Part 7

1.1K 117 25
                                    



Greyson's POV

Aku sedang dalam perjalanan pulang. Sendirian didalam taksi sambil memeluk boneka beruang dan juga robot Iron Man. Isi kepala ku dipenuhi berbagai macam hal. Dari mulai persoalan kantor sampai hal sepele. Satu persatu hutang-hutang ku sudah terlunasi. Sekarang, saatnya menabung untuk masa depan Quin dan Zach. Aku ingin salah satu dari mereka menjadi seorang musisi. Biarlah aku yang gagal merintis karir musik ku, namun jangan kedua anak ku.

Ku berikan beberapa dollar kepada sang supir lalu turun dari mobil. Mataku terpejam menghirup udara dan kembali terbuka sambil tersenyum memandang rumah ku. Baru pergi beberapa hari saja terasa berbulan-bulan.

Bel ku tekan. Menunggu beberapa saat sampai akhirnya Ibu ku membukakan pintu. Ibu memelukku dan mengatakan bahwa Quinn dan Zachary sedang bermain didalam ruang kerjaku.

"Aku ingin menemui mereka," ujarku.

Suara gaduh terdengar sampai keluar. Hening seketika datang ketika aku membuka pintu. Mereka berdua tertegun menatapku. Aku pun ikut terdiam beberapa saat, "Kalian tidak ingin memelukku?"

Senyuman gigi ompong akhirnya terpancar diwajah mereka, "Daddy," Zachary dan Quinn memelukku.

"Lihat, Daddy bawakan mainan baru,"

Quinn dan Zachary menjerit girang. Ku giring mereka keluar ruangan untuk menemui Ibuku.

Pukul delapan malam, Zachary dan Quinn sudah memakai piyama tidurnya. Aku sedang mengurus beberapa berkas yang belum selesai ku ketik kemarin. Quinn menghampiri ku. Kepalanya menyembul dari bawah lalu naik, duduk diatas pangkuanku.

"Dad sedang apa?"

"Hanya menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda," jawabku sambil mendaratkan ciuman kecil pada pipi gembulnya.

"Dad, jangan bertemu dengan Mag Mag lagi," ujar Quinn tiba-tiba. Jemariku berhenti mengetik, berganti dengan mataku yang menatap Quinn dengan tatapan bertanya.

"Ada apa dengan dia?"

Quinn memainkan ujung piyamanya, "Ia jahat padaku dan Zach,"

Segera ku tutup laptopku, lalu membawa Quinn ke tempat tidur, "Jahat? Bagaimana ia menjahati kalian?" Batin ku berharap bahwa apa yang dikatakan Quinn hanyalah bualan belaka, maksudku, Ia tidak benar-benar mengklaim Maggie itu orang jahat. Bisa jadi hanya masalah sepele yang membuat sudut pandangnya mengatakan bahwa Maggie jahat.

"Ia sering mencubitku," Quinn menunjukkan luka lebam didekat betisnya, "Luka ini karena cubitannya. Jika aku dan Zachary berisik, ia segera melayangkan cubitannya padaku,"

Aku diam menatap luka yang ada dikaki Quinn. Masih dalam keadaan tidak percaya, "Quinn, tidak berbohong, 'kan?"

Quinn mengangguk, "Dad bilang berbohong itu dosa besar. Tuhan tidak suka itu,"

Astaga...

"Dad janji tidak akan dekat-dekat dengannya lagi," ujarku. Quinn pun tersenyum, "Sekarang tolong panggilkan Zachary. Dad ingin tidur bersama kalian," Quinn beranjak dari pangkuanku, ia berlari keluar untuk memanggil Zach.

Rasa rindu ku terobati ketika membacakan dongeng favorit mereka. Belum sampai akhir cerita, mereka berdua sudah terlelap. Ku tarik selimut hingga dada mereka dan tidak lupa memberikan kecupan selamat tidur.

New Journey [Greyson Chance]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang