yang panjang disini.

Aku duduk di barisan hampir paling belakang.

Acara berlangsung, ada banyak orang-orang usia 20 tahunan berbicara panjang lebar di depan kami.

Suhu ruangan memanas, ruangan mulai riuh.

Ku dengar seseorang tertawa kecil dibelakangku. Ah, orang ini. Aku kira dia tak akan datang karena influenza atau semacamnya. Sebenarnya, itu kata kawanku saat presentasi belum dimulai.

Ada bermacam-macam tipe orang disini. Dengan kegiatannya masing-masing pula. Ada yang mengobrol, ada yang berulang kali melirik kearah jam, ada yang sedang tersenyum sendirian melihat skrin ponsel, dan ada yang tertawa tawa melihat komedi. Aku pun ingin melihat sesuatu yang menarik dari ponselku tapi sialnya baterai ponselku benar-benar kosong.

Dengan terpaksa, aku coba fokus melihat kedepan saat yang lain sibuk dengan kegiatan yang aku sebutkan tadi. Ah, mungkin hanya aku saja yang merasa bosan ditempat ini.

Hingga seseorang yang tertawa kecil dibelakangku tadi menghampiri dan mengajakku berbicara.

Ya, kau benar. Seseorang yang aku kira ia tak akan datang karena influenza atau semacamnya. Dan selama tiga tahun melihat nya setiap hari, hingga hafal suara langkah kaki nya ketika berjalan, jam berapa ia akan masuk kelas, kapan ia mengecek ponsel, baru hari ini, diruangan yang panas dan riuh ini, baru ku tau, bahwa ia punya mata hazel. Aku serius.

"So you will studying Germany and you will studying Russian, right?"

Aku sebak disitu. Ini serius.

6 Februari 2016.

Perfect TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang