diary 1

46 4 1
                                    

Hii...salam kenal semua...
Amburadul ceritanya, maklum masih pertama...
Langsung ke cerita...

briyan, cowok populer di sekolah. Kulitnya putih, tinggi, keren, tajir, fans bejibun.
Terus ini gue, Agina, cuma dengan modal otak aja, gue kesini. Cewek kacamata, jangan tanya nilai PJOK gue, anjlok banget. Kalo dulu bukan paksaan ortu aja, gue gak bakal sekolah kesini.

Ini kisah kita...

"Hujan lagi" keluhku, padahal itu hanya gerimis. gue ambil sandal gue yang anti air dan mengganti sepatu gue dengan sandal itu.

Sesaat gue memandang langit. Ya langit satu satunya objek yang gue suka. Langit itu sangat indah, dia selalu bersama sama dengan bumi baik siang atau malam, baik hujan maupun terik matahari menyengat. Tak ada sehari pun langit meninggalkan bumi.

Tapi ada apa dengan langit hari ini? Suram sekali. Apakah hati ku juga seperti itu?
-----------------

Capek banget... hari senin emang bikin badan cekot cekot. Habis sekolah langsung les sampek jam 4. kalo udah gini tuh, benda yang gue lihat jadi ganda. Entah min gue nambah atau emang otak gue syaraf nya protes.

Hari ini gue nggak sama temen gue. Gue berangkat sekolah+les sendiri.

Jalan raya depan sekolah kalau jam segini emang macet macetnya ditambah lagi siswa siswa yang naik motor ugal ugalan.

"Gue mesti ati ati, fokus gin, fokus!"
Seeedtt, gue hampir aja ketabrak motor ninja merah, yang kayak nya, gue tau deh siapa yang naikin.

Itu dia briyan. cowok superhits di sekolah. Hati gue debaranya kenceng banget. Kaki gue lemes, susah buat berdiri. Mungkin karena shock gara gara hampir ketabrak dia.

Dia turun dari motornya lalu nolongin gue, mbantu gue berdiri. Eh gue kira dia mau bilang maaf
"Gimana sih, ati ati kalo jalan, ini jalan umum bukan jalan nenek lo. Untung gue yang nabrak, kalo bukan gue,abis lo entar." Briyan malah nyeramahin gue abis abisan

Etdah nih cowok kok kyak gitu sih...
Masa iya gue disini yang ketabrak tapi malah gue yang harus minta maaf.

Lalu dia naik motornya lagi dan bergegas menancap gas motornya. Dia pergi. Tanpa gue sempat bicara sepatah kata pun, disana gue cuma bisa nyengir sambil mringis menahan sakit karena kaki gue tergores sedikit.

Ih tuh upil badak kok bisa banyak fans nya sih. Udah tahu salah malah nggak minta maaf. Amit-amit gue suka sama tuh bocah.

Gue berjalan menyusuri trotoar yang basah terkena air hujan siang ini. Lengkap banget sih cobaan hari ini. Mulai dari ulangan dadakan, hampir ketabrak sama tuh anak, sampek kelaparan gara gara abang siomay nya nggak jualan.

Jam 13.30 di tempat les masih sepi, cuma segelintir siswa aja yang sudah datang. Gue duduk di kursi ruang konsul dan meletakkan kepala di meja nya sambil memegang sebotol air mineral yang sudah habis setengah. Sambil memejamkan mata gue mencoba buat rasa capek+amarah ini hilang. Dan semakin lama semakin tenang...
10 detik
20 detik
30 detik
Sampai....

"Eh bri, nanti gue nebeng yak? Nggak ada yang jemput gue nih, masa iya gue nebeng pacar gue. Kan malu" kata seorang cowok di samping galon air

Gue tetep memejamkan mata sampai gue sadar akan sesuatu...
"Bri?bri? Briyan?" Tebak gue
"Masa iya briyan. Ngapain coba tuh cowok kesini, kalo mau numpang ngadem sih, masih masuk akal. Alah bukan dia kan? Semoga aja bukan dia" pikirku menerka nerka

"Oke gampang bro, pokoknya traktir+ gantiin uang bensin" jawab seorang cowok lainnya

Gue masih dengan pendapat gue kalo tuh cowok bukan briyan, karena gue berpikir kalo gue cuma terbayang bayang dia aja sebab dendam dan rasa jengkel ini.

"Kok lo? Lo ngapain tiduran di sini?"
Kata cowok itu, yang sontak membuat gue yang terkejut dan membuat rasa kantuk ini hilang seketika. Dan benar saja ternyata dia briyan.

"Emang kenapa?"

"Ya nggak kenapa kenapa sih."

tapi gue pikir kok dunia ini sempit banget ya. Terus emang populasi manusia sekarang ini sudah berkurang drastis ya? Kok sampek gue ketemu sama lo sering banget."

"Mmm...bisa jadi, ya mungkin gue ditakdirkan buat menggantikan kemunculan cowok cowok ganteng lainnya."

"Ya deh terserah lo aja."

"Eh, nama lo agina?" Kata briyan sambil melihat name tag di seragamku

"Iya. Kenapa emang?"

"Enggak, nih roti. Mata lo kelihatan jelas banget kalo lo lagi kelaperan." Kata cowok tinggi itu sambil menyodorkan sebungkus roti blueberry

Dari hati gue yang paling dalam sih, gue mau, apalagi roti blueberry adalah kesukaan gue.

"Enggak ah, lo makan sendiri aja. Udah kenyang gue." Tolak gue sambil ngecek hpku yang bergetar.

"Udah ambil aja, nggak ada racunnya kok." Paksa briyan

"Umm...yaudah, makasih. Gue mau ke kelas dulu" gue bergegas ke kelas sambil menerima roti yang briyan kasih.

Jantung gue dari tadi berdetak Cepet banget.

Akhirnya temen gue datang juga. Namanya rahma, cewek yang jadi panutan gue karena kesabarannya yang luar biasa.

"Iss...ngapain lo senyum senyum sendiri, pipi lo merah lagi. Cieee jangan jangan lo abis di tembak lagi sama si azhar."tanya ku menyelidik

"Apaan sih gin." Jawab gadis itu malu malu

"Udahlah jujur aja."

"Iya, hari ini gue jadian"

"Cieee. Cerita dong."

"Nanti aja ah, gue nanti ke rumah lo gin."

Aku mengangguk menyetujui perkataan rahma
---------------
Aku menghempaskan tubuhku di kasur yang dibalut sprei biru sambil menatap langit langit kamarku. Dan aku segera mengganti seragam sekolah ini. Sambil menunggu kedatangan rahma. gue tiduran lagi di kasur sambil memejamkan mata, mengingat semua kejadian hari ini. Dan tanpa sengaja mengingat senyuman yang tergores di wajah tampan itu. Bukan keinginanku untuk mengingatnya, tapi tiba tiba saja dia muncul.

Dan gue meraih diary baru yang bercover warna pink di meja belajar sambil menulis satu satunya hal yang ada di pikiran gue "BRIYAN" di halaman pertama.

Terusin gak nih??....

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang