Drunk

614 13 8
                                    

Malam apa yang di paling di tunggu setiap pasangan di dunia ?. Malam minggu. Tentu saja.

Setiap pasangan keluar dari "sarangnya". Menikmati malam yang panjang dengan berkeliling kota, Mengunjungi restoran atau hanya sekedar mojok di sudut sudut kota yang gelap, saling memadu kasih.

Bagaimana dengan aku yang masih sendiri (baca:jomblo)?. Oh tenang saja, aku bukan tipe tipe pria single yang hanya duduk di pinggiran jalan. Menggoda setiap wanita yang lewat. Aku pria single dengan teman yang luar biasa gokil (baca:gila).

Malam minggu ku adalah menghabiskan waktu bersama 2 orang sahabat terbaik. Malam ini kami berencana akan ke bioskop,nonton film di show terakhir , pulang larut subuh dan keesokan harinya tidur sampai sore.

Nadia dan daniel adalah sahabat yang sangat baik. Setiap malam minggu mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama ku. "Nanti kan juga bisa, lagian ngk seru " alasan mereka setiap aku menanyakan apa mereka tak ber malam minggu bersama pacar masing masing.

"Eh kita keliling dulu yu, sekalian cuci mata" seru nadia saat turun dari mobil. "Ngak!" Aku dan daniel menjawab bersamaan. "Cuci mata" bagi nadia adalah berkeliling ke setiap toko, mencoba baju di satu toko kemudian berkeliling ke toko lain untuk mencoba koleksi baju di toko tersebut. Hingga akhirnya balik ke tempat semula dan membeli baju yang pertama kali iya coba.  Pernah waktu itu kami gagal nonton gara gara nadia berteriak kesetanan memperebutkan baju bersama puluhan ibu ibu kesurupan karna ada "midnight sale" . Aku dan daniel menghabiskan dua jam melihat ibu ibu yang lupa diri. Acara nonton pun batal karna film yang akan kami tonton telah selesai saat nadia berhenti berbelanja karna promo "midnight" nya telah berakhir.

"Come on guys, cuma lihat doank kok " nadia memasang wajah memelas. Aku dan daniel saling menatap. Mencoba menyamakan pendapat. Kami mengelengkan kepala tanda menolak . "Aaaa , gimana kalau setelah w "lihat-lihat" w bakal trakti kalian" nadia mengankat alisnya. Ha!. Aku bukan pria yang bisa di sogok dengan mudah. Kami laki laki dengan pendirian teguh. Moto kami "pantang tarik apa yang telah terulur". Kami adalah penerus bangsa, harus berjiwa besar agar tak mudah luluh oleh sogokan. "W mw makan sushi". Daniel berjalan mengikuti nadia. (-_-). Oke. Lupakan.

Aku meminum "cappuccino" yang sebelumny kami beli di Starbucks saat akan menuju sushi tei. "Eh cakep ngk baju yang w pilih" nadia mengankat satu baju dari tas belanjaanya. Aku menggangukan kepala tanpa niat dengan tetap meminum cappuccino ku.

Tak seperti ku. Nadia dan daniel berasal dari keluarga yang berada. Mereka terbiasa hidup cukup mewah. Nadia tinggal bersama kedua orang tuanya yang berkerja sebagai pegawai swasta yang sudah mapan. Sedangkan daniel anak sematawayang.
Orang tuanya berada di kota seberang, ayahnya seorang manager di salah satu bank swasta, ibunya pengusaha butik yang sukses. Daniel memutuskan untuk sekolah di luar kota karna dia ingin mandiri. Hidup jauh dari orang tua.

"Kita hmppp berangkpmmmhh yu?" Daniel berbicara dengan mulutnya penuh makanan. "Dug" nadia memukul kepala daniel dengan tas nya. "Eh goblok, telan dulu baru ngomong". "Auccchh sakit tau!" Daniel menggosok kepalanya yang terkena pukulan nadia. "Lagi makan itu jangan sambil ngomong, ngk sopan" kata nadia bijak. "Eh sambalado, mendingan w ya daripada loe yang sendawa abis makan, ngk ada cantik cantiknya." Balas daniel. "Eh itu w ngk sengaja ya, kan lgian juga abis minum cola,kalau sendawa wajar donk" nadia mendengus. "Tetep aja mendingan w,bener kan joe?". Mereka berdua menatap ke arahku. Tatapan nadia seolah berbicara "awas kalau loe ngedukung dia, w bakal cincang loe jadi daging cincang" sedangkan daniel memberikan tatapan "kita udah temanan lama kan joe, sekarang w cuma minta loe buat dukung gua". Ha!.

"Eh..." opsi apa yang aku punya ? . Kalau aku mendukung nadia dengan sendawanya, maka aku akan mengecewakan daniel. Sedangkan kalau aku mendukung daniel aku akan berakhir di rumah makan padang menjadi danging cincang. Dua duanya pilihan yang buruk. "Ya?" Mereka berdua menunggu jawaban. "W duluan, mw liat triller film" aku mengambil cappuccino dan bergegas meninggalkan suhsi tei sebelum mereka berdua mulai mendesaku dengan pertanyaan aneh lainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LookingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang