Punishment

598 11 2
                                    


"Joe kita brenang yuk" ajak teman teman ku saat jam pelajaran terakhir telah selesai.

"Next time yy.. w ngk bsa klo sekarang, udah ad janji soalnya " aku merapikan buku dan memasukanya kedalam tas. Bersiap meninggalkan kelas. Sebenarnya aku ingin ikut. Tapi karna hari ini adalah hari pertama hukuman ku, mau tak mau aku harus menolak tawaran menyenangkan ini .

Ada rasa gugup saat aku melangkahkan kaki melewati lorong lorong sekolah . Aku membyangkn hukuman seperti apa yang akan aku terima. Mengepel?.menyapu?. Atau hormat ke tiang bendera ? Mungkin menulis tulisan di papan tulis seperti di film clark zone yang pernah aku tonton. Oh aku suka kartun itu.

Sedikit kekesalan tertanam dalam hati.Kenapa cuma aku saja yang di hukum, bagaimana dengan garry ?. Padahal perkelahian itukan ulahnya. Dimana ke adilan ?. Di mana bukti sila ke 5 dalam pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" yang selalu di koar koarkan oleh guru PKN,apa cuma aku saja yang orang indonesia dan garry tidak. Oh tentu saja dia bukan dari indonesia. Dia dari neraka. Neraka jahanam.

Aku berdiri di depan pintu kantor mr.nyle.
Rasanya aku ingin balik ke kelas saja. Selama 2tahun lebih aku disini, ini kali pertama aku di hukum. Sudahlah. Selalu ada kata pertama untuk segala hal .
Dengan satu tarikan napas, berusaha mengumpulkan keberanian ,kuputar kenop pintu dan masuk kedalam kantor.

Mr.nyle duduk di tepian meja dan menatap kearah kaca yang bercahaya terang oleh sinar matahari. Kedua tanganya memegang tepian meja sebagai tumpuan badan, matanya terpejam menikmati sinar matahari.

Dia lebih cocok jadi super model dengan pose dan ekspresi seperti itu. Dandananya pun bak cover cover majalah ternama. Kemeja warna biru gelap senada dengan matanya, lenganya di gulung ke atas memamerkan lenganya yang kokoh di tumbuhi bulu bulu halus yang menggoda berhiaskan jam tangan rolex .
Celana bahan hitam lengkap dengan sepatu pantofel yang di semir mengkilat. Rambutnya klimis di sisir ke arah belakang memberi kesan berwibawa.

Wow. This man know how to dress up.

My heart sound like it would be blow up. Cant stop it. Just by seeing this man stand in the edge of a table.

Dadaku bagaikan genderang perang yang di tabuh. Berhenti jantung. Berhenti. Pekiku dalam hati berusaha menenangkan diri.Aku takut mr.nyle bisa mendengar dentuman jantungku saking kerasnya. God... . What happened to me.?

"Permisi.. mr.nyle.." rasanya susah sekali untuk bicara, tapi aku tak bisa terus melihatnya berdiri anggun di sana, takut jatungku tidak kuat dan benar benar meledak.

Dia membuka mata dan mengalihkan padangnya ke arahku. Sebuah senyum menewan tergambar di wajahnya.

"Hey joevi."

"Boleh saya masuk..? " kataku bersopan santun .

"Kamu sudah di dalam joevi .. "

Bodoh. Saking gugupnya, aku lupa mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan tanpa permisi terlebih dahulu. Murid macam apa aku. Tak tau tatakrama.

"Silakan duduk .. " mr.nyle beranjak dari meja dan duduk di bangkunya.

Dengan sedikit malu, aku duduk di kursi di depanya.

"Jadi kita langsung saja mulai hukumannya..?"

"Iya.. saya di hukum apa mr.nyle ? Mengepel, menyapu, atau hormat ke tiang bendera ? "

Tawa kecil tersunging di mulut mr.nyle
"Tidak joevi.. bukan hukuman seperti itu.. aku hanya akan memintamu untuk menemani ku sampai pekerjaan ku selesai."

Aku hanya bengong. Hukuman macam apa itu-tentu saja aku dengan senang hati aku bersedia. Sebulan pun tak masalah. Atau sampai luluspun aku dengan cepat akan menggangukan kepala. Menemani pria tampan ini sesorean,siapa yang tidak mau ?.

LookingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang