three

118 13 2
                                    

Songs for this chapter
All that matters - Justin Bieber
A.M - One Direction

Aku memutuskan untuk bertemu dengan sahabatku, Emili didepan sebuah toko kaset yang berada tak jauh dari restaurant Italia yang tadi kukunjungi bersama Justin lalu disusul oleh Selena. Perempuan itu selalu merusak moodku.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, sebuah mobil berwarna pink berhenti tepat didepanku. Ah itu Emili. Aku segera masuk dan duduk disebelah kursi kemudinya. Kemudia Emili menancapkan gasnya lalu kami pergi ke sebuah kedai ice cream gelato.

Sesampainya disana, kami memesan rasa favorit kami masing masing lalu membayarnya dikasir dan memilih tempat duduk favorit kami yang berada diujung dekat pintu masuk.

"Jadi, bagaimana?" Tanya Emili.

"Bagaimana apanya?" Aku menaikkan alisku.

"Justin"

"Seperti biasa. Dia selalu mengabaikanku jika ada Selena. Tetapi diluar itu, ia akan sangat manis padaku"

"Apakah kau berpikir bahwa Justin menyukainya?"

"Yaa kupikir seperti itu"

"Nah. Im sorry before, tapi apa menurutmu yang membuat mereka tidak bersatu? Apa mungkin karena selena populer dan sedikit nakal? Dan justin bukanlah lelaki yang ia inginkan. Ya Justin cukup populer dikampus tetapi maksudku, Justin bukanlah orang yang termasuk dalam kesan bad boy. Secara mantan mantan pacar Selena adalah seorang bad boy "

"Ya aku tau. Tetapi bukankah ia sedang dekat dengan Niall?"

"Niall? Serius?"

"Hanya dengar saja. Tetapi aku tak tau siapa itu Niall"

"Astaga! Kau tak tau? Dia bergabung dalam sebuah band bernama White Eskimo bersama dengan keempat temannya! Oh my God! Kupikir Selena akan lebih memilih berkencan bersama keempat teman Niall yang terlihat tampan dan memilik tampang bad boy dibandingkan dengan Niall sendiri. Dia terlihat... polos?"

"Serius. Aku tidak tau mereka."

"Kau harus lebih pandai bergaul, Jaz" kata Emili seraya ia menertawakan kebodohanku.

"Hei! Bukannya aku tidak pandai bergaul, aku hanya malas" balasku sambil memutar mataku.

"Oh ya? Aku tak yakin" ia menggodaku dengan mencolek daguku.

"Ya"

"Baiklah baiklah, mungkin bukan kau yang tak pandai bergaul. Hanya saja kau malas melihat lelaki lain selain Justin. Bukan begitu?"

"E-eh tidak.. uhm ya kurasa. Aku hanya.." kataku dan lagi lagi Emili tertawa dengan keras. Menertawakanku. Baiklah aku akui aku memang malas berkenalan dengan senior ataupun junior dan bahkan teman seangkatanku jika mereka tidak memperkenalkan diri kepadaku. Dalam arti lain, mengajakku berkenalan.

"Kau sangatlah lucu Jazmyn!" Kata Emili sambil tertawa.

"Diamlah, em"

"Okay okay, cobalah mencari tau sedikit tentang mereka berlima. Atau memulailah untuk berkenalan dengan orang lain"

"Baiklah. Tunjukkan padaku yang mana mereka"

"Aw Jazmyn! Seseorang sedang mencoba untuk bergaul" kata Emili dan aku hanya memutar mataku.

●●●

Aku meluruskan kakiku disofa ruang TV dan menonton film favoritku. The Lion King. Aku sangat menyukai film tersebut karena jalan ceritanya yang bagus dan sukses membuatku menangis pada serial pertamanya dimana ketika Mufasa mati setelah mencoba menyelamatkan Simba. Aku sangat membenci Scar, ia sangat sangat licik dan merupakan dalang dalam pembunuhan Mufasa. Sedangkan character yang paling aku sukai adalah Mufasa, ayah Simba. Ia memiliki rupa yang menawan, tegas dan gagah. Meskipun ia adalah seekor singa.

Seseorang mengetuk pintu apartmentku dan menunjukkan seorang Justin disana.

"Hi"

"Hi"

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Menonton film" kataku, kemudian Justin bergabung denganku dan duduk disebelahku.

"The Lion King?" Ia menaikkan satu alisnya

"Like what you see"

"Aku membawakanmu pizza yang tadi kamu pesan. You must be forgot it" kata Justin. Serius aku lupa? Kupikir ia yang lupa bahwa aku memesan pizza lalu kemudian Selena datang dan ia menganggapku seperti sebuah obat nyamuk kemudian aku pergi dan ia hanya melepaskanku begitu saja tanpa berusaha untuk mencegahku.

"Ah ya i forgot it" i lied. Aku mengambil pizzanya dan memanaskannya didalam microwave. Kebetulan aku belum makan malam hari ini. Jadi aku akan memakan pizza tersebut sebagai hidangan makan malamku.

"Aku akan kembali kekamarku" katanya. Sekedar memberitahu, aku dan Justin tinggal di satu gedung apartment yang sama. Tetapi, ia tinggal di rumah apartment tepat disebelahku. Meskipun ia memiliki apartment sendiri, hanya saja ia lebih sering menginap ditempatku. Dikamar seberang kamarku.

"Yaa" tumben sekali dia tidak menginap disini?

Ia pergi dari rumahku, rumah disini yang kumaksudkan adalah apartment. Aku menghela nafas dan berbalik untuk menge-check pizzaku. Setelah itu aku mengeluarkannya dari microwave dan menaruhnya diatas piring lalu membawanya ke meja didepan TV.

●●●

-2 a.m-

*DOR DOR DOR*

"JAZMYN OPEN THE DOOR!"

"JAZMYN!"

"FUCK! WHERE ARE YOU?!"

"GOD DAMN IT JAZMYN OPEN THE DOOR!"

Aku terbangun oleh suara suara yang sepertinya berada diluar pintu apartmentku. Aku melihat jam dan ini pukul 2 pagi. The hell. Who the fuck is that? Menggedor gedor pintu dan berteriak pada jam 2 pagi? Stupid as hell.

Aku meregangkan ototku sejenak sebelum memutuskan untuk melihat siapakah orang ini yang menggedor pintu dan meneriakkan namaku di waktu pukul 2 pagi. Aku bangkit dan keluar kamar lalu membuka pintu apartmentku.

What the actually fuck is going on?!

⏰⏰⏰⏰⏰⏰⏰

MAAFKAN SAYA YANG UDAH BEBERAPA HARI NGGA UPDATE KARENA LAGI BINGUNG MIKIRIN CERITANYA HEHE.

SEBENERNYA AKU UDAH NULIS 1 CHAPTER TAPI KAYANYA NGGA NYAMBUNG SAMA CHAPTER SEBELUMNYA DAN ITU LEBIH NYAMBUNG KEJALAN CERITANYA KEDEPAN. SO SORRY! IS IT TOO LATE NOW TO SAY SORRY?

OH YAAA AKU NULIS BANDNYA NIALL DKK ITU WHITE ESKIMO SOALNYA GUA UDAH KEBURU NULIS ONE DIRECTION DI CHAPTER AWAL HUHUUU NTAR GUA KAYANYA BAKAL NGERUBAH DEH JADI GA ADA 1D DIAWAL HEHE

WELL LEAVE YOUR VOTE AND COMMENTS! THANK YOUUUU XX

You'll Make It | J.b ✖ H.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang