(Give you a little flashback before the last paragraph on chapter three)
Justin POV
Aku dan selena berjalan memasuki sebuah club malam. Ia terlihat sangat sexy malam ini dengan mengenakan mini dress berwarna merah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yang memperlihatkan dengan jelas belahan dadanya dan kaki jenjangnya.
Kami berjalan menuju meja bar dan memesan 2 gelas bir, satu untukku dan satu untuknya. Kemudian aku duduk dikursi bar dan diikuti oleh Selena yang duduk disebelahku. Ia berbicara dengan bartender yang berada dihadapanku dan mengenalkanku padanya. Rupanya ia sudah mengenal bartender ini dengan baik dan dekat. Aku hanya tersenyum melihatnya.
Ia terlihat sangat cantik dan seksi malam ini. Aku menyukai matanya yang berwarna coklat dan bibirnya yang tebal juga berwarna merah saat ini karena ia menggunakan lipstick.
"Just? Justin?"
"Ah hm? Ya?" Jawabku dan kembali kedunia nyata.
"Wanna dance?"
"Ah ya of course"
Aku pun mengikutinya hingga akhirnya kami berada ditengah tengah orang yang sedang mabuk, bercumbu dengan pasangannya bahkan mungkin melakukan one night stand? Entahlah aku tidak peduli.
Aku hanya fokus pada wanita dihadapanku yang sedang merangkul leherku dan memainkan rambutku. Aku memandang wajahnya sebentar sebelum ia menempelkan bibirnya padaku. Aku tersentuk namun segera membalas ciumannya.
Ia menciumku dengan penuh nafsu. She bite my lips to get inside of mine, then i let her explore my mouth. Sesekali ia menarik rambutku.
Dia terus menciumku dan mendorongku hingga punggungku menabrak tembok. Aggresive, eh? Aku mencoba untuk mengimbangi permainannya dengan mengelus pahanya lalu kemudian menciumi lehernya dan menggigit cuping kupingnya. Dia mendesah dan mengangkat kepalanya kebelakang. Fuck. She is so damn hot.
"Ahm sorry" Kata seseorang menginterupsi kami. Hell. Selena melepas ciuman kami lalu berbalik kearah laki laki itu.
"Sel, can we talk?"
"Uhmm" selena melirikku lalu kemudian menganggukan kepalanya. "Wait Justin, just 10 minutes" aku menganggukan kepalaku.
Kemudian memutuskan untuk kembali kemeja bar tadi dan memesan segelas bir. Seorang wanita menghampiriku.
"Kau sendirian?" Tanya wanita itu dan aku hanya mengabaikannya.
"Hai! Aku berbicara denganmu, tampan" ucapnya. Aku hanya meneguk birku dan tetap tidak menggubrisnya.
"Baiklah baiklah, namaku Kenny" ucapnya tepat ditelinga dan menghembuskan nafasnya disekitar leherku. "But you can call me babe" katanya seraya ia mengangkat daguku. Bitch, eh?