Maaf lama update, sibuk T.O soalnya...
Gimana kalau cuma gue yang cinta? Pasti kejam banget.
-------------------------
"Jalan ke rumah lo, setelah ini belok kemana?" Tanya Briyan
"Ke kiri. Lo turunin gue didepan gang aja." Jawabku
"Kenapa?" Tanya cowok itu lagi
"Takut ketahuan mama soalnya." Jawabku
"Takut? Oh, lo belum boleh pacaran?" Kata Briyan sambil tersenyum
"Ya gitu deh." Jawabku
Setelah Briyan nganter gue sampai gang, gue jalan kaki ke rumah. Yah, meskipun lumayan jauh, tapi nggak apa-apa daripada kena marah mama. Gue rasa rumput rumput di pinggir jalan merasa aneh melihat gue yang sedang senyum senyum nggak jelas. Gue berpikir andaikan semua ini nyata, bukan hanya suatu kepura-puraan. Tapi yang masih mengganggu pikiran adalah hal apa yang bikin briyan sampai pura pura pacaran. Apa mungkin dia gengsi sama temen-temennya karena belum punya pacar? Apa mungkin dia bakal menghadiri pesta topeng yang mengharuskan bawa pasangan kayak di sinetron? Atau jangan jangan dia bakalan di jodohin tapi dia nggak mau?
Pikiran pikiran yang konyol memenuhi otak. Ah, tapi biarlah. Nggak seharusnya gue tahu masalah orang lain yang bukan siapa-siapa gue.
Langit yang gue pandang kelihatanya semakin terlihat sedih, seakan akan sudah bersiap siap menjatuhkan air matanya.
Pandanganku ke langit teralihkan dan sontak gue terkejut gara-gara ada seseorang yang memeluk gue dari belakang. Keringat dingin keluar dari tubuh gue. Ketakutan merasuk ke tubuh dan gue langdung mengambil silet di saku seragam putih yang tadi digunakan buat praktikum.
Gue udah waspada dan bersiap-siap buat nodongin silet ke orang tersebut. Pelukan tersebut lepas dan gue segera menodongkan silet itu dengan mata merem.
"Hoi hoi gin, ini gue. Ngapain lo nodong gue?" Kata seorang cewek yang suaranya sudah tak asing lagi.
"Eng??" Kataku sambil membuka mata
"OMG riska! Udah lama banget gue nggak ketemu lo." Teriak histeris gue sambil melompat dan memeluk gadis tersebut
"Hahaha, biasa aja kali. Nggak perlu lompat lompat segala." Kata riska
"Kok lo jadi keren gini sih, padahal lo dulu cupu banget. Oh ya gimana kabar lo?" Kata gue
"Baik baik aja kok." Jawabnya singkat
"Lo lama banget nggak hubungin gue " kata ku
"Lo kali yang ganti ganti no hp mulu." Kata nya
"Eh Btw gue disini cuma 5 hari."kata riska
"Buseet, cepet banget." Keluhku
"Terus mau gimana lagi, liburan gue cuma segitu." Katanya pasrah
Sepanjang jalan kita saling berbagi cerita tentang kejadian-kejadian yang terjadi saat kita nggak bersama.
Gue kangen berat sama sahabat gue ini. Kalau gue sama rahma sahabatan udah dari TK, gue sama riska sahabatan udah dari lahir. Dia yang paling tahu gue luar dalam.
Setelah sampai di rumah, kita disambit oleh senyuman di wajah cantik mama dan makanan kesukaan gue dan riska yang memenuhi meja makan.
Perut gue udah nggak bisa diajak kompromi. Langsung aja gue mengulurkan tangan untuk mengambil sepotong paha ayam yang digoreng. Alhasil mama menggagalkan aksi gue dan menyuruh gue buat ganti baju dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
أدب المراهقينInilah hidupku. Masa-masa smp yang penuh warna bersamamu. Yahh, meski tak terbalas, aku harap kau juga merasakan hal yang sama bersamaku. Dan aku senang karena itu kamu, bukan yang lain.