Author's POV
Kyuhyun pergi dari rumahnya pagi-pagi sekali ke sekolah. Ia bertemu dengan Ryeowook di halte bus. Ryeowook memintanya untuk pergi sekolah bersama. Ia masih melihat mobil pribadi Ryeowook terparkir sejauh 50 meter dari halte. Ryeowook melihat matanya dan tersenyum. "Supirku hanya memastikan aku tidak diganggu orang jahat. Dia mengawasiku dari sana." Jelas Ryeowook tanpa ditanya.
Kyuhyun hanya mengangguk mengerti. Mereka menunggu bus dengan sabar. Hingga satu bus sekolah berhenti tepat di depan mereka. Ryeowook naik pertama kali dan membiarkan Kyuhyun yang membayar bus dengan uang koin. Mereka duduk berdua di sisi sebelah kiri. Ryeowook di dekat jendela.
Suasana kaku terasa menurut Kyuhyun. Ia bingung harus bicara apa pada Ryeowook. Padahal, setiap kali mereka saling mengirimkan pesan melalui ponsel, Kyuhyun akan lebih terbuka dengannya. Tapi, setiap kali mereka berdekatan secara langsung, tenggorokannya seperti tertahan. Haus dan sakit. Batuk adalah satu-satunya caranya bertahan hidup di samping Ryeowook.
Ryeowook merasa aneh dengan sikap Kyuhyun yang diam dan hanya batuk saja. Karena merasa dia perlu bicara, akhirnya dengan senyum manis ia melirik Kyuhyun yang tiba-tiba saja mengalihkan matanya ke arah lain. Ia menahan tawa. "Kyu... Kau sakit?"
Terlihat semburat merah di wajah Kyuhyun semakin jelas, ia menggeleng dan menundukkan kepalanya, menatap kedua tangan di atas pahanya. "Ani."
"Kenapa kau batuk terus? Apa aku membuatmu tidak nyaman? Aku menyebalkan? Kau marah padaku? Kau..."
"Tidak, Ryeowook!" Kyuhyun sedikit berteriak memotong pertanyaan Ryeowook. "Aku suka padamu."
Diam. Semuanya sunyi. Deru suara bus membuatnya terhenyuk. Keduanya, Ryeowook dan Kyuhyun tak bersuara. Bus berhenti sebentar untuk mengangkut penumpang. Setelah dirasa cukup lama terdiam Ryeowook mengambil suara.
"Jadi, Kyu, kau suka padaku?"Kyuhyun mengangguk. "Kenapa baru sekarang kau katakana? Aku hampir bosan menunggunya. Hmp! Aku kesal padamu!"
Melihat Ryeowook merajuk, Kyuhyun panik. 'Dia menolakku? Dia tidak suka aku?'
"Ryeowook?"
"Apa?"
"Aku minta maaf."
"Harus. Kau harus minta maaf. Aku pikir kau tidak suka aku. Hanya menganggap aku sebagai teman saja. Kau tahu? Aku juga menyukaimu. Ah! Tidak, aku mencintaimu." Ryeowook menepuk kedua pundak Kyuhyun dengan mantap. Kyuhyun yang sedikit terkejut bukan hanya pernyataan Ryeowook, tapi karena tiba-tiba saja ia mendekatkan wajahnya ke wajah Ryeowok. "Let's kiss."
Dengan sekali tarikan nafas, Kyuhyun memjamkan matanya dan mencium bibir Ryeowook pertama kali. Mimpinya untuk mencium bibir pink Ryeowook tercapai. Meskipun di dalam bus, namun ia sudah cukup senang. Ryeowook melingkarkan kedua tangannya di leher Kyuhyun. Kyuhyun memeluk Ryeowook erat-erat. Nafas mereka bersatu. Debaran jantung mereka seirama. Seisi bus menatap mereka tapi tak peduli apapun yang mereka lihat, Kyuhyun terus mencium Ryeowook, hingga udara untuk bernafas sungguh diperlukan.
Ryeowook mendorong pelan tubuh Kyuhyun yang nafasnya tersengal. "Kau terasa manis." Ujar Ryeowook malu-malu.
"Aku makan krim kue untuk sarapan tadi. Ibuku malas masak pagi." Jawab Kyuhyun dengan wajah merah seperti tomat. "Kau juga."
"Aku minum susu Hyukjae hyung."
Keduanya tertawa lepas. Semua beban di hati Kyuhyun terlepas. Rasanya seperti di atas awan. Melayang dan ringan. Ryeowook menggenggam tangannya erat, dan membuat Kyuhyun semakin nyaman.
"Ngomong-ngomong, apa kue yang dicuri Hyukjae hyung itu tak berbahaya?
"Kue?"
"Ah, bukan apa-apa..."
__oOo__
"Ah! Lee Donghae!! Kau membuatku sakit." Desis Hyukjae saat ia sudah sampai di sekolah. Tubuhnya masih terasa sakit. Semua gara-gara Donghae yang terlalu kasar padanya kemarin. Hidupnya seperti tersiksa. Tapi mereka menikmatinya. Baiklah, lewatkan penjelasan tentang itu kali ini. Aku malu. HAHAHAHA!!
"Ah, Mr. Lee. Ada apa dengan Anda? Anda kesulitan berjalan." Seorang murid perempuan melewati Hyukjae dan bertanya.
"Aku baru keluar dari rumah sakit, disuntik. Hehehe!" jawabnya asal.
Gadis itu mengangguk mengerti. "Apa Anda mau saya bantu? Kemari." Ia membantu Hyukjae dengan hati-hati. Hingga sampi di depan ruangannya, gadis itu membungkuk dan meninggalkan Hyukjae.
"Oh, jadi, sekarang kau suka gadis itu?" seseorang dari belakang Hyukjae berbicara. Ia tak perlu melihat siapa itu. Ia sudah kenal suara siapa itu. "Kenapa tidak menelponku, Hyukkie?"
"Ponselmu tidak dapat dihubungi." Jawab Hyukjae ketus. "Kenapa? Cemburu?"
'Aish! Kau sudah tahu, malah bertanya.' Gumam Donghae. "Ani... tapi gadis itu suka pria normal."
"Terserah." Donghae memperhatikan Hyukjae dari belakang. Sang guru berusaha duduk perlahan-lahan dan meringis kesakitan saat tubuh bagian bawahnya menyentuh benda keras itu. "Ouch!"
"Hyuk!" Donghae mengangkat tubuh Hyukjae dan mendudukan dia di atas pahanya. Keduanya tersenyum. Ia mencium lembut pipi Hyukjae. "Nyaman?"
"Akan lebih nyaman kalau ini kasurku." Komentar Hyukjae seperti anak kecil. Donghae tertawa renyah. "Untung saja tidak ada jadwal mengajar hari ini. Kau ini menyebalkan."
"Sudahlah. Berhenti menggerutu, dan kita nikamati hari ini di ruanganmu. Aku hampir berliur melihat wajahmu yang menggoda itu. Lihat, bibir ini..." Donghae mengusap lembut bibir pink Hyukjae dan menjilati bibirnya sendiri. "begitu mengundang."
Hyukjae tak berdiam diri lebih lama. Ia menarik kepala Donghae dan menciuminya dengan bahagia. Donghae pun membalasnya dengan senang. Tak berapa lama, mereka melepaskan ciuman mereka. "Tapi aku tak mau melakukannya. Sakit semua."
"Arachi.. arachi.."
"Donghae?"
"Ne, seonsaengnim?"
"Saranghae..."
"Naaadooo... seonsaengnim..."
~END~
YOU ARE READING
선생님, 사랑한다. (Seonsaengnim, saranghanda)
HumorKisah antara Hyukjae dan Donghae. Kedua Lee. Bagaimana kisah guru dan murid ini? Simak baik-baik ^_^ -------------------------- Icha's note: dan untuk kesekian kalinya, FF ini saya post. ini tempat terakhir :D