Part 17 : Jujur atau Berani
"....ya?" katanya ragu-ragu dan mengigit bibir, lalu menggelengkan kepala ketika mendengar suara yang ada di seberang telefon. Hatinya bergerak untuk berkata ya, tapi otaknya bersikeras kalau jawaban yang benar adalah tidak.
Tapi dia sudah terlalu sering menggunakan hati ketika berada di dekat Takeshi. Dia sudah terlalu sering bertindak impulsif ketika hatinya berkata demikian.
"Aku tidak bisa," ujarnya setengah hati, menarik selimut sampai ke atas lututnya. Dalam hatinya dia menyesal karena tidak bisa memaafkan dirinya sendiri;terlalu tertutup jika bersama orang lain.
Apalagi jika acara menginap yang diadakan gengnya Takeshi dan kawan-kawan. Demi apa, dia ajak! Tentu saja dia senang, tapi tidak mungkin dia bisa menerimanya. Kazuya akan mendelik kecewa kepadanya, berkata dia terlalu sibuk dengan kekasihnya sekarang, sahabat yang sibuk dengan pacarnya melupakan teman-temannya.
Sakura menghela napas dalam-dalam. Di seberang, terdengar nada Takeshi yang datar.
"ya sudah. Kalau kau tidak bisa datang, tidak apa-apa. Aku tidak memaksa."
Takeshi, sudah siap-siap menekan tombol merah di ponselnya, tertahan karena suara Sakura yang terdengar nyaring di sana. Mengatakan seperti 'Gomenasai'. Oh, sudahlah. Perkataan itu tidak bisa mengubah keputusan Sakura dari tidak ikut menjadi ikut, bukan?
Pemuda tersebut menutup sambungan telepon dengan hati yang tidak bisa dikatakan kecewa. Kontan saja dia membanting ponselnya di atas kasur dengan bantingan yang membuat ponsel itu sedikit melompat. Bayangkan saja, rekan-rekanya sudah mengajak pasangannya masing-masing. Ryouji sudah pasti mengajak Ayumu, Arata mengajak Anna(walaupun mereka juga belum bisa dikatakan pasangan), Alexander mengajak Stelia(dan rencananya dia akan menembak Stelia setelah acara menginap selesai), dan Naoki mengajak Agatha.
Apa lagi sih yang Sakura rencanakan? Memangnya Takeshi tidak cukup untuknya? Memang apa salahnya sih menerima tawaran Takeshi untuk berkumpul bersama teman-teman nya? Memangnya tidak bisa, ya, dia mengalah dan bersama Takeshi hari itu saja?
Dia mengumpat untuk kesekian kalinya sebelum membanting tubuhnya ke atas tempat tidur.
.
.
"Arata?"
"Check."
"Anna?"
"Check."
"Naoki?"
"Check."
"Aok-"
Ayumu mengerutkan ketika Ryouji menanyai hal yang tidak perlu ditanyakan. Pertanyaan retorik. "Sudah pasti, Mizuhashi Ryouji, karena Aoki akan menjadi kekasihnya Naoki dan dia sudah setuju jauh-jauh hari,"
Itukah yang dinamakan menjawab seperlunya?
Ryouji nyengir dan menggaruk-garuk kepalanya. "Kukira dia batal atau apa gitu, Oke, lanjut ... Alexander?"
Ayumu mendengus. "Check."
"Stelia?"
"Check."
"Takeshi?"
Ayumu terdiam sebentar, tidak berani menjawab langsung. Masih teringat kata-kata Takeshi kemarin malam kalau dia kesal sehingga tidak tahu akan ikut rencana mereka atau tidak. Sayangnya, Ayumu tidak akan membiarkan Takeshi meninggalkan acara ini. Ryouji pasti kecewa jika Takeshi tidak bisa mengikuti acara menginap ini untuk ulang tahunnya, tapi Ryouji tidak akan mengungkapnnya secara langsung. Ah, laki-laki.
YOU ARE READING
Friendship, Love and Hate.
Novela JuvenilCinta pertama? sejak mengenalnya aku mengetahui apa Arti cinta pertama. Unforggatablle. -. Mizuhashi Ryouji. Hey, salahkan bila aku sedikit mempunyai rasa kepadamu? Hey, sadarkah kau bahwa aku yang mendampingimu saat kau bersedih. Dan, selalu berusa...